Review Juri - Gehenna

65 2 1
                                    

Review Juri

"Gehenna"

Oleh Gilang_Gazi

1. Key Aishipit

Shock, speechless, dan terpukau. Cerita ini mencampurkan tema keagamaan (menurut saya demikian karena berbicara tentang jahannam, surga, dan neraka) serta fiksi sains yang dieksekusi dengan diksi-diksi tinggi. Saya bukan penulis yang begitu paham dengan diksi-diksi tinggi, saya akui saya harus beberapa kali membuka kamus. Namun, tata kalimat cerita ini begitu santai dan tidak dipaksakan.

Ada beberapa kesalahan penulisan kata depan dan penulisan elipsis tanpa spasi. Sejauh saya membaca, kesalahan kepenulisannya hanya itu. Saya suka tema, konflik, serta page turner yang disajikan oleh Penulis. Tentang seorang pria yang menciptakan suatu teknologi begitu di luar genggaman manusia sehingga dia disebut sang pencipta. Namun, kemudian di akhir cerpen dikatakan pria ini dihabisi oleh adik iparnya sendiri.

Saya suka dengan sudut pandang yang Penulis gunakan. Cara Penulis mengeksekusi sudut pandang orang kedua ini membuat saya bisa lebih mudah untuk masuk ke dalam cerita. Fiksi sains di cerpen ini memang membuat saya terpukau dan merasa _mind blown,_ tetapi saya tetap bisa mengerti dengan aspek-aspeknya walau ceritanya singkat. Saya menyukai alurnya juga, terlihat sangat lugas sampai saya tidak berekspektasi bahwa sebagian besar cerpen ini adalah surat sang suami untuk "kamu".

Blurb-nya menarik. Saya langsung tertarik membaca setelah melihat kalimat "Rahara telah mengulang siklus ulang tahunnya yang ke-33 selama 3330 tahun."

Cover-nya sederhana. Apabila melihat makna dari kata Gehenna, saya bisa melihat korelasi gambar dengan cerpen.

9.8/10

2. Lorraine Ralorra

Cover: sampul menarik, menggambarkan seluruh cerita.

Judul: Judul menurutku menarik dan eye catching.

Blurb: sudah menggambarkan garis besar cerita.

* Pembahasan •

Secara keseluruhan ini cerita terbaik yang kubaca. EYD rapi walau memang aku sedikit menemukan kesalahan namun sejujurnya itu tertutupi dengan baik. Cerita ini cukup berani secara topik. Alurnya menarik dan itu membuatku terkesan. Penulis mampu melakukan riset mendalam dalam menciptakan kisahnya. Menciptakan karya yang terasa begitu mahal harganya. Sisanya no komen, jujur ini sudah terbaik wkwk :") kuberi nilai 9,6

3. R aurumsulistyani

Pertama kali aku membaca blurb di awal cerita ini, aku pikir ini akan menjadi cerita fantasi betapa salahnya aku, dan betapa aku tercengang setelah selesai membacanya. Ini bukan tentang kutukan setidaknya bukan yang seperti itu. Aku sangat menikmati cara penulis menyampaikan hasrat dasar manusia di sini. Kehausan untuk menjadi sempurna. Tidak menua. Tidak mati. Untuk mencintai.

Kata-katanya mengalir dengan halus, tidak tergesa-gesa dan dengan penggunaan sudut pandang orang ke dua di sebagian cerita membuatku merasa masuk ke dalam cerita. Aku berada di sana. Aku bisa merasakan merinding di tengkukku saat aku selesai membacanya. Saat semua fakta dilemparkan dan bagaimana penulis menyampaikan bahwa aku hidup dan tidak hidup.

Aku juga menikmati cara Esau mencintai, ini mungkin mengerikan dan memberikan efek tragis di akhir cerita. Hampir mengecewakan meskipun di saat yang sama juga mengharukan. Itu mengingatkan aku pada takdir, pada kehendak yang lebih besar. Bahkan jika kamu adalah manusia paling luar biasa, hingga dianggap sebagai entitas pencipta kamu masih tidak bisa mengendalikan takdirmu. Intinya aku menikmati cerita ini, menggugah dan menghancurkan dengan indah.

Hanya ada beberapa kesalahan di penulisan tapi aku tidak merasa terganggu dengan itu. Selebihnya aku katakan ini luar biasa. Plot dan gaya bahasanya seimbang, dan meskipun penulis banyak menggunakan istilah ilmiah, itu tidak mengurangi roman di dalamnya, dan karena aku mencintai romance yang indah, bagiku membaca Gehenna sangat memuaskan. Jadi mungkin neraka pun juga bisa menjadi indah.

4. Anis qusyair

Pertama buka ceritanya, aku langsung scroll ke bawah sampe abis. Terkejut karena hampir 85% narasi. Bisa diitung dialognya.

Dari awal aku langsung menyimpulkan bahwa cerita ini akan membosankan. Nyatanya tidak. Narasi yang digambarkan penulis ternyata sangat mengalir, rinci tapi tidak membosankan. Setiap kejadian yang diceritakan entah bagaimana Esau yang digambarkan sebagai sang pencipta merasakan jatuh cinta pada Rahara, menikah, dan berencana membuat masa depan lebih baik dengan nano chip yang ditanam di otak manusia.

Semuanya tergambar dengan jelas dan rapi.

Aku bahkan hanya menemukan tiga typo di tulisannya.

Meskipun cerita ini fantasi, pertama2 aku bingung menerka mengapa bisa sosok yang digambarkan sang pencipta ini jatuh cinta pada manusia? Namun, setelah dibaca sampai akhir, ini adalah twist yang manis.

Sang pencipta yang digambarkan penulis ternyata manusia. Suami Rahara bernama Esau. Dikatakan sang pencipta karena Esau menciptakan 'dunia' dalam komputer (begitu gampangnya) untuk istrinya Rahara yang sudah mati dan menginginkan dunia tanpa penderitaan. Maka Esau menciptakan 'surga' untuk istrinya itu.

Twist yang lebih mencengangkan lagi, adik Rahara ternyata membunuh Esau di detik2 pria itu akan menjemput ajal. Adik lelaki yang menyukai Rahara lebih dulu ketimbang datangnya Esau. Seseorang yang menemani Rahara sampai akhir dibanding siapapun dan mengucapkan selamat ulang tahun.

Seriously ini ceritanya keren banget. Narasinya itu yang bikin love it walau kataku tadi, banyaknya hampir 85%. Tapi ya namanya cerpen, jd bagusnya emang begitu.

Di blurb, udah dikasih tau apa yang akan terjadi di cerita. Jadi blurbnya bener2 ngebantu supaya bacanya ga pusing.

Keren dah 👍🏻

Buat Gilang Gazi itu aku kasih nilai 9/10

PANDORAVERSETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang