"Kak, kenapa kak Salsa nggak boleh ikut sekalian? Kan kasihan."
"Kalau kamu nggak suka jangan maksa," balas Arhoz enteng.
Menurutnya kalau hati bilang nggak ya mulut jangan bilang iya. Arhoz tahu sejak tadi Fiane tak nyaman di dekat Salsa.
"Kak Arhoz aja maksa Fin," ucap Fiane keceplosan, lirih tapi Arhoz tetap saja bisa mendengar.
Seketika Fiane menoleh ke arah Arhoz dengan tangan menutup mulut embernya. Tapi Arhoz tetap diam tak bereaksi malah membuat Fiane ngeri, padahal tadi udah lumayan Arhoz mau ngomong. Fiane merutuki dirinya yang tak bisa menahan mulut. Kalau Arhoz bilang putus bisa patah hati sepanjang masa dia. Arhoz kan pacar pertama buatnya, walaupun awalnya karena kebodohannya tapi lama-lama bikin dia kesel sendiri kalau dicuekin dan dianggap angin lalu. Dia mulai terbiasa dengan sikap Arhoz yang ajaib.
"Kak, marah ya?"
Fiane menoel-noel lengan Arhoz dengan keberanian yang sebenarnya sangat tipis. Namun, dia nekat karena terpaksa.
"Kak," panggil Fiane dengan nada makin memelas.
"Fin minta maaf."
"Udah sampai," ucap Arhoz seraya menatap balik mata Fiane.
Kalau biasanya Fiane buang pandangan kali ini dia tetap menatap mata biru Arhoz yang ternyata sangat indah.
"Nggak mau turun? Mau ikut pulang ke rumahku hem?"
"Kak Arhoz jangan marah, nggak minta putus kan?"
Kali ini Fiane benar-benAr merasa jantungnya berdebar hebat. Antara takut dan terpesona. Tangannya gatal ingin menyentuh mata biru Arhoz.
"Di sini cuma aku yang boleh maksa, dan siapapun nggak boleh bikin kamu sedih. Sana cepat masuk rumah."
"Jadi, kita nggak putus kan kak?"
"Cuma ada di pikiranmu."
Cengiran lebar mengiringi Fiane sore itu. Dia tak sabar menanti esok agar bisa ketemu Arhoz walaupun sekadar melihat dari jauh.
***
Sepanjang malam Fiane cuma senyum-senyum, cengar-cengir nggak jelas. Bahkan saat makan malam dia senyum-senyum lihat nasi di piringnya. Hatinya lagi berbunga-bunga karena kejadian tadi, dia jadi yakin kalau Arhoz memang suka sama dia.
"De, makan bukan senyum-senyum nggak jelas," ucap Oghan seraya melempar biji kacang polong ke kepala Fiane yang ada di seberangnya.
"Ih, kakak apaan sih. Ini lho dad, kak Oghan nggak sopan masa nglempar Fin pakai makanan."
"Lagian ngapain senyum-senyum sendiri, gila lho nanti lama-lama."
"Kak, jangan ngeledek adek terus," ucap Daddy pada Oghan.
Fiane mencibirkan bibirnya tanda kemenangan sedangkan Oghan hanya mengisyaratkan matanya seolah bicara awas kamu nanti.
Selesai makan Oghan langsung mengejar Fiane dan memiting kepala Fiane.
"Aw..."
"Tadi pulang sama siapa hem?"
"Mau tahu aja apa mau tahu banget?"
"Baik-baik sama pacar, tapi kalau Arhoz macem-macem bilang kak Oghan."
"Nggak kok, kak Arhoz baik. Awas ya kak Oghan macem-macem sama kak Arhoz," seru Fiane nggak terima.
"Elah yang lagi jatuh cinta, bela aja terus," ledek Oghan seraya mengacak rambut Fiane.
"Biarin," seru Fiane lalu menjulurkan lidahnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/35631720-288-k638884.jpg)
BINABASA MO ANG
Cool Boy (Bagian cerita Kali Kedua dan Double El)
Teen FictionSequel Kali Kedua dan Double El Sudah ada di toko buku Menjadi pacarnya mungkin impian banyak cewek-cewek di sekolahku bahkan di luar sekolahku. Tapi bagiku dia itu penghambatku buat punya pacar anak band. Impianku itu punya pacar super lucu, r...