Semua informasi yang dia tangkap tercerna dengan baik. Sungguh menguntungkan memiliki otak cerdas. Intinya sekarang Soo Ji bukalah dirinya begitu kesimpulan yang diterimanya.
Sialan, desisnya dalam hati.
Oke, Sooji mulai menenangkan dirinya. Dia tidak ingin kondisi tubuh ini memburuk karena jiwanya yang gelisah. Rasa sakit yang namanya kematian masih teringat jelas di memorinya. Cukup mati sekali tidak untuk kedua kalinya.
Saat ini yang terpenting adalah bagaimana caranya cepat pulih dan mencari informasi mengenai kematiannya.
Dia juga akan mencari tahu apa penyebab Suzy seperti ini.
Bagaimanapun ini adalah raga Bae Suzy, setidaknya Sooji harus berterimakasih dengan membantunya. Dia tidak tahu jiwa Suzy pergi kemana dan dia pun tidak mendapatkan ingatan tentang raga ini. Cukup sulit. Sungguh ini tidak seperti naskah drama yang dibacanya.
Cukup sulit dipercaya juga, jika perpindahan jiwa itu memang ada. Faktanya tidak ada pertemuan jiwa di alam bawah sadar. Juga tidak ada transfer ingatan. Sudah hampir seminggu ia sadar dan tidak ada hal seperti itu.
"Kak, boleh minta tolong?"
Sooji bertanya kepada wanita yang ku ketahui dia adalah kakak dari Bae Suzy. Bae Irena, wanita itu sangat cantik, dingin serta cuek. Sooji merasa hubungan mereka tidaklah dekat. Bisa saja itu salah, karena wanita dingin itu terlihat juga beberapa kali dan berbaik hati selalu menunggunya, kecuali di pagi hari. Dia harus pergi sekolah.
"Hmm."
Tuh kan cuma dijawab sambil mingkem. Padahal aku bicara loh. Ah patah hati untuk kali hiks.
"Tolong ambilkan cermin kak. Aku sudah lama tidak bercermin."
Aku juga penasaran seperti apa rupaku sekarang. Aku harap secantik rupaku dulu. Siapa tahu bisa balik jadi artis.
Tanpa sepatah kata, irena langsung mengulurkan cermin berukuran kecil kepada adiknya. Lantas kembali ke posisi semula. Duduk manis di atas sofa sembari memainkan ponselnya.
Tarik nafas, hah.... Keluarkan, huf.... Begitu sampai tiga kali Sooji melakukannya.
Gadis itu sedang gugup lebih tepatnya sangat gugup. Ini perdana ia melihat wajahnya. Dia tidak mau syok melihat wajahnya yang ternyata jelek dan kembali mati. Masak baru bangun mati lagi.
"Oh my God!!!" pekik Sooji.
Keajaiban apa ini? Begitulah yang dipikirkan nya. Bagaimana tidak, dia melihat wajah lamanya di cermin. Hanya bedanya, wajah ini terlihat lebih muda mengingat Suzy yang berusia masih 16 tahun.
"Ini cantik. Tapi bagaimana mungkin gak ada media yang beritain kembaranku? Atau jangan-jangan aku pindah ke belahan dunia lain." gumam Sooji, "Tidak....." disusul teriakan histeris.
"Berisik! Gila?" Irena menatapnya tajam
Sooji hanya meringis lalu menggeleng.
"Kalau begini gakpapa jadi Suzy. Oke, mulai hari ini aku adalah Suzy. Mari pecahkan misteri bersama!" ucapan Sooji penuh semangat.
Irena yang melihat kelakuan adiknya hanya memberikan tatapan ngeri. Gadis itu mulai berfikir adiknya tidak hanya hilang ingatan tetapi juga gila.
Seketika ekspresi jijik itu luntur. Bergantian ekspresi ... Bersalah?
🍂
Sudah genap sebulan.
Kondisi Suzy sudah semakin membaik. Beberapa pemeriksaan dan terapi rutin cukup membantu. Jangan lupakan juga jiwa Sooji yang begitu bersemangat 45 untuk sembuh. Sehingga proses pemulihan nya terbilang cukup cepat.
Syukurnya, hari ini dia boleh pulang.
Girang banget...
Jujur Suzy sudah suntuk di rumah sakit. Kamarnya warna putih. Minum air putih atau susu putih. Terus makanannya hambar. Neraka dunia sekali ini namanya.
"Ma, Suzy boleh minta ganti warna kamar gak? Gak suka warnanya."
"Bukannya putih warna kesukaan kamu ya?" Mamanya mengernyit bingung, apa hilang ingatan mengubah selera seseorang juga?
"Mau merah muda mix ungu muda..." rengek Suzy sembari ber aegyo.
Dalam hati ibunya sudah menjerit melihat momen langka ini.
Sedangkan jiwa Sooji merotasi malas. Apanya yang suka? Sebulan liat cat putih sekarang seumur hidup suruh liat cat putih pas tidur juga? Hampa banget. Big no.
"Ya sudah kamu istirahat dulu. Mama mau nyiapin makan malam." sembari mengusak surai halus Suzy.
Suzy pun mengangguk. Hati nya senang karena hari ini beberapa keinginannya terkabul. Matanya mengamati dengan seksama ruangan yang menjadi kamarnya. Ada kemungkinan petunjuk tertinggal di kamar ini.
Kamar itu ibarat brangkas rahasia seseorang. Tidak mungkin tidak ada sesuatu yang mengungkapkan pribadi atau rahasia pemilik kamar. Terlebih sangat pemilik seorang perempuan. Seperti buku diary mungkin.
"Ayo kita cari!" ucap Suzy penuh semangat.
Dengan cekatan tangannya mulai memeriksa satu persatu sudut samar. Dia begitu teliti. Tidak sampai membuat kamar berantakan. Cukup lama mencari. Mata Suzy langsung berbinar begitu menemukan kotak yang menyimpan beberapa barang berharga dan ... buku diary!
Ia pun memposisikan diri duduk dengan nyaman di meja belajarnya. Jemari lentiknya mulai membuka. Halaman terakhir yang ditinggalkan pemiliknya.
Betapa terkejutnya Suzy melihat tulisan di sana.
Serat akan keputusasaan ... Serta amarah?
Mereka sampah. Cukup sudah, aku ingin mati.
🍂
Kasih bintang dan komentar dong, maksa nih aku 😁
oke cerita selanjutnya bakal aku update pas bintang sudah terkumpul banyak. hari ini aku upload 2 kali untuk judul ini. yang ke 3 nunggu respon semangat baca dari pembaca ya 🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigration
FanfictionBae Soo Ji, mengalami kecelakaan ketika menjalani syuting. Tanpa diduga dia terbangun lagi setelah kematian. Sekarang dia Bae Suzy, seorang Siswa sekolah menengah atas yang berkepribadian dingin dan terkucilkan. Bagaimana mungkin?! Bisakah Soo Ji me...