chapter 2

101 22 4
                                    

Hari ini, Yedam libur bekerja. Setiap libur, Yedam pasti akan memasak makanan untuk ayahnya. Yedam padahal ingin selalu memasak untuk Hanbin, tapi Hanbin terus menolak karena Hanbin tidak ingin putri cantiknya kelelahan.

"Pagi ayah....apakah tidur ayah nyenyak?" Tanya Yedam ramah sambil menyiapkan makanan di atas meja

"Aigoo....kenapa damie memasak?, Bukankah sudah ayah bilang, jika sedang libur damie istirahat saja" bukannya menjawab Hanbin malah memarahi Yedam yang memasak

"Aiigoo.... Kepada tuan bang Hanbin... Berhenti mengoceh pagi-pagi... Lebih baik ayah mandi dan makan setelah itu kita membuka toko,, ayah tidak kasihan nanti banyak pelanggan yang menunggu kimbab lezat dari ayah... Ayok....mandi dan bersiap" kata Yedam mendorong sang ayah ke kamar mandi

Dan Hanbin hanya bisa pasrah. Yedam memang seperti ini. Yedam sebenarnya, ingin sang ayah menikah lagi. Ayahnya masih sangat muda dan pasti butuh orang yang mengurus baik lahir dan batin. Bukan maksud Yedam menghianati sang ibu. Tapi bagaimana pun ayahnya pasti butuh seseorang untuk bersandar,, namun, malah ayahnya sekarang tak pernah Yedam lihat mendekati perempuan.

Setelah Hanbin bersiap. Hanbin akhirnya, memakan sarapannya bersama Yedam. Hari ini, setelah membantu ayahnya ditoko kimbab. Mungkin Yedam akan mengantar makan siang untuk Haruto. Tentang memar semalam untuk sudah berkurang jika tidak ayahnya juga pasti akan khawatir.

"Ayah....ayah yakin tidak ingin menikah lagi?" Tanya Yedam ragu disela sarapan mereka

"Yakin sayang..." Jawab Hanbin ramah

Pertanyaan yang beberapa kali Yedam tanya dan selalu mendapat jawaban yang sama. Yedam membalas dengan anggukan dan senyuman getir, seakan paham dengan fikiran sang anak Hanbin menggenggam tangan Yedam

"Apa damie takut jika ayah sendiri?" Tanya sang ayah berhasil membuat Yedam tertunduk tak berani menatap ayahnya

"Damie,, bisa mengurus ayah secara jasmani, tapi secara rohani?,, Damie, setuju kok jika ayah memang menikah lagi, yang penting ia wanita yang baik dan bisa mengurus ayah" kata Yedam menahan tangisnya

"Yaampun,,, anak ayah sudah besar ternyata hehehe.... Sayang, dengar ayah, ayah bisa mengurus diri ayah sendiri..
Ayah tidak bisa mencintai siapapun selain ibumu... Jadi ayah tidak ingin menyakiti orang yang ayah jadikan hanya sebagai teman ayah saja, bukan cintanya ayah... Damie, gak perlu khawatir...bagi ayah, damie adalah orang yang bisa buat ayah bersandar dikala ayah lelah ataupun sedih.... Lagipula, jika memang damie dan Haruto akan menikah dan pindah, damie bisa datang kemari kapan saja bukan...jadi damie tidak perlu memikirkan hal itu, paham?" Jelas sang ayah tersenyum melihat kekhawatiran anaknya

"Iya ayah...." Jawab Yedam paham

Setelah itu mereka menyelesaikan sarapannya. Dan Yedam membantu Hanbin di toko kimbab. Toko kimbab a
Hanbin banyak peminatnya walau yang datang tidak langsung memenuhi tempat disana

Saat sedang membereskan meja. Tiba-tiba seorang wanita paruh baya datang dengan seorang pemuda yang Yedam kenal, tapi sayangnya pemuda itu jauh dari yang Yedam jumpai biasanya. Tampak ia banyak tersenyum dan sangat lembut kepada sang wanita paruh baya yang dipanggil eomma

"Annyeonghaseyo, nyonya Kim... Sudah lama kau tidak berkunjung" sapa Hanbin Ramah, seperti nya ini pelanggan yang sering ke toko ayahnya fikir Yedam

"Oh, annyeonghaseyo, tuan bang,
Iya...aku baru saja pulang dari luar negri karena pengobatan. Dan karena kebetulan anakku libur bekerja. Jadi aku memintanya menemani ku kemari" jelas nyonya Kim ramah

"Annyeonghaseyo, aku Kim Doyoung paman," kata Doyoung ramah dan membungkuk sopan

"Oh iya, annyeonghaseyo,, aku bang Hanbin... Wah...anak mu sangat tampan nyonya Kim" kata Hanbin membalas sapaan ramah Doyoung

Pilihan Yang Terbaik ✍️(Harudam) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang