Usai menghempaskan tubuh ramping nya di ranjang, Mika tidak jua dapat memejamkan mata dalam lelap. "Sepertinya aku harus mencari kegiatan untuk mengusir rasa kantuk yang Jahanam ini" celoteh Mika serta bergegas membersihkan diri dan memilah baju T-shirt berlengan panjang untuk di kenakan pada siang hari ini.
Mika berjalan santai menuruni anak tangga, tidak ketinggalan ajudan berkaki empat mengikutinya dari belakang.
Bik Ina....
"Bik Ina...siang ini saya makan siang di pabrik, tolong hantar kesana ya" panggil Mika.
"Baik nona Mika..." jawab bi Ina yang terpongoh pongoh datang dari dapur menghampiri Mika.
Mika sejenak membungkukan badan untuk mengelus badan Lexi "cantik... saya pergi ke pabrik sebentar, Lexi baik baik tunggu saya di rumah saja, ok..."
Lexi menanggapi dengan manja dan melilit kan ekornya di tangan Mika, seakan mengisyaratkan bahwa dia tidak ingin menunggu dirumah."Bik, saya berangkat dulu. Tolong jaga Lexi sebentar ya" sahut Mika
"Iya non baik, ehh... tunggu non Mika, sebentar saya panggilkan Danu untuk hantar kan non ke pabrik" sahut Ina
"Gak usah bik, di luar masih belum begitu panas, saya jalan kaki saja sebentar juga sampai" ucap Mika.
Secara mendadak Lexi mengeram keras ke arah bi Ina, pupil matanya yang mengecil menatap tajam ke arah Ina. Mika yang merasa aneh dengan gelagat sikap Lexi yang tidak bersahabat "Lex...kamu kenapa!!! bikin panik saja deh kamu... tiba tiba jadi reog, udah...jangan galak galak begitu dong lexi...!!!" bentak Mika.
Lexi masih saja bersikap marah kepada Ina, suara eraman masih terus bersautan hingga Mika memilih untuk menggendong Lexi dan mengurung nya ke dalam kandang.
"Hei... kamu tuh punya masalah apa dengan bik Ina Lexi....???" guman Mika sembari mengusap kepala Lexi untuk menenangkan kucing kesayangannya.Usai meluangkan sedikit waktu menemani Lexi yang mulai tenang membaringkan badannya di dalam kandang, Mika melanjutkan langkah menuju pabrik. Sekilas Mika melirik Ina yang masih berdiri di bawah dengan wajah sedikit gugup.
Sepanjang jalan Mika memutar otak memikirkan apa yang menjadi penyebab sikap Lexi yang begitu tajam menatap ke arah Ina. "Apa mungkin bi Ina pernah memperlakukan kasar terhadap Lexi...???"
"Sepertinya itu tidak mungkin...toh sekarang Lexi dalam keadaan sehat sehat saja" gumam Mika berceloteh sendiri.
Masih terus berjalan menempuh bukit bukit kebun teh, sayup sayup kicauan burung gereja menguraikan nyanyian alam membawa memori di masa kecil. Dimana Mika dengan lugas nya berlari mengitari bebukitan sejuk menerpa dedaunan yang masih basah dengan embun pagi.
Tiba di pabrik pengolahan bubuk daun teh dimana proses pengeringan nya masih mengunakan metode manual. Terlihat beberapa karyawan sibuk dengan kegiatan masing-masing.
"Selamat pagi nona Mika" sapa Rima, sekretaris Mia menghampiri Mika.
Mika menoleh ke belakang menemukan seorang wanita muda yang menyapa,
"Ya selamat pagi, maaf... seperti saya baru melihat anda...!! apakah kamu karyawan baru disini...???" tanya Mika sedikit mengerutkan keningnya."Ah...iya nona Mika, perkenalkan nama saya Rima, saya mengganti Kan Yona setelah dia resain satu tahun yang lalu" jawab Rima memperkenalkan diri.
"Oow...ok baik lah, kalau begitu saya pamit ke ruangan ya" ucap Mika singkat, segera berlalu meninggalkan Rima.
"Baik non Mika, jika ada sesuatu yang di butuhkan silahkan panggil saya" ujar Rima
Mika setakat menganggukkan kepala masih menyisihkan seutas senyuman tipis untuk Rima. Dalam hati kecil Mika bertanya tanya "mengapa selama ini ibu tidak pernah bercerita bahwa Yona sudah tidak bekerja lagi bersamanya,...??? Mengapa dan apa sebabnya Yona mengundurkan diri setelah lama menjadi asisten ibu...!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Misteri Mika
Mystery / ThrillerPanggil saya Mika ° ° ° Alunan music Mozart hampir setiap malam selalu terngiang merdu di telinga ku, membawa rasa penasaran aku untuk mencari sumber suara itu dengan menyusuri di tengah hutan rimba. Lexi, si kucing berbulu putih solid selalu men...