Be aware of typos!
.
.
.
.Party is over. Semua orang kembali ke rutinitasnya masing-masing. Termasuk Lisa yang sudah ready didapur menyiapkan sarapan. Jaehyun masih bersiap-siap dikamarnya. Tak berapa lama pria itu keluar. Setelah menaruh dasi diatas kursi meja makan. Seperti sebuah kebiasaan ia harus berjalan menuju dapur untuk melihat Lisa.
"Sudah?" Lisa melirik sekilas ke arah Jaehyun. Memastikan bahwa direkturnya telah berpakaian dengan rapi.
"Hmm" pria itu berdehem kecil sebagai jawaban.
Lisa manggut-manggut, lalu dengan dua tangan terisi piring Lisa menggiring Jaehyun ke ruang makan. Pria itu duduk di kursinya dan Lisa menaruh sarapannya. Tapi lupa ia tuangkan jus di gelas Jaehyun sebelum duduk ditempatnya.
Kalau dilihat sekilas mereka tampak seperti pengantin baru yang memulai paginya. Sang istri memasak untuk suami yang akan berangkat bekerja. Tapi kenyataannya mereka hanyalah bos dan karyawan. Namun sudah cukup lama sejak mereka memiliki ketergantungan masing-masing. Seperti Jaehyun sekarang ini yang selalu bingung jika Lisa tidak ada disampingnya.
Lisa duduk ditempatnya mulai menikmati makanan yang ia buat sendiri. Namun rasa penasaran datang menyergapnya.
"Sejak kapan kau merencanakan itu?" Lisa menatap Jaehyun sementara pria itu meliriknya. "Ulang tahun Somi" terang Lisa khawatir Jaehyun tak paham maksudnya.
"Kenapa memang?" tanya balik pria itu.
"Tidak, aku hanya penasaran" ucap Lisa sambil menyuap makanan ke mulutnya.
"Entah, mungkin sejak ulang tahun sebelumnya" kata Jaehyun santai namun membuat Lisa terkejut.
Sadar ditatap Lisa intens Jaehyun balas melirik, "kenapa?"
"Tidak, aku hanya terkejut... " jujur Lisa.
"Ulang tahun ke tujuh belas biasanya sangat berkesan untuk anak perempuan kan?"
Lisa manggut-manggut membenarkan. Tujuh belas adalah fase dimana seorang remaja mulai dianggap dewasa. Para remaja biasanya menantikan bergantian usia itu dan menganggapnya sebagai sebuah sejarah penting.
Klik.
Suara pintu terbuka. Jaehyun dan Lisa kompak melempar pandangan ke arah sana. Melihat sosok yang datang Lisa langsung berdiri dari tempatnya. Sementara Jaehyun mengerutkan dahi.
Wanita paruh baya itu berjalan ke arah meja makan. Matanya memicing melihat Lisa dan piring didepannya. Ditatapnya Lisa dengan sinis.
Lisa yang tiba-tiba merasa jantungnya berdegup kencang membungkuk memberi salam sembari tersenyum tipis. Tetapi Nyonya Jung mengabaikannya. Ia langsung melempar tatapan ke arah putranya yang tampak meneruskan sarapan.
Nyonya Jung duduk disebelah Jaehyun. Menaruh tas mahalnya diatas meja. Lisa yang sadar diri segera merapikan piringnya sendiri yang masih terisi makanan. Tak lupa menawari sang Nyonya sarapan sebagai bentuk sopan santun.
"Eh, uh.. N-nyonya sudah sarapan, apa perlu saya.... "
"Tidak usah. Aku datang untuk bicara dengan putraku" potong ibunda Jaehyun tanpa repot menatap Lisa. Sehingga wanita itu cuma bisa mengangguk lesu seraya berjalan kembali ke arah dapur. Nyonya Jung merasa aneh saat Lisa menawarinya sarapan, seolah dialah pemilik rumah itu.
"Kau tidak ingin menyapa ibu?" tegur nyonya Jung yang mendapati Jaehyun tampak acuh tak acuh padanya.
"Aku masih sarapan, ibu" jawab Jaehyun tenang tapi sukses membuat sang ibu geram.
"Apa susahnya menyapa disela-sela sarapanmu?" Nyonya Jung menatap makanan di piring Jaehyun yang tertinggal sedikit dengan kesal. Batinnya menggerutu karena makanan ini pasti buatan Lisa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Remarkable
FanficLisa adalah seorang sekretaris yang punya pekerjaan yang tak biasa. Dia bukan hanya menjadi asisten direktur Jung Jaehyun dikantor, tapi dia juga melakukan semua hal yang diminta pria itu. Kedekatan yang tak biasa itu tak pernah menganggu mereka sa...