7

6K 399 19
                                    

"Wonwoo menyesal bertemu denganku, kau tahu apa yang harus kau lakukan kan Seokmin?"

Wonwoo mengernyitkan dahinya saat mendengar apa yang Mingyu katakan melalui panggilan tersebut. Ia segera mengejar Mingyu, menahan tangan pemuda Kim itu dan menatapnya dengan tatapan memohon. "Tidak.. Maafkan aku Mingyu.. Aku tidak menyesal bertemu denganmu, sungguh maafkan aku.." ucapnya.

Mingyu menatap Wonwoo lekat, lalu ia mematikan panggilannya dengan Seokmin dan menyakukan ponselnya di saku celana yang ia gunakan. Menatap sekeliling dan melihat beberapa mahasiswa yang memperhatikan mereka.

Ia kembali menatap Wonwoo. "Hanya itu yang kau bisa Wonwoo?" tanyanya diikuti dengan menyeringai kecil.

Wonwoo menelan ludahnya, sedah hilang harga dirinya saat ia memutuskan untuk menurunkan tubuhnya, berlutut di hadapan Mingyu dan membuat beberapa mahasiswa menatapnya keheranan. Yah, mereka semakin yakin bahwa Wonwoo-lah yang menggoda Mingyu.

Kepala Wonwoo mendongak, menatap Mingyu yang masih menampilkan wajahnya. "Aku memohon padamu, jangan sentuh kedua orang tuaku." ucapnya dengan wajah memelas.

Sebuah senyuman jahat terukir di wajah tampan Mingyu, ia merendahkan tubuhnya agar sejajar dengan Wonwoo. Tangan kanannya terulur untuk mengusap rambut kepala pemuda itu. "Good boy.." ucapnya dengan suara dalam diikuti dengan kedipan mata kirinya.

Ia lalu bangkit dan berjalan pergi dari sana, meninggalkan Wonwoo yang menatap Mingyu dengan tajam. Ia mengerjap kecil dan bangkit berdiri, tak menghiraukan bagaimana pandangan mahasiswa lain pada dirinya, bahkan dengan tanda di lehernya.

Wonwoo menelan ludahnya dengan kasar, ia berbalik dan segera pergi dari tempat tersebut dengan kepala yang menunduk. Salah memang ia telah mencoba melawan Mingyu. Mingyu sungguh bukan tandingannya.

••••••

"Hnghh.. hen-hentikan-arhhh..." Wonwoo menatap pria yang sedang menghujam lubangnya. Kedua tangannya dipegangi oleh pria lain yang tadi juga sudah menghujam lubangnya.

Tangisannya semakin menjadi, rasanya sungguh sakit, ia tidak mengerti kenapa dirinya tiba-tiba menjadi sasaran kelima pria yang berbeda jurusan dengannya.

Wonwoo menangis, semakin dalam merasakan penis pria keempat yang tengah menghujam lubangnya dengan telak. Ia tak bisa melawan sedikit pun. Hanya bisa berharap ada seseorang yang menolongnya.

Setelah beberapa menit pria keempat mengeluarkan spermanya di lubang anal Wonwoo, ia keluar dan di belakangnya sudah ada pria kelima yang akan memasuki lubang becek itu.

Wonwoo menggeleng ribut meminta di lepaskan, hingga ia mendengar pintu ruangan tersebut terbuka. Seseorang masuk dan berdiri tak jauh dari mereka dengan bersilang dada.

Para pria itu melepas Wonwoo dan Wonwoo langsung bangkit, ia terjatuh dari meja tersebut dan merasakan sakit di seluruh tubuhnya. Ia meraih celananya dan meremasnya kuat, memeluk lututnya yang ia tekuk.

Wonwoo menunduk, ia tak berani menatap sosok yang baru saja masuk, orang yang pertama kali melakukan pelecehan seksual padanya di mobil. Kim Mingyu. Ia meringkuk, tak mengerti kenapa harus Mingyu yang datang di saat seperti itu.

Seseorang yang telah membuat hidupnya hancur, yang melecehkannya dan membuat harga dirinya hilang begitu saja. Tapi bukannya mendapat pembelaan, Wonwoo yang disalahkan, menyalahkannya dengan menggoda Mingyu hingga Mingyu menyetubuhinya. Dua hari ini, ia sudah terkenal dengan sebutan jalang.

Dan itulah sebabnya ia begitu takut pada Mingyu, orang yang berdiri tak tahu jarinya.

Mingyu berdecak kesal, tangannya bergerak dan menyuruh anak buahnya untuk masuk ke gudang tersebut. "Setubuhi mereka sampai mereka pingsan. Sekarang." Tegas Mingyu dan sepuluh anak buahnya langsung bergerak. Dua anak buah mendapatkan satu pria.

Mr. Kim Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang