Detak berdetik, jarum jam berputar tanpa lelah mengganti jam yang usai, hari berganti hari namun siklus yang sama masih ku jalani. Siang ini setelah mata kuliah Pak Seno usai, seperti biasa kami berjalan bersama menuju tempat parkir. Japstyle Pratama sudah dengan anggun menunggu, aku masuk ke mobil dan keluar kampus sendirian, tak perlu kalimat panjang aku akan kemana, tempat yang sama rute yang sama lalu mengerjakan hal yang sama pula.
Dibalik meja bar, aku sibuk dengan semua sosial media, dan bersamaan dengan itu notif pesan whatsapp masuk dari Devi.
[10.09] Devvi : Jar, lagi sibuk nggak? Temenin nugas yuk
[10.10] F.Jr : Sini aja
Lonceng pintu kedai berbunyi, seseorang masuk dan melangkah lurus menuju meja bar, membaca buku menu yang tersedia, kiri ke kanan, atas kebawah, dengan detail ia membaca dan satu pesanan pun ia sebut.
"Satu chochofrappe aja ya, Jar," ucapnya
"jar? Manggil nama gua? Kek familiar suaranya" batinku
"Oalah elu, Dev," ucapku setelah melihat wajahnya, "ada lagi yang mau dipesan?" lanjutku
"Udah, itu aja, gua tunggu ya."
"Siap."
Dengan gegas, seduh, racik, aduk perlahan bersama perasaan yang sudah bercampur sebuah harapan, tuang, tuangkan semua imajinasi dan halusinasi agar menjadi sebuah sajian yang seusai ekspetasi, letakkan pada nampan dengan pelan seperti disaat meletakkan dia dalam setiap doamu, bawa dalam langkah pasti, sepasti hati mu mendapatkan dirinya. Lihat sekeliling cari keberadaanya apa ia sendiri atau ada seseorang yang menemani, pasrahkan menu seperti kau pasrahkan dia pada tuhanmu.
"Nih Dev," ucapku lalu beranjak pergi
"Sini aja Jar, sekalian nemenin gua ngerjain tugas," sahut Devi
"Iya, gua mau ambil laptop, sekalian juga," jawabku
Aku berjalan menuju kamar, meletakkan nampan di meja bar lalu kembali pada Devi dengan laptop ditangan, Devi yang sudah terlihat sibuk dengan tugasnya membuatku langsung membuka laptop, satu persatu ku buka folder yang menyimpan tugasku.
"Tugas apa Jar?" ucap Devi tiba-tiba
"Ahh ini, cuma tugas buat nambah nilai, nggak dikerjain juga nggak apa-apa," jawabku
"Lu nggak bareng Tama sama yang lain buat tugas ini?"
"Nggak, aku satu kelompok sama Gita doang, Tama kan sekelompok sama Chika sama Flora," jawabku
Hening orang sekitar menyelimuti telingaku, kembali dengan earphone yang biasa ku pakai, aku memulainya dengan sebuah lagu dari mantan komika, Wira Nagara berjudul Antah Berantah. Suara jari yang bersentuhan cepat dengan setiap tombol abjad yang tersedia, sesuai iringan lagu aku menyusun setiap kata dengan dengan harap penuh makna.
Dimulai dengan sebuah prolog yang tertambat sebuah doa serta harap, merdu suara burung yang ku tulis adalah simbol suara merdu mu, bunga melati sebagai lanjutnya yang bisa ku ceritakan agar siapa yang membaca dapat membayangkan itu kamu.
Bab selanjutnya hanya sebuah penjelasan dalam sebuah etika, kau bisa melihat sebuah bunga yang indah, wangi dan cantik, ya itu kamu, kamu hanya bisa dinikmati bukan dimiliki.
"Jarr...." ucap seseorang sembari menarik satu earphone ku
"Apa si Kak," ucapku
"Punya pacar di diemin, makanya kalo pake earphone tu pelan aja," ucap Kak Senja kesal
"Iya Kak, eh, yang Kakak maksud pacar Fajar tu siapa?" tanyaku
"Dia," dengan entengnya Kak Senja menunjuk ke arah Devi

KAMU SEDANG MEMBACA
DUNIA PARALEL
Dla nastolatkówSebuah kisah tentang remaja yang menyukai seorang perempuan, sebuah definisi cinta pada pandangan pertama, perempuan yang ia lihat pertama kali di hari pertama masuk kampus, jadi apakah ia akan mendapatkannya??