[3]

115 15 4
                                    

[Hidden White Cottagecore]
And the pretty lies that lied behind

[HITO #3]
Hajime Iwaizumi Oikawa Tooru book 3
.
.

Pada akhirnya mereka pulang saat sore hari dan sampai kembali ke apartemen Hajime pukul delapan malam. Issei memilih untuk memesan makanan karena bossnya yang menjadi terus  diam semenjak beberapa saat sebelum mereka meninggalkan pondok. Percuma dia menawarkan akan makan apa karena tidak akan digubris pula

Langkah kaki Issei adalah satu satunya yang terdengar karena dia sibuk membersihkan diri dan mengganti pakaiannya. Dia ingin segera istirahat, karena sialan, menyetir pulang pergi ke tempat sejauh itu amat menguras tenaganya. Bahkan mereka hanya mendapat kue pastry dan teh saja, tidak ada makanan pokok yang diberikan, agaknya yang hidup disana memang kejam.

"Makan" Issei menaruh sekotak sushi ke meja dihadapan Hajime yang duduk diam di sofa. Tampak tidak terganggu dengan segalanya-- pakaian formalnya, sepatu, atau rasa tidak nyaman dibadan karena berkeringat--. Sumpit kayu dan air mineral disusulkan disamping kudapannya

Manik zamrud itu melirik kebawah mendapati hidangan dimeja. Tidak ada perubahan ekspresi, "Aku mau continental" dia akhirnya berkata

Sembari memasukkan makanan ke mulutnya, Issei menjawab cepat, "Besok pagi, makan dulu yang ada" 

Lagipula orang macam apa yang malam malam meminta continental. Issei sempat menggelengkan kepalanya tidak habis fikir. "Setelah ini cepat ganti bajumu, aku risih melihatnya" Dia bahkan sama sekali tidak mengangkat pandang ke manusia didepannya

"Kalau begitu miso saja"

Tapi kemudian yang satu ini berhasil membuat Issei melirik bossnya. Sedangkan yang bersangkutan justru hanya diam menunduk, durasi tampak berkedipnya begitu lama. Apa dia bahkan sudah hampir tertidur? Dia sejak tadi bergurau?

"Iwa..?" Issei memastikan

Sekian detik berlalu juga masih hening, dan hawa tidak enak mulai dirasakan Issei di punggungnya, jadi dia segera meletakkan sumpit dan berdiri mendekat ke Hajime. Issei melihat tangan bossnya yang tiba tiba tegang dan bergetar kecil, disusul dengan nafas Hajime yang memendek dan cepat

Ah ini dia...

"Iwa bernafas pelan pelan!" Perintahnya kala berhasil mengamankan tubuh Hajime di pegangannya

"Isse...i!" panggilan itu selesai dengan terpaksa karena kini seluruh tubuhnya menyentak, mengalami kejang

Hajime kambuh

Sembari memegangi tubuh bossnya yang terus tersentak, Issei segera mengeluarkan ponsel menelpon dokter. Dia sudah tahu akan begini, maka dari itu Issei selalu menolak saat Hajime berniat pergi ke tempat yang cukup jauh. Saat kelelahan, epilepsi Hajime pasti akan kambuh

Tak kunjung dijawab, dia menyentuh tombol speaker dan melempar ponselnya ke meja. Issei membawa Hajime turun dari sofa ke karpet, dan membaringkannya miring. Kedua tangannya kemudian sibuk melonggarkan seluruh pakaian Hajime. Pahanya dia gunakan untuk menumpu leher dan kepala teman sekaligus atasannya ini. Tubuh Hajime terus mengalami kejang

Issei memaksa untuk membuka rahangnya, "Iwa, buka, nafasmu, kamu butuh bernafas, buka rahangmu, sialan!" tangannya tidak kunjung diam, berpindah dari memegangi tangan Hajime, dan kembali naik ke rahang untuk menjaganya agar terbuka

"Tidak papa, aku disini, aku bersamamu. Tidak papa Hajime, kau akan segera baik baik saja"Issei terus menenangkannya, dan itu memang terbukti efektif karena setelah beberapa saat tubuh Hajime mulai menuruti kata katanya, menjadi tenang secara perlahan

HIDDEN WHITE COTTAGECORE | IWAOITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang