Cool Boy 7

160K 10.7K 788
                                    

Masa paling indah kata orang itu waktu SMA dimana kisah indah masa remaja dilalui. Merasakan kumpul dan berbagi rahasia, cerita dengan teman, sahabat dan pacar buat yang punya.

Seperti Fiane yang seharusnya bahagia menjalani masa remajanya, tapi dia malah murung di sudut perpustakaan. Jam pelajaran yang diisi acara lomba antar kelas karena selesai UAS membuatnua bosan karena dia tak mengikuti lomba apapun kecuali lomba lari maraton berpasangan di akhir Minggu pekan pasca UAS. Bukan karena dia malas tapi karena dia memang tak punya keahlian apapun kecuali mendesain. Ikut lomba laripun karena memang hampir seluruh anak ikut kecuali yang jadi pengurus.

Soal acara puncak setelah lari maraton yang Fiane ikut ngurusin bareng OSIS pun sudah clear tugasnya. Jadi Fiane itu fix tak punya kerjaan dan tak ada lagi waktu untuk bertemu Arhoz.

Fiane menempelkan pipinya di meja perpus dengan wajah bosan. Tangannya membolak-balikkan buku yang dia pinjam tanpa minat.

"Hei, kucari-cari juga malah di sini. Ayo kasih semangat, kelas kita tanding futsal lho sama kelas kak Arhoz," cerocos Prita yang tiba-tiba sudah diduk di samping Fiane.

"Males, lagi nggak mood."

"Emang nggak pengen nyemangati pacar gitu?" goda Prita menyenggol lengan Fiane.

"Emang kak Arhoz main?"

"Idih, dari kemarin kemana aja Fin? Pacar main nggak ngerti, jangan-jangan pacar punya selingkuhan juga nggak tahu."

"Ih, mulutmu minta kucabein ya?"

Mengingat dia nggak tahu apa-apa soal Arhoz bikin dia ngerasa sedih, pacar tapi apa yang dilakuin pacar nggak ngerti. Prita mengusap rambut panjang Fiane yang tergerai pelan, dia tahu apa yang ada di pikiran Fiane sejak kemarin.

"Ya udah yuk nonton, kamu rela pacarmu digerumuti cewek-cewek?"

Membayangkan Arhoz digerumuti cewek-cewek bak gula yang diserang semut bikin fiane bergidik ngeri dan merasa nggak terima. Dia langsung menggeleng kuat dan menarik tangan Prita keluar perpustakaan.

Suasana lapangan futsal indoor di sekolah Fiane sudah sangat ramai karena sang ketua OSIS sekaligus pangeran sekolah tanding, belum lagi ada Oneil yang juga tak kalah tampan dengan senyumnya yang memikat hati cewek manapun. Cewek-cewek sudah pasti duduk cantik berjejer ingin melihat pertandingan antara kelas IA2 dan kelas X, kelasnya Fiane.

Pandangan mata Fiane lurus ke arah pinggir lapangan dimana siempunya mata biru sedang berdiri dengan cewek cantik di sampingnya, siapa lagi kalau bukan Salsa. Kelas IA2 isinya memang bintang-bintang kadi tak heran jika penontonnya banyak. Bukan masalah bintangnya yang bikin Fiane mengerucutkan bibirnya saat ini, tapi sosok cewek cantik di samping Arhoz. Harusnya dia yang ada di sana ngasih minum ataupun mengelap keringat Arhoz, rasanya nggak rela.

Hampir saja Fiane mau keluar dari ruangan kalau saja Oneil tak meneriakkan namanya. Oneil mengerakkan tangannya mengisyaratkan Fiane untuk mendekat.

Kenapa Oneil, bukan Arhoz?

Fiane hanya tersenyum simpul tanpa ada niat untuk mendekat, buat apa mendekat kalau tak diharapkan. Kepala Fiane sudah berasap siap-siap menunggu meledak.

Ponsel Fiane berdering, segera dia mengangkatnya karena merasa pasti Arhoz yang menelponnya dilihat dari tangan Arhoz yang memegang ponsel ditelinga.

"Turunlah, jangan cemberut terus."

Makan hati sudah kalau berhadapan dengan Arhoz, yang bikin dia cemberut juga siapa. Fiane gondok sendiri rasanya, ingin nendang bola futsal itu ke muka datarnya Arhoz biar berubah ekspresinya.

Cool Boy (Bagian cerita Kali Kedua dan Double El)Tahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon