kembali sekolah

62 22 21
                                    

Hidup itu seperti syuting drama, selalu ada antagonis dan protagonis yang memainkan peran 🍂

:
:
V

Membaca buku harian Suzy  membuat Sooji dalam suasana hati yang buruk. Pagi ini pun keadaan gadis itu masih terbilang cukup buruk. Mata bengkak dan wajah kusut. Meskipun begitu, tidak mengurangi tingkat cantiknya.

Mama nya yang khawatir beberapa kali menanyakan kondisinya, bahkan wanita baik hati itu sempat memintanya tetap beristirahat di kamar. Suzy yang keras kepala pun langsung menolak dan gigih meyakinkan Mama nya jika kondisinya baik.

Dia dengan berat menyeret langkahnya dihalaman sekolah. Di depannya entah apa yang menantinya.

Di sinilah neraka Suzy dimulai. Tempat yang membuat gadis muda itu berhenti mengejar masa depannya. Masa muda yang semestinya penuh warna tidak didapatnya, malah sebaliknya, suram dan sunyi.

Bae Suzy asli bertahan seorang diri di sini.

Bae Suzy yang sekarang bukan Bae Suzy yang dulu karena jiwa Bae Sooji yang mengisi raga ini. Maka hidupnya juga harus berubah. Sooji sudah berjanji pada Suzy untuk memberikan cerita yang lebih indah di kehidupannya kali ini.

"Fighting Suzy!" Ucapnya menyemangati diri sendiri.

Sepanjang lorong semua nampak baik-baik saja. Hanya beberapa siswa-siswi melihat kearahnya dengan saling berbisik. Irena, kakaknya terlihat biasa saja. Tetap acuh terhadapnya.

Apa dia akan diam saja. Argh... Aku tidak tahu kelasku. Setidaknya bicaralah, batin Suzy geram.

Sekolah ini cukup besar, menurut informasi dari goodel, Sarang High School adalah salah satu sekolah terbesar dan bergengsing di korea. Lorong masih  ditelusurinya entah sampai kapan pikir Suzy. Bahkan ini sudah lantai ke empat.

Irena pun berbalik menatap Suzy dengan tatapan jengah. Adiknya bodoh atau apa. Melihat kelakuannya sekarang membuatnya muak namun ia sedikit menekan ego nya. Mengingat kondisi adiknya yang tidak baik tidak bisa ia sepenuhnya berbuat seperti sebelumnya.

"Lantai tiga, 11 - 2."

Satu fakta yang baru ia ketahui bahwa ternyata mereka cuma berbeda umur satu tahun. Dan lihat kakaknya ternyata masih peduli. Syukurlah setidaknya wanita di depannya itu masih memiliki hati untuk adiknya.

"Terimakasih kak." Balas Suzy dengan senyum lebarnya.

Irena berdecak kesal. Kemudian melenggang memasuki kelas tanpa peduli lagi terhadap adiknya. Toh adiknya itu sudah besar, pikirnya.

🍂


Setelah menemukan kelasnya Suzy memutuskan duduk di bangku paling belakang dekat jendela. Bangku yang tidak terlihat dan menarik banyak perhatian. Toh dia rasa penghuni kelas ini tak mempedulikan karena Suzy asli adalah murid bayangan dan korban bully.

Di sisi lain Suzy juga malas harus belajar. Ayolah, di kehidupan sebelumnya dia sudah belajar bahkan hingga perguruan tinggi. Tidak tanggung-tanggung dia menyabet gelar mahasiswa terbaik. Jadi tidak apa-apa kali ini dia malas belajar toh dia sudah sangat pintar.

Di sekolah ini Suzy tahu, selain para murid ternyata para guru juga tidak peduli dengan dirinya.

🍂


"Menyebalkan, seumur hidup aku tidak pernah diabaikan. Meskipun mereka memperhatikan ku tapi aku tidak suka dengan tatapan mengejek mereka. Sungguh Bae Suzy yang malang," monolog Suzy.

Gadis itu berjalan seorang diri menuju kantin. Sebenarnya dirinya malas untuk ke kantin tapi apa boleh buat perutnya terus berbunyi minta di isi.

Bruk!

Suzy terduduk meringis. Cukup sakit di pantat selain itu tangannya tidak sengaja terkena kuah sup kimchi panas. Sial ini menyakitkan.

Sadar tidak akan ada yang menolongnya, ia pun segera  berdiri.

Di lihat seorang gadis di depannya memandannya takut. Kemudian tiba-tiba menangis.

"Hiks... Sup kimchi ku tumpah. Tolong Suzy jangan marah padaku. Hiks... Hiks..."

Suzy mengernyit heran. Kenapa dia menangis, dirinya bahkan belum berbicara sepatah katapun. Bukankah dia harusnya meminta maaf daripada nenangin seperti itu. Menjijikan.

"Kau tidak mau minta maaf?" tanyanya dengan sedikit tatapan intimidasi.

"Hiks... Aku tidak sengaja, hiks..."

Tangis itu semskin menjadi. Mengundangdang atensi seluruh murid yang berada di kantin. Mereka menatap kasian gadis itu dan menatap marah kepada Suzy.

"Yak! Berhenti menangis! Di sini aku yang kesakitan kenapa kau yang menangis!"

Kekesalan Suzy sudah mencapai ubun-ubun. Sebenarnya gadis itu maunya apa sih, Suzy saja tidak kenal. Cih banyak drama.

"Ada apa ini? Rose kau tidak apa-apa?"

"Jungkook, hiks." cicit Rose.

"Apa yang kau lakukan padanya?!" Bentak Jungkook.

Segerombolan murid menghampiri mereka, di situ ada kakaknya saja yang terlihat menatap nya marah. Lalu pemuda yang bernama Jungkook itu membentaknya. Apa mereka buta, Suzy yang jadi korban di sini dan gadis itu menangis entah karena apa.

"Aku pikir kecelakaan akan mengubah sikapmu, namun tidak. Kau malah semakin menjadi. Masih saja menyakiti Rose. Jika kau cemburu tidak begini caranya!"

Cukup. Suzy lelah. Apa cemburu? Oh Ayolah dia bukan Suzy asli. Setahu dia, Suzy juga tidak pernah cemburu melihat kekasihnya dengan wanita dramaqueen itu. Suzy asli hanya kecewa namun tidak bisa berbuat apaapa.

Mari kita sudahi drama menjijikan ini, batin Suzy kesal.

"Sudah dramanya?"

"Bae Suzy!" kali ini Irena membentaknya. "Minta maaf!"

"Tidak." jawab Suzy dingin.

"Minta maaf, Suzy!"

Ah kenapa terasa sakit. Rasanya Suzy ingin menangis. Padahal dia bukan kakaknya tapi kakak Suzy asli.

"Kalian buta atau apa! Lihat aku yang jatuh dan aku yang terkena sup. Dia bahkan baik-baik saja. Tangannya masih mulus. Aku yang kesakitan, sialan!" teriak Suzy marah.

"Kalau kau yang kesakitan, kenapa Rose menangis dan ketakutan? Kau sengaja menabraknya kan?" Tuduh seorang namja bernama Baekhyun, teman satu gank mereka.

"Dianya aja letoy dan penuh drama. Bisa berhenti nangis gak? Suaramu enggak enak di dengar. Kauharusnya minta maaf karena menabrak ku dan membuat ku dituduh.  Maaf, aku tidak seperti mereka yang akan tertipu drama murahanmu!"

Setelah itu Suzy melenggang pergi mengabaikan protes dari mereka. Namun sebelum benar-benar melangkah jauh ia berhenti karena teringat sesuatu. Suzy pun berbalik dan berjalan ke arah laki-laki bernama Jungkook itu.

"Tidak pernah sekalipun aku cemburu sama dia. Inget sekalipun tidak. Dia gak selevel ma aku. Toh siapa kamu dicemburuin. Kalau pacar perhatian sih tidak masalah. Ini? Mengecewakan. Lebih baik pacaran aja sama dia kalian cocok. Mulai saat ini kita putus." Ucap Suzy dingin, lantas kembali pergi.

Gadis itu kuat, dia menahan rasa sakitnya hingga akhir.

Di belakangnya semua orang terkejut. Suzy berubah. Terutama Jungkook. Laki-laki itu tidak menyangka akan diputuskan oleh gadis yang amat dicintai nya. Ya, Jungkook mencintai Suzy namun karena rumor dan tingkah gadis itu yang selalu menyakiti Rose membuat Jungkook kesal. Dia pun mengabaikan pacarnya berharap Suzy sadar dan berubah. Hatinya berdenyut nyeri melihat kepergian mantan kekasihnya.

Sedangkan Rose sudah berhenti menangis dan digantikan seringaian senang yang tentu saja tidak dilihat oleh mereka.

🍂

Terimakasih buat dukungannya 🥰
Moga part kali ini menghibur readers 🥰

Transmigration Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang