Ine, Kyoto, 25 November, tahun yang sama
ー🍁🍁🍁ー
"Wah, kau yang baru pindah kemarin itu ya?"
Si gadis berhenti di tengah jalannya, menatap seorang perempuan tua yang mungkin berumur pertengahan 40. Dari penampilan rapih dan modisnya, sepertinya perempuan tua ini seorang pemilik toko atau pengusaha di pertokoan kota. Rambutnya berwarna pirang platina yang terlihat natural, namun ujung keriting rambutnya justru terlihat tidak natural. Matanya sayu, tetapi ia selalu menatap lawan bicaranya. Ditambah dengan ucapannya yang terdengar ketus dan keras sehingga menimbulkan kesan galak. Walau begitu, pemilihan kosakata kalimatnya adalah kalimat formal seperti orang tua, sehingga perempuan tua di depannya ini seperti berusaha untuk tidak terlihat galak, atau mungkin ia sedang menghilangkan sebuah tabiat buruk yang sudah lama menempel padanya.
"Benar, nama saya [Name]. Senang bertemu dengan anda," Sang gadis berhenti di tengah kalimatnya, menatap sosok perempuan tua di hadapannya dengan pandangan bertanya.
"Ah, Aku? Namaku Inumaki Ibara.* Aku pindah kemari karena Suamiku ingin kabur dari keluarga besarnya. Senang bertemu denganmu juga." Balas Ibara.
Kabur sebenarnya adalah kalimat yang terdengar sangat tidak baik. Tetapi untuk mengatakan kabur dengan begitu santainya, mungkin Ibara sudah terbiasa atau sudah lelah menghadapi kenyataan kalau ia sedang berada di pelarian tanpa alasan. Semua orang memiliki fase lelah dan pasrah mereka bukan? Karena itu, [Name] yakin sekali kalau Ibara sedang di fase itu. Sayang, gadis itu hanya memilih untuk menundukkan wajahnya daripada menjawab Ibara.
Mereka bercakap ringan, tentang udara, topik berita, dan beberapa hal yang sangat amat biasa lainnya. Sesekali Ibara menggantung kalimatnya untuk menghisap rokok di tangannya, sampai akhirnya satu kotak rokok di tangannya pun habis ketika obrolan mereka belum juga habis. Akhirnya Ibara pamit untuk kembali ke dalam rumahnya dan mengakhiri percakapan mereka di legenda Urashima Tarou.
Sang gadis pun melambaikan tangannya sampai Ibara menutup pintu rumah dengan satu bantingan keras dan teriakan entah kepada siapa. [Name] menghela nafas, ia mengalihkan pandangannya ke rumah seberang Ibara, yang mana gorden berwarna kelabu di lantai dua ditutup cepat-cepat ketika ia mengalihkan pandangannya. Lagi-lagi ia menghela nafas. [Name] melambaikan tangannya sambil tersenyum ke arah rumah dengan gorden tertutup, entah lambaian tangannya sampai atau justru malah dibiarkan begitu saja. Setidaknya dia sudah berusaha.
ー🍁🍁🍁ー
Satoru kembali mengintip dari sela-sela gorden, jalan di depan rumahnya sepi seperti biasanya. Hanya ada satu-dua orang yang saling berpapasan dan mengucap salam. Tapi masalah sebenarnya untuk Satoru adalah tetangganya. Satoru hanya ingin memastikan kalau Ibara dari rumah sebelah Yaga sudah selesai mengobrol dengan [Name] sehingga Satoru bisa keluar dan pergi ke tokonya tanpa harus dengan kikuk menyapa mereka berdua. Satoru bukan tipe orang yang bisa berkata 'hai! Oh benar, kemarin kita kan baru bertengkar hahaha! Tapi aku akan tetap berbicara denganmu!' di depan orang. Satoru ingat waktu ia bertengkar dengan Suguru karena masalah seputar Klub, ia tidak berbicara dengan temannya selama hampir sebulan jika Shoko tidak memaksa mereka berdua untuk berbaikan.
Benar, Satoru bukan orang yang akan melupakan masalah seperti mengeluarkan oksigen dari hidungnya setiap hari. Dan masalahnya dengan sang mantan kekasih memiliki sejarah panjang yang sangat tidak ingin ia bahas lagi. Karena membahasnya terakhir kali saja berhasil membuatnya kabur sampai ke Ine. Kalau di bahas lagi mau kemana Satoru pergi? Ke laut dan membiarkan dirinya terhanyut hingga menjadi bangkai mengambang? Tentu ia tidak mau.
Sang pria menghela nafas panjang. Mungkin ada baiknya hari ini ia bolos kerja dulu. Toh, memang toko itu hanya miliknya. Ia bos dan pegawai secara bersamaan. Mau bolos setiap hari pun tidak akan ada yang memecatnya. Walau sebenarnya Satoru ingin sekali bertemu dengan orang-orang yang memiliki keantusiasan dengan barang antik seperti dirinya.
Satoru membuka ponselnya dan menyelami sosial media. Matanya bergerak mengikuti teks bacaan mengenai apa saja yang sedang terjadi di luar sana saat ini. Berada di Ine juga membuat Satoru cukup ketinggalan berita. Karena, Ine adalah kota kecil yang berada di pinggiran Kyoto, tempat yang dikatakan sebagai tempat Urashima Tarou berasal.
Ine memang kota yang kecil. Terlebih Satoru memilih untuk menetap di dekat Funaya yang hanya ramai ketika musim liburan tiba. Karena itu orang-orang yang saling berpapasan di sekitar daerahnya mungkin akan terus berpapasan sampai setidaknya salah satu dari mereka pindah atau mati. Satoru tahu betul itu yang akan ia alami dengan mantan kekasihnya, karena itu rasanya ia agak ogah untuk keluar dari rumah kecilnya hari ini.
Satoru menghela nafas. Ia mengusak rambutnya dengan kasar. Lagi-lagi dalam hati ia menyalahkan Tuhan yang mungkin sekarang sedang terkekeh geli melihat ia kesulitan. Mungkin tahun depan dia benar-benar harus berkunjung ke Kuil dan berdo'a dengan serius ketimbang mabuk sampai matahari terbit.
Sekali lagi, Satoru mengintip ke luar jendela dengan sangat tidak hati-hati hanya untuk menemukan [Name] yang mengalihkan pandangan ke arah kamarnya. Satoru buru-buru menutup gorden dengan bunyi berisik. Satoru yakin kalau [Name] melihat ia mengintip, tapi peduli setan. Yang penting Satoru sudah bersembunyi walau tidak lihai. Walau begitu, bertolak belakang dengan sikap ogah-ogahannya, Satoru bisa merasakan sudut bibirnya tertarik.
Ah, Satoru, Satoru. Mungkin harusnya kau menata perasaanmu terlebih dahulu daripada bertingkah malu layaknya anak kecil yang baru diberi Permen karena telah membantu membersihkan sampah di Sekolah.
ー🍁🍁🍁ー
Footnote :
[1] Nama Ibu dari Inumaki Toge di Jujutsu Kaisen bukanlah Inumaki Ibara. Nama ini hanya sebuah permainan kata yang dibuat-buat oleh penulis fanfiksi ini. Kanji pada nama Toge (棘 "Toge") memiliki arti Tertusuk atau Duri. Nama Ibara (茨 "Ibara") juga nama yang memiliki arti Duri, dengan kanji yang berbeda. Sekali lagi, nama ini dibuat berdasarkan permainan kata belaka. Nama ini bukan nama asli dari Ibu Inumaki Toge.
KAMU SEDANG MEMBACA
隣の人 『 Gojo Satoru x Readers 』[✓]
Fanfiction- Modern Timeline - Setelah mengalami patah hati yang berat dengan kekasihnya, Gojo Satoru memutuskan untuk pindah ke kota kecil untuk meninggalkan semua kenangan yang dia miliki bersama kekasihnya. Dia membeli sebuah rumah kecil, mencari nafkah, be...