14

1.2K 106 8
                                    

•🕊️


Dua Minggu berlalu….

Masih sama namun ada yang berbeda, hening,sepi,suara ac dan jam dinding. Menatap kosong tv yang tidak menyala,melamun tidak berujar satu patah katapun.

Kini tubuh yang dulu nya terawat sekarang mengurus, kadang tersenyum kadang tiba-tiba menangis.  Terlelap namun tidak sepenuhnya terjaga, sering sekali memanggil pelengkap hatinya yang telah menghilang.  

"H-hyunie..."  nama itu selalu terdengar di seluruh penjuru kamar setiap malam. Sepertinya memang tidak ada kesempatan untuk dirinya, memiliki bayi mochi itu.

"K-kalo bayi gak dateng,kakak pergi aja dek ya. Temui kebahagiaan yang lain, mungkin jodoh kamu bukan kakak"  kalimat sederhana namun terkesan menyakitkan, kata Chris  pernah dia ucapkan satu hari yang lalu.

Saat semua orang benar-benar pergi meninggalkan nya sendirian, untung saja Chris tidak bunuh diri.

Kakak nya pun tidak ada di rumah sejak dua hari yang lalu, pergi tanpa memberi kabar.

"B-bayi mochi"

.

.


"hoek... hoek... hh c-cakit huks"

Ternyata keduanya sama-sama menyedihkan, bayi mochi yang biasa tersenyum kini selalu menahan sakit, menangis setiap saat,tat kala selalu saja ia mendapat bentakan dari orang tuanya. Saat mengetahui bahwa dokter menyatakan Hyunjin mengandung.

Keduanya kecewa semakin benci, pasti karena ulah pria itu!

Dan benar saja,Sana akui itu adalah anaknya Chris. Ia menjelaskan semua kesalah pahaman sampai Tyuzu merasa menyesal dengan semua yang terjadi.

Sekarang Tyuzu menerima,bayi manjanya itu dalam kondisi apapun.

"Maafin papa sama buna sayang, udah buat kamu kayak gini. Buna udah jahat, ngga dengerin penjelasan Chris.

Tadi malam kak Sana datang jelasin semuanya sama papa,buna. Seharusnya buna tidak egois,malah termakan emosi hasutan dari mantan nya Chris tanpa dengar penjelasan dahulu.

Sekarang buna ngga marah hyunie hamil anaknya Chris,buna minta maaf udah nyakitin kamu, udah bentak-bentak hyunie setiap hari.

Maafin buna, nanti sore hyunie mau kan ketemu kak Chris?" Tyuzu berujar lirih, sakit sekali rasanya.

"M-mau hiks, mau ketemu,m-mau peyuk"

"Iya sayang, nanti hyunie boleh peluk kak Chris lagi" Tyuzu mengusap tengkuk Hyunjin, yang lagi-lagi muntah karena efek janin.

"hoek! b-buna mau di peyuk om Chlis,kenapa yama hiks"

"Buna nungguin papa kerja dulu, pesawat nya belum ada. Hyunie tenang dulu,jangan nangis kasian loh dedek janin nya. Hyunie mendingan istirahat,bobo biar nanti waktunya cepet,buna bangunin hyunie kalo udah mau berangkat oke?"

"Kenapa nda kaya om Chlis punya pecawat" tanya nya

"Karena papa nggak bisa bawa pesawat" jelas Tyuzu sambil tertawa. Melihat senyum anak nya yang sudah perlahan kembali.

"Ayo buna bobo, hyunie nda sabal mau ketemu om Chlis"

"Kakak sayang bukan om,dia nanti jadi suami kamu loh" Tyuzu mencubit pipi gembul Hyunjin, berjalan menuju kamar anak kesayangan tidur.

Hyunjin tersenyum malu. "Hyunie kangen kak Chlis, mau cium hihi"

"Uh kamu ini suka sama om-om" Tyuzu tertawa

OM CHRIS|CHANJIN ✓[5]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang