5

1.5K 124 7
                                    

Angin menerpa dari arah kolam renang yang tenang siang ini. Pancaran matahari menyinari masuk ke sela gorden yang pintunya terbuka lebar.

Jennie muncul disana. Mengibaskan rambutnya setelah bangun tidur selama Rosie duduk di samping kolam, tiduran disana sejak pagi tadi.

Jennie datang mendekat. Mata Rosie terbuka di balik kacamata yang menghalangi silaunya mentari.

Istrinya rebahan di atas tubuh saat pria ini tersenyum kecil, memberi pelukan dan elusan kepala.

Sempat Rosie mengecup kening Jennie. Lalu mematikan musik dari arah hpnya di atas meja kecil sebelah jelas kopi yang setengah habis.

" Aku bermimpi lagi."

" Apa?"

" Mempunyai anak." Jawab Jennie dan Rosie diam dengan tatapan dimana dia tetap anti anak kecil.

" Apa mau memilikinya?" Tanya Rosie.

" Harapanku menikah adalah anak." Jawab Jennie, sambil dia mendongak, menatap Rosie yang nunduk lagi, mengecup sekilas bibirnya.

" Tidak untuk mengadopsi." Lanjutnya segera.

" Apa aku mengatakan sesuatu tadi?"

" Aku cuman mengantisipasi karena kamu berfikir untuk mengadopsi." Jawab Jennie dan Rosie mengangkat sekalian tubuh istrinya untuk terduduk di atas paha.

Jennie mengusap pipi Rosie. Dia bahkan melepas kacamatanya agar bisa menatap mata suami.

" Sanggup?" Tanya Rosie.

Jennie mengangguk pelan.

Untuk sekarang, Rosie mau mengalah. Dia langsung berdiri, mengangkat gendong Jennie masuk ke dalam kamar lagi. Dia tidak mau menekan Jennie lagi perihal anak! Tapi dia mengatakan hal ini.....Saat kamu mengandung, tetaplah menuruti apa yang aku tidak suka dan aku suka. Aku membenci orang lain datang bahkan temanmu kemari untuk melihat bayi kita.

Jennie sempat ingin menolak dengan berbagai alasan. Tapi Rosie suaminya! Dia punya alasan kenapa meminta hal seperti ini.

Cup! Kecupan Rosie mendarat di dadanya sambil tangan mengelus pelan pipi Jennie lalu turun ke leher.

" Ahh~~" Desah pelan Jennie. Masih bisa dia tahan karena belum sampai dimana Rosie ingin menyiksa.

" 1 bulan aku memikirkan tubuhmu." Katanya sambil melepas celana dalam Jennie, membuka angkat tank top Jennie jatuh ke bawah kasur.

" Kenapa tidak memintanya pada Irene?" Tanya Jennie. Memeluk leher Rosie yang tertidur lagi, mendorong pelan juniornya masuk sambil membuang pelan nafasnya, menatap Jennie terpejam, sempat meremas sebentar leher Rosie.

" Aku lebih tertarik melihat wajahmu..." Jawab Rosie, menahan leher Jennie agar tidak banyak bergerak.

" So sexy baby~~" Lanjutnya barengan dengan desahan kuat Jennie sambil meremas seprai.

" Argghh~~" Erang Rosie. Mendorong kuat sambil mengelus paha Jennie dan meremas gundukannya.

" Faster hubby~~ ahh!!"

" Faster?" Senyum Rosie.

Karena Jennie terbiasa tersiksa di kasur, dia memintanya lebih.

Rosie mempercepat gerakannya. Dia menahan kedua tangan Jennie di bawah bantal, kemudian bibirnya ikut menyerang.

Kasur ini kuat! Beli miliaran cuman karena berhubungan seks dengan Jennie. Setidaknya mereka nyaman dan Rosie pria yang selalu memfasilitasi untuk menyiksa istri.

" Em!" Dehem Jennie yang terduduk di pangkuan.

Pria ini membenarkan rambut Jennie. Dia mengecup bibir itu saat istri menyerang.

Jove 8 | Darker Love II 🔞 ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang