Jodoh Pasti Bertemu

376 41 0
                                    

Perkenalkan nama ku Jennie anak pertama dari dua bersaudara umur ku saat ini sudah menginjak dua puluh tujuh tahun. Aku bekerja sebagai dokter umum di salah satu rumah sakit milik keluarga. Menjadi dokter adalah impian ku sejak kecil.

Sebagai seorang dokter sering kali membuatku pulang larut malam seperti saat ini jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam karena sudah tidak ada pasien yang harus di periksa lagi aku pun memutuskan untuk pulang.

"Sayang, tumben kamu udah pulang?" Tanya Mama ku bernama Mama Chaerin

"Iya Ma, karena udah gak ada pasien lagi jadi aku mutusin buat pulang cepet" Jawab ku mendudukan pantat di sofa sebelah Mama yang saat ini berada di ruang keluarga.

"Jen, Mama minta tolong kamu buat ketemu sama anak sahabat Mama, kamu mau ya sayang?"

Aku diam tak menjawab pertanyaan Mama dan memilih pergi ke dapur untuk mengambil air dingin di dalam kulkas untuk membasahi kerongkongan ku yang tiba tiba saja menjadi kering, setelah mengambil air aku membawanya ke ruang keluarga dan mulai duduk kembali di samping Mama.

Keheningan pun terjadi.

"Kami sudah pengen nimang cucu Jen. Kamu gk kasihan sama Papa dan Mama yang sudah semakin tua ini. Umur kamu juga tidak muda lagi nak sudah waktunya kamu nikah, mau nunggu apalagi" Celetuk Papa ku Papa Jiyong

"Uhuk.."

Aku tersedak minuman yang baru saja aku minum setelah mendengar kata Papa.

Aku masih tetap memilih diam tidak mejawab satu kata pun walaupun sebenernya jantung ku mendadak berdebar sangat kencang. Akhirnya aku memutuskan beranjak pergi ke lantai atas menuju kamar ku meninggalkan kedua orang tua ku. Aku gak mau denger kelanjutan yang akan Papa ucapin setelah ini karena aku yakin aku akan di desak habis habisan. Kenapa tiba tiba jadi membahas soal ini sih jujur aku lagi malas saat ini.

Hingga perkataan Papa sukses membuat ku jadi kepikiran dan membuatku tak bisa tidur semalaman.










































"Pagi Jen.. tumben muka kamu lesu banget hari ini?"
Sapa dr. Irene rekan sekaligus sahabat ku.

"Hmmm.. aku gak bisa tidur semalaman" Jawab ku dengan muka sendu

"Kenapa?  Kamu lagi ada masalah? Sini cerita sama aku"

"Papa sama Mama nyuruh aku cepet nikah Kak" aku menghela nafas

"Waahh.. bagus dong Jen kalo kayak gitu.  Lagian umur kamu juga udah pas buat nikah"

"Huuffttt!!  Kakak sama aja kayak Papa Mama, Bukannya ngasih saran yang bagus.  Udah lah aku mau ke ruangan ku, Duluan Kak.."

Belum sempat Kak Irene menjawab Aku sudah pergi meninggalkannya haha.

"Haiss! anak itu"





























Setelah sampai di ruangan ku, aku mulai melihat daftar² pasien yang harus di kunjungi pagi ini.

Tok..  tok...

"Masuk"

Ceklek. . .

" Iya suster Leehi ada apa?"

"Maaf mengganggu, Dok.. . Tadi malam setelah Dokter Jennie pulang ada seorang Pria yang kesini mencari Dokter"

Aku mengeryitkan dahi.

One ShotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang