Hari ini adalah harinya, Hogsmeade! Aku tidak bisa tidur dari semalam. Bukan bahagia, tidak. Aku frustasi. Bisa kau bayangkan trip ke Hogsmeade yang seharusnya seru, menyenangkan, sekaligus healing. Tapi bersama bocah malfoy sombong, angkuh, suka pamer, banyak tingkah. Aku bahkan tidak bisa membayangkannya.Kalau Pansy lebih parah lagi, dia tidak tidur selama delapan jam hanya memilih pakaian untuk dia pakai besok! Dari mulai dress hijau zamrud, tapi ia ganti karena menurutnya itu terlalu heboh, lalu dress putih pendek se lutut dengan aksen berlian hitam berkilauan. Ia suka itu, sebelum kuteriaki
"Ini musim salju, bodoh! Kau sudah gila? Jangan sampai terdengar di telingaku bahwa tertulis dalam legenda seorang siswi Slytherin mati konyol karena kedinginan dan membeku. Aku akan mendatangi rumahmu dan mengutukmu saat itu juga."
Aku menyerah, akhirnya aku membuka lemari coklat gadis ini. Tidak buruk, banyak atasan, rok, celana, juga beberapa dress dan aksesoris. Boach ini, selalu saja bodoamat dalam hal berpakaian. Aku memilah milah dan memilih mana yang cocok untuk ia kenakan untuk trip ke hogsmeade yang merangkap first-date nya ini.
Pilihanku jatuh pada celana warna olive, sweater putih yang terlihat nyaman dengan corak khas Slytherin dan cardigan senada dengan celananya. Cukup cantik untuk membuat Zabini terpesona.
"Cantik sekali, aku terlihat anggun." Pansy bergumam sendiri ketika dirinya berkaca.
"Kau tau? Kau memang sangat menusuk bila mengomentari orang lain, tapi kau juga sangat pintar dalam memberi solusi. Kau yang terbaikkk!" Ujar Pansy sambil berlari memelukku.
"ya, ya, ya. Selamat atas kencanmu, semoga saat pulang kau masih sama anggunnya." Kataku.
"Kau sendiri, bagaimana? Huft lupakan, seorang Astoria walau memakai pakaian peri rumah pun akan tetap terlihat cantik. Aku tidak pernah melihatmu di Hogsmeade selama ini, kau selalu sendiri, kau pergi dengan siapa?" Tanyanya.
Aku tersenyum kikuk dengan pernyataannya di awal, sedikit salah tingkah. Aku tidak secantik itu. Dan mengenai pertanyaan yang kedua...
"Rahasia" Ujarku pelan, hanya Pansy dan Aku yang bisa mendengarnya.
"wohoo, siapa yang kira kira beruntung dapat menjadi partner kencannya Astoria Greengrass kali ini? Pasti dia sangat tampan."
"Oh Merlin, Tidak ada yang berkencan! Aku hanya menemaninya karena peraturan yang wajib berpasangan. Kalau tidak sih, berada di dekatnya saja aku tidak mau." Aku mendengus sebal.
"Ayo katakan padaku, apa ia dari Slytherin? Atau Ravenclaw? Kudengar kau menyukai cowo yang pintar? Katakan, apakah itu Nott? Atau McLaggen? Oh! Jangan jangan kau menyukai Diggory! Aku tau dia memang tampan, tapi setauku dia milik cho chang." Pansy mendekat, menyerangku dengan pertanyaan pertanyaan itu. Oh yang benar saja, bisakah sehari saja tingkat ingin tahu pansy berkurang 90%?
"Tidak. Kau sepertinya ingin tau sekali." Aku melengos, bersiap pergi.
"Hey! Aku sebagai teman yang baik aku pedulii! Kau mau kemana?" Pansy sedikit berteriak ketika melihatku pergi.
"Bersiap siap tentu saja. Tidak mungkin aku ke Hogsmeade dengan piyama hijau ini." teriakku dari luar kamar.
10 menit, aku selesai memilih dan berganti pakaian.
Sedikit bimbang, aku ingin berpakaian santai tapi nanti bisa kena omel malfoy itu jika harga dirinya jatuh, aku mau memakai pakaian yang mewah namun buat apa? Malfoy bukan siapa siapa. Aku sempat frustasi sedikit, Malfoy memang ribet.Akhirnya aku menemukan kombinasi yang pas. Aku memutuskan memakai turtleneck hitam lengan panjang dengan vest berwarna emerald, rok hitam selutut, stocking dan boots hitam senada. Tidak terlalu heboh, namun tidak terlalu santai juga. Plus ini menampilkan aura aura gelap dan suram seperti hidup Malfoy. Bercanda, dia bisa mengutukku dengan cruciatus saat ini juga bila dia mendengarku.
Puas dengan pakaian, aku duduk di meja dan mulai merangkai rambutku. Aku tidak akan meribetkan diri sendiri, jadi aku hanya menyusun rambutku yang lurus menjadi sedikit bergelombang dan menyisirnya sedikit serta memberi beberapa aksesoris. Aku juga hanya memakai riasan tipis agar tidak terlalu pucat dan yang paling penting, parfum. Aku menyemprotkan beberapa kali di sekujur tubuhku, ketika dirasa cukup, aku keluar dari kamar dan mengambil syal khas Slytherin, tidak lucu bila aku membeku diluar sana.
Aku menuruni tangga, berniat melihat teman temanku yang sudah selesai. Namun, semua mata di ruangan rekreasi justru sedang menatapku, baik yang laki laki ataupun perempuan.
"Apa lihat lihat?" Seruku.
Pansy menghampiriku dan berdiri disebelahku.
"Tidak ada yang salah dengan pakaianku, kan?" Tanyaku, berbisik. Hei menyeramkan sekali melihat semua orang sedang menatapku dari atas sampai bawah."Kau gila?! Seluruh asrama Slytherin tidak ada yang pernah melihatmu ke Hogsmeade selama ini karena kau selalu menyendiri, dan kali ini kau muncul dengan riasan super cantik itu?? Bisa bisa mereka semua membatalkan janji pada pasangannya dan mengajakmu!" Pansy ikut berbisik, sambil mengomel.
"Hah? Hanya itu? aku tidak percaya ini." Ujarku, aku segera menuruni ruang rekreasi, mengabaikan semua mata yang tertuju padaku, keluar asrama, dan tanpa pikir panjang aku naik ke menara Astronomi.
Ini hampir sore, masih ada satu jam sebelum berangkat ke Hogsmeade, jadi aku memutuskan untuk diam di menara Astronomi sambil melihat langit yang tak bisa diragukan lagi indahnya.
Aku membawa tas dan syal, menentengnya juga ke menara Astronomi. Untuk berjaga jaga kalau saja aku tidak kembali lagi ke asrama dan langsung ke Hogsmeade.
Langit menara Astronomi memang tidak pernah mengecewakan. Ini bahkan belum sore, tapi langit luas yang terlihat dari menara itu terlihat sangat menawan. Aku menghabiskan beberapa menit, sebelum sesorang datang dengan langkah kaki yang aku kenal, terasa tergesa gesa dan berat.
"sudah kuduga."
dua kata pertama yang muncul dari pria itu.Aku yang sedang melamun terlonjak sedikit, kaget. Oh ayolah, aku harus memperingatkan diriku untuk tidak suka melamun, aku bisa di cap gadis slytherin kagetan dan itu sangat tidak lucu.
"apa yang kau lakukan disini?" tanya pria itu.
"kau sendiri? Apa yang kau lakukan disini?" Aku menyilangkan tangan di dada, seperti tidak terima karena sudah tertangkap basah ketika melamun.
"mencarimu." Kata singkat, padat, jelas keluar dari mulutnya.
"Dan apa yang membuatmu mencariku?" Aku bertanya lagi,masih dengan tangan di dada, aku lebih mirip professor yang sedang menginterogasi muridnya sekarang.
"Kau bodoh atau apa? Kita harusnya pergi dari 30 menit yang lalu, greengrass. Kau malah menghilang dan professor menyuruhku mencarimu, memang tidak susah, tapi tetap saja merepotkan." Bocah Malfoy itu mencibir kesal.
Aku kaget? Tentu saja.
"Bukannya kita pergi pukul 4 sore?? Seharusnya masih ada 30 menit lagi." Aku buru buru mengecek arloji hitam di tanganku.
"Jadwal ke Hogsmeade tahun ketiga itu jam 15.00, greengrass bodoh." Draco mendecih lagi.
"Sial, kita terlambat."
Tanpa pikir panjang, aku menarik tangannya dan segera berlari sepanjang koridor, melewati pintu pintu besar, menuju ke halaman. Hampir saja aku menggunakan apparate kalau aku bisa, tapi aku malas.
****
HAI HAI HAI !!so sorry & thankyoubanget ya kalo ada yang nungguinnn🥹 karena aku update nya lama bgt niii, sebenernya draft nya udh lamaa tapi masi ga sempat aku publish saking sibuknyaa😭😭 makaish banyak comment comment & vote nya yaaa, ily alll. Aku juga mau bilang dibuku ini mungkin banyak major ataupun minor scene di film yang bakal aku ubah, soalnya cerita ini pure aku bikin buat kepuasanku sendiri karena ga terima sm ending draco-astoria aslinya😭😭 jadi i hope kalian ngga ekspektasi tinggi tinggi yaa sama cerita inii, takut ngga bisa menuhinnyaa. Aku pasti bakal berusaha nyelesaiin secepatnya kokk ❣️makasih banyak yaa💗💗 love u alll
KAMU SEDANG MEMBACA
Moonlight | Drastoria
FanfictionKetika seluruh dunia menjatuhkannya, Draco Malfoy seakan menemukan cahaya harapan dalam diri Astoria Greengrass. a Draco Malfoy and Astoria Greengrass fan fiction. July, 2022 all characters belong to JK Rowling.