Jarak

319 16 1
                                    

Tenji tiba di depan apartemen Yuichi dengan menenteng dua plastik belanjaan dari minimarket.

Diketuknya pintu depan apartemen Yuichi.

Tenji menunggu sekitar 2 menit tapi Yuichi tidak kunjung membukakan pintu.

"Yuichi tidak ada dirumah, ya?" Lirih Tenji. Tenji menghela nafas dan segera bergegas melangkah meninggalkan apartemen Yuichi tatkala tiba-tiba pintu apartemen Yuichi terbuka sedikit dengan sendirinya.

"Hmm?" Tenji yang terkejut dengan pintu apartemen Yuichi yang sedikit terbuka segera mendekati pintu itu.

"Yuichi? Kau di dalam? Boleh aku masuk?"

Sekali lagi tidak ada yang menyahut dari dalam apartemen.

"Ojamashimasu..." ucap Tenji sambil mulai membuka pintu apartemen Yuichi

Kedua mata pemuda berkacamata itu melebar tatkala melihat Yuichi sedang berciuman dengan Shibe.

"Y-Y-Yuichi?!"









"Yuichi!!!"

Tenji terbangun dari tidurnya. Keringat mengucur di sekujur tubuhnya. Nafas Tenji nampak tersengal-sengal.

Tenji beranjak dari tidurnya kemudian mulai mengatur nafasnya.

"Ternyata cuma mimpi." Tenji meraih kacamatanya lalu memakainya.

Yuichi tidak ada disampingnya.

"Dia sudah bangun ya?" Tenji masih mengatur nafasnya.








Yuichi sedang duduk di pinggir danau saat Tenji keluar dari tenda camping. Tenji perlahan mendekatinya.

"Ohayou." Yuichi menyapa Tenji tanpa menolehkan kepalanya.

"Ohayou." Tenji balas menyapa.

"Pagi yang cerah untuk melakukan aktivitas ya." Yuichi mulai mengambil sebuah batu lalu dilemparkannya batu itu ke danau.

"Pagi-pagi kau sudah bangun." Ujar Tenji.

"Aku sudah biasa bangun pagi. Sepertinya pekerjaan menjadi loper koran akan jadi kenanganku."

"Tenji. Yuichi. Ohayou." Shiho baru bangun.

"Yutori-chan masih tidur?" Tanya Yuichi.

"Iya. Aku ingin membangunkannya tapi aku tidak tega. Yutori pasti kelelahan karena mencari kayu bakar denganku kemarin sore." Jawab Shiho dengan mata kasihan.

Shibe keluar dari tendanya dengan mulut menguap.

"Hoaamhh...ohayou, minna." Shibe melangkahkan kakinya pelan mendekati teman-temannya.

Tenji menatap Shibe. Shibe balas menatap Tenji.

"Doushita, Tenji? Penampilanku keren ya? Padahal aku masih kucel, lho!" Shibe setengah melucu.

Tenji langsung tersenyum.

"Nande mo nai." Balas Tenji dengan nada biasa.

"Kenapa firasatku mengatakan hal tidak enak?" Batin Tenji.

Yuichi diam-diam memperhatikan ekspresi wajah Tenji yang khawatir.

"Ada apa dengan Tenji? Kelihatannya dia khawatir. Apa perasaanku saja?"








Yuichi sedang memakan roti melon pan saat Tenji mendekati Yuichi sambil menyodorkan susu UHT coklat. Yuichi mendongak menatap Tenji.

"Gak usah repot-repot. Aku gak tahu gimana cara balas kebaikanmu."

Love Or Money? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang