✖Chapter 24✖

62 11 2
                                    

[A/N: Narasi yang di-italic itu dari POV-nya Sardinia. Sedangkan yang biasa, itu dari POV-nya Author.]

Sejak hari dimana ayahku memisahkanku dari Erin, yang aku pikirkan adalah cara bagaimana kami berdua bisa bersama kembali, bersikap seperti saudara kembar pada umumnya. Namun, ketika aku sudah mematahkan kutuk kami, kutuk lainnya datang dan menghancurkan kebahagiaan kami. Karena kutuk tersebut, aku tertidur sangat lama. Untungnya, di keadaanku yang tidak dapat sadarkan diri itu, aku dapat mengakses Hoshimeguri.

Aku mengawasi Erin selama ini hingga ia bersatu dengan Nanase Riku. Aku mengawasinya dan memikirkan langkah untuk menghentikan rencana Tsukumo. Tetapi... Meski Tsukumo sudah tidak ada... Rencananya itu berhasil.

Syukurlah, para pembasmi yokai mencegah hal terburuk terjadi. Jadi, rencana Tsukumo tidak sepenuhnya berhasil. Setelah aku bersatu di dalam tubuh Tenn, aku tertidur lagi untuk waktu yang lama. Hingga saat aku terbangun dengan Erin di sisiku serta...

Orang-orang baru yang tidak pernah aku duga kehadirannya.

Apakah aku senang? Entahlah.

Yang pasti, aku merasa aman bersama dengan mereka.

Semuanya baik-baik saja hingga aku bertemu seseorang yang...

...Mungkin membuatku berubah.

"Waaahhh...!" Tamaki berseru sambil menatap keluar ke jendela di ruang tamu. Salju menutupi jalanan dan beberapa dari mereka ada yang tersangkut di atas pohon-pohon yang mengelilingi rumah Yuki itu. Hujan salju yang turun dengan pelan sungguh menenangkan hati.

Kedua matanya berbinar-binar, ia langsung mengalihkan pandangannya pada seseorang yang sedang duduk santai di atas sofa sambil menatap bingung handphone-nya. "Sarden!!! Kita main salju, yuk!!!"

Sardinia mengangkat wajahnya dan menatap Tamaki heran. Lalu, ia menghela nafas dan tersenyum, "Lagi? Bukankah tahun-tahun sebelumnya kau sudah mengajakku untuk bermain salju?"

"Hee?! Memangnya tidak boleh lagi?! Lagian, ya...! Kenapa yang lain lebih sering keluar tanpa ngajak-ngajak aku, sih?" keluh Tamaki sambil menekuk kedua ujung mulutnya.

"Kau masih ada kerjaan, 'kan, Tamaki?"

Tamaki mendengus kesal, "Padahal sudah mau akhir tahun kenapa aku kerjaannya banyak, sih?"

"Karena kau bekerja sebagai Santa Claus sewaan, Tamaki."

"Natal 'kan sudah lewat!!! Sudah mau tahun baru, huhu!!!"

Sardinia menghela nafas mendengar keluhan Tamaki. Ia pun melihat ke arah jam analog yang tergantung di dinding sebelah kirinya. "Sudah mau jam 7, Tamaki. Jangan buat client-mu menunggu."

"Hai'...," jawab Tamaki dengan lesu. Ia pun membalikkan badannya dan hendak pergi ke koridor sebelah kiri ruang tamu. Ia ingin naik ke atas dan masuk ke dalam kamarnya untuk bersiap.

"Oh, iya," Ketika ia tiba di dekat sofa tempat Sardinia terduduk, Tamaki menghentikan langkahnya. Ia menatap Sardinia yang ada di sebelah kirinya. "Kau setiap akhir tahun seringnya di rumah, deh. Gimana kalau sesekali kau pergi kemana gitu? Atau seperti Eririn, ikut dengan Momorin, Yama-san dan Nagicchi pergi makan-makan tadi."

"Aku lebih suka di rumah saat akhir tahun," jawab Sardinia.

"Eh...? Main sama gelombang, kek! Kau tidak jenuh apa?"

"Daripada kau memikirkan hal itu, mending kau segera siap-siap. Lihat, 5 menit lagi jam 7," Sardinia menunjuk ke arah jam analog yang tergantung di dinding.

"Uwaa...! Yabai!" Tamaki pun berlari menuju kamarnya dengan terburu-buru.

Setelah Tamaki menghilang dari sudut penglihatanku, aku merenungkan kata-kata yang Tamaki ucapkan. Bagaimana, ya? Aku tidak memiliki apa-apa yang ingin kuraih. Aku hanya akan hidup biasa sampai Tenn terbangun. Lagian, zaman tempatku berada saat ini sudah jauh berbeda dengan zamanku hidup dahulu.

暗いの光 / DARKLiGHT [IDOLiSH7 Fanfic]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang