makan malam

61 14 5
                                    

"Kamu tutup mata disini ya." Jevan. Lelaki itu sudah membawa sehelai kain untuk menutupi kedua mata sang istri.

"Masa disini si, ini masih di rumah loh."

"Ya gpp, aku pengennya kamu tutup mata dari sekarang, kalo di tutup pas di jalan nanti kamu tau arahnya mau kemana."

Jane yang mendengar perkataan suaminya pun hanya menurut untuk di tutup matanya dengan kain. setelah di tutup jevan pun menuntun jane untuk memasuki mobil.

•••

"Ini masih lama, jev? Kok kayanya gk sampe sampe."

"Bentar lagi sampe ko, sayang."

Jevan membelokkan mobilnya ke arah hotel yang sangat mewah.

"Nahh. Udah sampe." Jevan keluar dari mobil dan langsung berlari ke arah tempat duduk jane untuk membukaan pintu.

Di bukanya pintu dan di tuntunya sang istri keluar mobil.

"Udah sampe nih kita?"

Tangan sebelah kanan memegang tangan jane, dan tangan kirinya memegang atas pintu mobil jaga jaga takut sang istri ke pentok.

"Udah sayang, ayo. pelan pelan jalannya."

Jevan menuntun jane menuju restoran hotel yang sudah dia pesan. menaiki lift untuk menuju restoran paling atas di gedung itu.

Sesampai di meja yang sudah dia pesan, jevan menuntun jane untuk duduk.

"Aku deg deggan deh." Jane memegang dadanya dengan perasaan campur aduk.

"Deg deggan kenapa, hahaha."

"Rasanya kaya waktu pertama kali kamu ngajak aku pacaran dulu."

Jevan yang mendengar perkataan jane tersenyum geli. istrinya sangatlah lucu.

"Hahaha. Aku buka ya kainnya."

Dengan perlahan jevan membuka kain yang menutupi kedua mata jane.

Jane melihat meja yang ada di depannya, langsung tersenyum dan menatap jevan dengan tatapan bahagia.

"Jev." Jane melihat sekeliling, hanya ada dia dan jevan di restoran mewah ini, dengan pemandangan kota malam yang sangat indah.

Jevan duduk di bangku depan jane. dan di pegangnya ke dua tangan sang istri.

"Happy anniversary untuk yang ke 7 tahun sayang. Terima kasih sudah menemani aku sejauh ini, menjadi istri yang baik untuk aku. Aku sayang kamu, sekarang dan selamanya."

Jane yang mendengar perkataan jevan pun tersenyum manis.

"Happy anniversary juga suami aku. Makasih sudah selalu ada di samping aku selama ini. Maaf kalau sampai saat ini aku belom bisa menghadirkan malaikat kecil di tengah tengah kita." Jane tersenyum tetapi di dalam hatinya sangat sedih, tidak terasa rumah tangganya dan jevan sudah berjalan tujuh tahun. tetapi hingga saat ini jane belum bisa memberikan jevan seorang anak.

"Sayang, aku udah gk mau terlalu memikirkan soal itu, aku udah bilang sama kamu untuk tidak membahas anak. Aku hidup berdua sama kamu hingga saat ini pun, aku sudah sangat bersyukur. soal anak mungkin allah ingin kita lebih lama lagi berdua."

Jevan yang tau sang istri sedih pun beranjak dari duduknya, dan mendekati sang istri.

Jevan mengusap kepala sang istri yang sedih, dan jane menenggelamkan kepalanya pada perut jevan. karna mengingat masalah anak lagi. istrinya selalu merasa sedih karna hingga saat ini keluarga mereka belom di karuniai seorang anak.

"Maaf, maaf aku belom bisa jadi istri yang sempurna." Dengan berlinang air mata jane memeluk jevan erat.

"Huss, siapa yang bilang kamu belom jadi istri yang sempurna. kamu adalah istri yang sempurna menurut aku. udah jangan sedih sedih kita kan mau merayakan anniversery kita."

Jane mengangkat kepalanya dan menatap jevan. Jevan mengngusap kedua mata jane dangan tangannya.

"Jangan terlalu di pikirin soal anak, berdua sama kamu itu udah lebih dari cukup menurut aku."

Jane yang mendengar perkataan jevan hanya terdiam, jane tau walau jevan berbicara seperti itu, di dalam hatinya jevan pun pasti sama sepertinya. mengharapkan kehadiran malaikat kecil di tengah tengah mereka.

Jevan kembali ke tempat duduknya dan mengalihkan topik anak dari acara makan malam mereka.

•••

Tolong di koreksi yaa🥰

Terima kasih.

Buah hatiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang