Bimbang

1.1K 47 9
                                    

Happy reading.......

Dua hari ini keadaan linka bisa di katakan kacau. Mata yang selalu sembab akibat sering menangis, penampilan berantakan, dan tak pernah keluar kamar.

Semua ini gara-gara  email dari orang yang tak di kenal itu. Mengirim  foto Rangga dan seorang wanita. Membuat dirinya hancur, sehancur-hancurnya.

Dian, sepupu linka kini hanya bisa menghela nafas. Melihat penampilan kakak sepupunya yang masih menangis semabari memandang foto yang berada di laptopnya.

Sudah menghabiskan dua kotak tisu dan cemilan yang bungkusnya berserakan di atas meja.

Setelah melihat foto itu, linka langsung mengabari dian. Mendengar itu, buru-buru dian menuju kerumah linka. Ia sangat tau sekali, linka kalau patah hati sangat-sangat tidak mengotak.

"Lu mau ngabisin berapa kotak tisu lagi sih, mau ngabisin berapa ciki lagi woy"keluh Dian.

Dengan  mata sembab linka menoleh, ia menggelengkan kepalanya.
"Gak tau, Hwaaa...." dan kembali menangis.

Dian menghela nafasnya melihat linka kemabli menangis. Tanpa pikir panjang, ia merebut laptop itu dari linka.

"Kalau masih nangis lagi, gua banting ini laptop ya"ancam Dian

"Ehhh jangan, tugas kuliah gua banyak di situ"ucap linka menarik tangan Dian

"Makanya jangan nangis lagi"ucap dian.

Linka mengaggukan kepalanya. Ia
menghapus air mata dari pipinya dan berusaha untuk tidak menangis lagi.

"Seharusnya gua gak sehancur ini. Sebelum nikah, gua juga udah tau kalau dia punya pacar" Ucap Linka Setelah berusaha untuk tidak menangis lagi.

"T-tapi....., Kenapa gua sakit dan hancur banget ya, setelah ngeliat foto dia sama perempuan lain"lanjut linka.

"Itu tandanya lu udah jatuh cinta sama dia"

Linka menoleh,
"Tapi dia gak cinta gua"

Dian tak menjawab, ia hanya bisa menghela nafasnya.

"Kalau lu masih kayak gini, gimana bisa gua ke Padang"ucap dian yang otomatis membuat linka menoleh.

"Lu mau ke Padang?"

Dian menganggukan kepalanya,
"Datuk sama Ninik mau ngehadirin acara gitu di Pariaman. Terus gua di tugasin jaga rumah deh. Karena uni mar yang bisanya jaga rumah lagi sakit" jelas Dian

"Kenapa, mau ikut?"

Dengan cepat linka menganggukkan kepalanya,

"Gak mau akhh, lu lagi galau begitu. Yang ada nanti nyusahin gua"tolak Dian membuat air mata linka kemabli mengalir.

"Padahal mama pingin jalan-jalan, healing gituh. Tapi Tante Dian gak kasih kita ikut "ucapannya mengelus perut dengan air mat membasahi pipi.

"Dih najis sumpah anjir. Yaudah lah, demi ponakan sehat.

Dari arah dapur, Mbak Hani datang ke ruang tengah semabari membawa cemilan untuk ketiga kalinya.

"Makasih mbak"ucap linka

Mbak Hani menganggukkan kepalanya.

ting tong

Bel rumah berbunyi.

"Biar saya saja neng yang buka pintu" ucap mbak Hani melihat Dian yang ingin bangkit dari duduknya.

Dian mengangguk dan mengurungkan niatnya.

Mbak Hani pun pergi membuka pintu.

"Lho, nonya Lulu buk Dina. Silahkan masuk"

suara mbak Hani sampai ke ruang tengah, membuat linka dan Dian mendengar apa yang di ucapkan oleh Mbah Hani.

married with Mr.dingin (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang