Terinspirasi dari lagu Imagination - Shawn Mendes
****
Jaemin benar-benar dibuat pusing karena ulah seorang hantu laki-laki yang selalu mengikuti dan tinggal bersamanya. Hal ini bermula dari Jaemin yang penasaran sehingga melakukan ritual pemanggilan roh untuk dijadikan kekasih seperti yang ditontonnya di Y-Tube. Setelah melengkapi setiap syaratnya, Jaemin menunggu, namun sayangnya tidak terjadi apa-apa sampai akhirnya ia mengantuk dan tertidur.
Namun alangkah terkejutnya ia saat bangun di pagi hari, ia melihat seorang remaja laki-laki tengah duduk dipahanya dan menatapnya polos. Jaemin refleks mendorong tubuh remaja laki-laki itu dan mengubah posisinya menjadi duduk. Penasaran, Jaemin pun bertanya asal-usul remaja itu namun jawaban remaja itu membuat Jaemin tercengang. Remaja itu mengatakan kalau ia adalah hantu yang dipanggil Jaemin lewat ritual yang Jaemin lakukan kemarin malam sekaligus memperkenalkan dirinya pada Jaemin.
Setelah kemunculan hantu remaja laki-laki yang bernama Jisung itu hidup Jaemin tidak pernah damai. Jaemin tidak bisa hura-hura ke club seperti kebiasaan nya yang sebelumnya karena Jisung selalu menghadangnya.
"Tidak bisakah kau tidak mengganguku di pagi hari ini?!! Aku muak melihat mu!!" Jaemin menutup pintu rumahnya dengan kasar dari luar membuat Jisung terlonjak kaget.
Air mata Jisung jatuh basahi pipi nya saat melihat sikap kasar Jaemin padanya semenjak kedatangan nya. Padahal Jisung datang kesini karena Jaemin lah yang memanggilnya tetapi kenapa Jaemin malah membencinya?
Tidak ingin terlarut dalam kesedihannya, Jisung menghapus air matanya cepat dan tersenyum manis memandang pintu rumah yang ditutup kasar oleh Jaemin barusan. Ia hanya berharap Jaemin bisa sedikit lembut padanya suatu hari nanti.
•
•
•
•
•
•
•Jisung melangkah mondar-mandir di ruang tamu. Jam dinding telah menunjukkan pukul 8 malam dan Jaemin masih belum pulang dari kampusnya. Jisung sangat khawatir pada Jaemin, ia berharap Jaemin baik-baik saja sekarang.
Ting nong!
Jisung tersenyum saat mendengar bel rumah berbunyi, ia yakin kalau itu adalah Jaemin. Bergegas membuka pintu, senyuman Jisung perlahan luntur saat melihat Jaemin pulang dalam keadaan mabuk dengan diantar dua orang yang Jisung tebak mereka adalah sahabat Jaemin.
Jisung pun membuka lebar pintu dan mempersilahkan mereka untuk masuk dan membawa Jaemin ke dalam kamarnya. Jisung bergegas ke kamarnya dan mengambil obat dan air putih untuk diberikan pada Jaemin.
"JANGAN MENDEKAT JALANG!"
Jisung terkejut mendengar bentakan Jaemin padanya. Gelas yang dipegangnya jatuh ke lantai membuat pecahan gelas itu menyebar kemana-mana. Jisung berjongkok untuk memungut pecahan gelas itu. Tidak peduli dengan tangannya yang terluka Jisung tetap memungut nya dan melangkah keluar dari kamar Jaemin dengan rasa sakit yang luar biasa.
"Kau tidak seharusnya membentaknya, Jaem. Dia bermaksud baik padamu" tegur Mark yang merupakan sahabat sekaligus sudah dianggap kakak sendiri oleh Jaemin.
"Tidak perlu membelanya" ucap Jaemin datar.
"Aku tidak membelanya tetapi anak itu memang bermaksud baik padamu. Kalau kau tidak menyukainya kenapa kau memanggil nya dengan ritual aneh itu?"
"Aku setuju dengan Mark, Jaem. Tidak ada salahnya kau bersikap lebih lembut padanya" Yeonjun ikut berucap.
"Terserah kalian saja, aku ingin istirahat" Jaemin membenarkan posisi tidurnya dan memejamkan matanya.
Mark dan Yeonjun menggelengkan kepala mereka dengan sikap Jaemin. Keduanya melangkah pergi dari kamar Jaemin dan tidak sengaja bertemu dengan Jisung yang menangis di ruang tamu. Namun kemudian ia menghapus air matanya dan tersenyum kecil pada Mark dan Yeonjun dan mengantar keduanya sampai ke teras rumah.
Setelah mobil Mark meninggalkan area halaman Jaemin barulah Jisung menutup pintu. Jisung melangkahkan kakinya menaiki anak tangga menuju kamar Jaemin untuk melihat keadaan Jaemin sebentar.
Melangkahkan kakinya pelan mendekati kasur Jaemin dan kemudian duduk diatas kasur Jaemin, Jisung tersenyum tipis memperhatikan wajah Jaemin yang damai saat tidur. Tangannya ingin menyentuh wajah Jaemin namun urung karena sadar Jaemin tidak bisa ia gapai.
"Aku mencintaimu, Jaemin. Selamat malam" Jisung berucap pelan lalu kemudian menyelimuti tubuh Jaemin. Jisung melangkah keluar dari kamar Jaemin dan menutup pintu kamar Jaemin pelan, berusaha untuk tidak menimbulkan suara yang membuat Jaemin terbangun.
Jaemin membuka matanya setelah Jisung menutup pintu kamarnya. Ia jadi merasa bersalah setelah apa yang ia lakukan selama ini pada Jisung. Jaemin meyakinkan dirinya sendiri bahwa ia akan bersikap lembut pada Jisung mulai besok dan memperlakukan Jisung dengan baik sebagai seorang kekasih.
"Selamat malam juga, Jisung" ucap Jaemin pelan dan tersenyum tipis. Memejamkan matanya, Jaemin tertidur lelap.
•
•
•
•
•
•Pagi hari ini Jaemin dibuat frustasi karena tidak melihat Jisung pagi hari ini. Ia membuka setiap pintu ruangan dirumahnya dan berkeliling rumahnya untuk mencari Jisung namun ia tidak menemukan Jisung dimanapun. Jaemin melangkah masuk ke dalam kamar yang Jisung tinggali selama 3 hari. Secarik kertas yang berada diatas meja nakas menarik perhatian Jaemin.
****
Hai, Jaemin. Selamat pagi hehe. Ku harap saat kau menerima surat ku ini kau dalam keadaan yang sehat dan baik-baik saja. Aku sangat berterimakasih karena kau sudah menerima ku dirumah mu selama 3 hari ini, terimakasih juga telah memanggil ku dan membuat ku tahu bagaimana rasanya jatuh cinta. Seperti yang kau inginkan aku pergi jauh darimu dan tidak akan pernah menampakkan diri ku lagi padamu. Tapi, aku juga ingin kau tahu Jaemin kalau aku sangat mencintaimu. Aku selalu berharap agar bisa dekat dengan mu walaupun nyatanya itu tidak mungkin. Maaf karena telah membuat mu muak, maaf karena tidak bisa melakukan apapun dengan benar, dan terakhir maaf karena telah jatuh cinta.Aku mencintaimu.
~ Jisung ~
****
Jaemin merobek surat dari Jisung dan berlari menuju kamarnya. Jaemin mengulang ritual yang ia lakukan untuk memanggil Jisung pertama kali namun yang ia lihat hanyalah Jisung yang melambaikan tangannya padanya dari dalam cermin sebelum kemudian menghilang.
"Jangan pergi, Jisung. Ku mohon berikan aku kesempatan untuk menebus kesalahan ku. Kita masih punya waktu 4 hari lagi, kau tidak bisa meninggalkan ku sendiri. KEMBALI JISUNG" Jaemin memukul cermin nya keras membuat cermin itu retak dan membuat tangan Jaemin terluka.
"AKU TIDAK PEDULI POKOKNYA KAU HARUS KEMBALI PADAKU. KAU MENDENGAR KU HAH? JANGAN TINGGALKAN AKU!!" Jaemin berteriak frustasi di dalam kamarnya berharap Jisung dapat mendengar nya. Namun bisikan halus yang terdengar di indra pendengaran Jaemin selanjutnya membuat Jaemin semakin menyesal.
"Kita tidak bisa bersama, Jaem. Dunia kita sudah berbeda. Aku hanyalah imajinasi sementara mu. Tetap jalani lah hidupmu dan berubah lah ke arah yang lebih baik. Jika jodoh pasti akan bertemu suatu saat nanti"
"Aku tetap menunggumu, Jisung. Sampai kapanpun itu aku akan tetap akan menunggumu"
~ END ~
See you in the next oneshoot👋
KAMU SEDANG MEMBACA
Song About Us [Jaemsung oneshoot]
Fanfic~~ Losing him was blue like I'd never known Missing him was dark grey all alone Forgetting him was like trying to know somebody you've never met But loving him was red ~~ ∆ BxB! ∆ No Salpak!