#14 : RAKIT

229 12 0
                                    

" Tangan kamu udah cantik, tanpa perlu kamu meninggalkan jejak pahatan jarum"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

" Tangan kamu udah cantik, tanpa perlu kamu meninggalkan jejak pahatan jarum"

-Mahesa Chandra Nandini, dalam Better Day's.

🌻🌻🌻🌻

Satu bulan berlalu, pasca tragedi mengenaskan yang menimpa Arunika. Kini perempuan yang kerap disapa Arunika harus menjalani treatment rutin dengan bertemu ahli proffesional atau yang sering disebut psikolog untuk mengobati trauma yang bersarang pada dirinya. Kondisinya perlahan mulai membaik, ia mulai beraktivitas seperti biasanya salah satunya yaitu mengikuti proses belajar di Sekolah.

Siang ini, Arunika berada di perpustakaan sekedar menghabiskan waktunya untuk membaca buku atau mengerjakan latihan soal Ujian Nasional, dikarenakan satu bulan kedepan ia harus bertempur dengan soal-soal ujian baik tingkat kota maupun provinsi yang nantinya bakal menuju ke Ujian Nasional. Impiannya untuk masuk Universitas Gajah Mada semakin membuncah, maka usaha yang ia lakukan juga harus sebanding dengan impiannya.

Namun Arunika tetaplah Arunika, perempuan itu masih senang melakukakan kegiatan yang menyakiti dirinya sendiri, salah satunya menggoreskan jarum kecil seperti peniti atau jarum pentul yang ia ukir di pergelangan tangan. Chandra yang diam-diam selalu mengamati gerak-gerik Arunika selama satu minggu ini memberanikan diri untuk menghampiri gadis itu, "Tangan kamu udah cantik, tanpa perlu kamu meninggalkan jejak pahatan jarum"

Arunika menoleh, mendapati Chandra yang masih berdiri tepat disampingnya sambil membawa tas berukuran besar, "Kalau kamu mau melukis ini ada kanvas sekaligus cat, kamu bisa menggambar sepuasnya disini. Sekaligus bisa dijadikan art terapi." Ucap Chandra sembari memberikan tas berukuran besar yang berisi peralatan melukis pada Arunika.

Arunika melongo keheranan, perempuan itu bingung dan mematung tanpa berkedip. Chandra meraih pergelangan tangan milik Arunika, mengeluarkan obat luka sekaligus handsaplast untuk menghentikan pendarahan. Laki-laki itu sudah menebak jika Arunika bakal melakukan aksi melukai pergelangan tangannya, maka selepas membeli peralatan melukis Chandra bergegas menuju apotik, "Aku bakal tinggalin gambar kupu-kupu pake tinta spidol warna merah, kalau kamu belum puas." Kata Chandra sembari menggambar kupu-kupu tepat disamping plaster luka. Selepas menggambar kupu-kupu, laki-laki itu menuliskan kata 'you' pada jemari lentik milik Arunika.

" You, artinya kamu. Tuhan menciptakan kamu dengan terlahir sangat spesial."

" Jangan sakiti diri kamu sendiri, aku tau apa yang kamu lalui pasti berat. Tapi, aku juga bersyukur dengan keadaan kamu saat ini, Terima kasih sudah bertahan sejauh ini. Untuk saat ini, terimalah diri kamu apa adanya, masalah yang hinggap dikepalamu sesekali boleh kamu tuangkan ke aku. Inget, kamu nggak sendiri masih ada ibu, kembaranmu, dan juga aku, temanmu."Lanjut Chandra sembari membenarkan tempat duduknya diposisi ternyaman.

Arunika terdiam, matanya berkaca-kaca.

"Hari ini pasti berat banget,kan?" 

Arunika mengangguk, air matanya tumpah ruah tanpa bisa dihentikan. Arunika merasa setiap bersama dengan Chandra, ia mampu menunjukan sisi rapuhnya, bahkan ia juga berani terang-terangan menangis didepan laki-laki itu. 

BETTER DAYSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang