Terinspirasi dari lagu Call you mine - Bebe Rexha feat The Chainsmokers.
****
Pagi ini di rumah keluarga Choi, orang-orang tampak sibuk menyiapkan acara penyambutan kedatangan kakak tiri Jisung. Namanya Jaemin. Jisung sendiri belum pernah melihat rupa kakak tirinya secara langsung. Hal ini dikarenakan kakak tirinya itu tinggal di luar negeri bersama kakek dan neneknya. Orang tua mereka menikah saat Jisung menginjak kelas 10 dan saat itu kakak tirinya itu tidak ada menghadiri pernikahan ibunya dan ayah tirinya itu.
Dan saat mendengar kabar kalau kakak tirinya itu hendak datang, Jisung mendadak gugup. Ia membayangkan bagaimana jika kakak tirinya itu adalah orang yang jahat yang tidak menerima keberadaan nya dan ibunya. Jisung sering melihat hal seperti itu di televisinya. Inilah yang membuatnya hanya diam termenung saat kedua orangtuanya itu tengah sibuk menyiapkan diri untuk menjemput kakak tirinya itu di bandara.
Winwin yang bolak-balik mencari anak semata wayangnya itu menghela napas pendek saat melihat Jisung hanya duduk diam menghadap balkon kamar, membelakangi nya. Melangkah mendekat, Winwin menepuk pindah Jisung yang membuat Jisung terperanjat.
"Kenapa hanya diam? Ayo siap-siap. Kasihan kakak mu nanti menunggu lama" Winwin berucap lembut.
"Mama, bagaimana kalau kak Jaemin itu tidak menyukai kita? Bagaimana kalau dia berbuat jahat pada mama?" tanya Jisung pelan, menundukkan kepalanya tidak berani menatap wajah orang yang melahirkan nya itu.
"Memangnya Jie tahu darimana Jaemin jahat?" tanya Winwin, tangan nya terangkat mengusap lembut kepala Jisung.
"Jie sering lihat drama di televisi begitu" jawab Jisung polos.
"Jie, Jaemin itu tidak jahat. Dia orang yang sangat baik. Mama sudah pernah bertemu dengannya dan dia menerima mama sebagai ibu sambung nya. Asal kau tahu, kakak tirimu itu sangat tampan. Kau pasti akan terpesona saat bertemu dengannya nanti"
"Serius ma?"
"Serius sayang. Ayo cepat siap-siap, mama dan papa akan menunggu di dalam mobil" Winwin tersenyum lembut dan mencubit gemas pipi Jisung sebelum kemudian melangkahkan kakinya pergi meninggalkan Jisung sendiri.
Setelah kepergian Winwin, Jisung beranjak membuka lemari pakaiannya. Mengambil hoodie berwarna abu-abu dan celana jeans hitam untuk ia kenakan. Memperhatikan penampilan nya sebentar di cermin dan setelah dirasanya sempurna barulah ia melangkah ke luar kamar dan menyusul kedua orangtuanya yang sudah menunggu nya di dalam mobil.
Melihat si bungsu telah masuk ke dalam mobil langsung saja Jaehyun menjalankan mobilnya meninggalkan halaman rumah mereka dan melaju di jalanan.
•
•
•
•
•
•"Iya aku sudah tiba, pa. Aku akan menunggu" Jaemin meletakkan kembali ponselnya ke saku jaketnya setelah ayahnya mengakhiri panggilan mereka.
Kakinya melangkah santai melewati banyak orang yang berlalu-lalang sembari menatap kagum ke arahnya. Wajahnya yang rupawan membuat nya menjadi pusat perhatian. Sesekali ia akan melemparkan senyum dan mengedipkan matanya pada perempuan-perempuan cantik yang memperhatikan nya penuh kagum.
"Tidak ada yang berubah, Jaemin" gumamnya saat berada di luar bandara. Kedua matanya terpejam menikmati udara Seoul yang sudah lama ia rindukan.
"Jaemin"
Jaemin membuka matanya cepat saat mendengar namanya di panggil. Melemparkan senyum saat melihat Jaehyun dan Winwin melambaikan tangan padanya dan berdiri di samping mobil. Namun tidak lama senyum nya tergantikan dengan ekspresi bingung saat melihat seorang lelaki tinggi semampai yang baru saja turun dari mobil dan berdiri disamping Winwin. Jaemin melangkahkan kakinya mendekat dan berhenti tepat di hadapan lelaki yang tidak ia kenali itu.
"Siapa anak ini?" Jaemin bertanya sembari menunjuk ke arah lelaki asing di depannya itu.
"Dia, Jisung. Adik tirimu" Jaehyun menjawab.
Jisung mengangkat wajahnya, menatap Jaemin ragu sebelum kemudian tersenyum canggung. Winwin benar Jaemin itu sangat tampan. Tatapannya yang intens membuat Jisung hanya bisa tertunduk malu. Netra Jaemin memperhatikan Jisung dari ujung rambut sampai ujung kaki kemudian tersenyum kecil.
"Aku Jaemin, salam kenal dek Jie. Jangan terlalu canggung padaku, kita adalah keluarga" Jaemin kembali tersenyum di akhir kalimat nya.
"I-iya kak Jaemin" Jisung gugup. Terbukti dari tangannya yang sedikit bergetar saat bersalaman dengan Jaemin.
Jaehyun dan Winwin saling berpandangan dan melempar senyum saat melihat interaksi kedua anak mereka. Winwin merasa sangat beruntung karena Jaemin terlihat menyayangi Jisung seperti adiknya sendiri.
"Kau tidak membawa koper?" Jaehyun bertanya saat melihat Jaemin hanya membawa dirinya.
Jaemin menggeleng sebagai jawaban lalu kemudian kembali tersenyum menatap Jisung. Jaehyun menghela napas pendek dan menggelengkan kepalanya. Anaknya itu memang tidak berubah.
"Ayo kita pulang, papa sudah persiapkan sambutan untuk kembalinya kau ke rumah" ucap Jaehyun yang kemudian diangguki Jaemin.
Mereka berempat masuk ke dalam mobil. Jaehyun menjalankan mobilnya melaju membelah jalanan, kembali ke rumah mereka untuk merayakan kedatangan Jaemin.
•
•
•
•
•
•Acara itu berlangsung singkat. Hanya kerabat dan rekan bisnis Jaehyun yang diundang untuk menghadiri penyambutan Jaemin. Setelah acaranya selesai mereka pun kembali pulang.
Setelah para tamu pulang Jaemin melangkahkan kakinya menaiki anak tangga menuju kamar Jisung. Jaemin mengetuk pintu namun tidak ada jawaban dari dalam kamar. Jaemin meraih gagang pintu dan mendorongnya, tersenyum tipis saat melihat adik tirinya itu telah tertidur pulas.
Melangkahkan kakinya mendekat, Jaemin duduk disisian ranjang, netranya memperhatikan Jisung yang tengah terlelap. Jaemin akui, adik tirinya ini memang manis hanya saja sangat pendiam dan canggung. Disaat Jaemin ingin mendekat dia malah menjauhkan diri nya dari Jaemin. Seperti diacara tadi saat Jaemin mengajak nya berbincang, Jisung hanya meresponnya dengan senyum kecil dan menjawab seadanya.
"Apakah aku mengerikan di matamu? Kenapa kau begitu takut padaku?" Jaemin bertanya walaupun ia tahu Jisung tidak akan menjawab pertanyaannya itu. Tangan Jaemin terangkat mengusap kepala Jisung sebelum kemudian telunjuknya turun membelai wajah Jisung.
"Jadilah adek yang manis dan jangan takut padaku. Aku tidak bisa mendekati mu jika kau sendiri berusaha menjauh. Selamat malam adek manis" Jaemin tersenyum tipis. Mendekatkan wajahnya dan mencium lama kening Jisung.
Jaemin menyelimuti Jisung sebelum dirinya keluar dari kamar Jisung. Memandang sebentar wajah damai Jisung sebelum kemudian berbalik pergi dan menutup pintu kamar Jisung dari luar.
Jisung membuka matanya cepat saat mendengar pintu kamarnya telah ditutup. Ia tidak benar-benar tertidur tadi. Semua perkataan Jaemin padanya, Jisung mendengar semuanya.
Jisung memegang dadanya sendiri. Jantung nya berdebar kencang. Ada debaran aneh yang ia rasakan saat Jaemin menyentuhnya tadi. Perasaan asing yang menjalar di tubuhnya membawa afeksi asing yang ia rasakan pertamakali.
"Ini tidak boleh terjadi" Jisung bergumam pelan. Berharap debaran aneh ini hanyalah karena dia terkejut saat Jaemin menyentuhnya. Jisung tidak ingin jatuh pada perasaan yang salah terhadap kakaknya sendiri.
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
Song About Us [Jaemsung oneshoot]
Fanfiction~~ Losing him was blue like I'd never known Missing him was dark grey all alone Forgetting him was like trying to know somebody you've never met But loving him was red ~~ ∆ BxB! ∆ No Salpak!