Misteri Mika| Bab Lima

1 0 0
                                    

Seruan pagi telah membangun kan Mika dengan cahaya mentari beranjak menjelang siang. Melirik ke jam yang terpasang di dinding tepat di depannya sudah menunjukkan pukul sembilan pagi.

Mata masih terkatung ngantuk seperti kelopak mata yang beradu dengan magnet
"Ahh...sudah hampir siang saja, akhir akhir ini aku sungguh menjadi manusia malas" umpat Mika memaki diri.

Morning Lexi....

Lexi masih gelondotan manja di balik selimut begitu jutek merespon sapaan Mika. Setakat melirik ekor matanya setelah itu kembali membenamkan mata melanjutkan tidur.

"Dasar kucing pemalas, hei Lexi kamu mau melewatkan sarapan pagi kamu bermalas malasan seperti ini" ujar Mika mulai menggoda Lexi.

Seperti aura negatif mula berakar menghempaskan semangat hidup, Mika melontarkan curhat nya kepada Lexi.
"Mengertikah kamu Lexi, bahwasanya menjadi diriku ini tidak enak. Mereka tidak mengerti bahwa si balik senyum dan tawa ku sekedar untuk menyembunyikan kesepian ku. Tiada seseorang pun mengajak aku bercerita tentang apapun itu. Semua sibuk dengan duniawi. Semua terlihat hanya wujud, berkata seadanya setelah itu pergi dengan kesibukan yang tidak pernah berhenti"

Serangkaian kalimat bernada kesal terurai dari bibir Mika mula tersadar dirinya terlihat bodoh berbicara dengan seorang hewan yang sangat mustahil memahami kata kata.

Mata Mika beralih ke sudut meja, wajah yang terlihat muram kini beralih mengernyitkan dahi. Bertanya tanya mengapa ada tertinggal piring kotor di mejanya.

"Perasaan aku tidak pernah makan di dalam kamar? Apa saya makan dalam mode tidur? Ahh.... entahlah, kepala aku sudah cukup mumet memikirkan hal remeh ini" guman Mika.

Lexi ayo gerak turun.... ajak Mika.

Tersisip kan seulas senyum Mika untuk Ina yang selalu bersiap siaga melayani, sementara Ina masih tersihir dengan kejadian semalam bersikap kaku berhadapan dengan Mika. Semampunya menutupi rasa takut dengan menundukkan kepala.

"Pagi bi Ina... Daddy sudah berangkat belum bik..!" sapa Mika

"Sudah non, tuan berangkat jam tujuh pagi tadi. Non Mika mau sarapan apa " ujar Ina.

Pasta dan teh panas.... sambung Mika.

Baik non tunggu sebentar....

Kesendirian menunggu di meja makan telah membangun lamunan tentang sosok pria bernama Derick. Lelaki misterius yang masih di ragukan wujud sebenarnya.
"Apa mungkin kamu benar manusia yang selalu melukis di tengah hutan,,? Sebesar apa cinta mu pada kehidupan malam di dalam sana...!!!"

"Kamu telah menggugah hati ku untuk berkelana kembali di malam ini, see u soon Derick "

"Hei aku melupakan koin dan foto kemarin, dimana aku selipkan benda itu?" Mika bergegas kembali ke kamar meninggalkan meja makan dan melupakan sarapan pagi.

Meja yang kembali kosong tanpa tuan cukup membuat mata Ina terbelalak. "Loh non Mika kemana! ketiban sial apa aku, kengerian semalam belum juga selesai sampai detik ini" ujar Ina meronta kesal.

Non Mika.... Ina memanggil sedikit kencang untuk memastikan Mika benar benar mendengar panggilan nya.

Hening, tidak ada jawaban.

"Tadi jelas jelas nona Mika yang turun, atau kah mungkin Mika naik ke atas lagi?" helah Ina dan bergegas kembali ke dapur menyimpan sarapan Mika.

Sayup sayup terdengar suara memanggil dari atas "bik Ina boleh tolong bawa naik sarapan saya ke kamar..!!!"

"Ahh...iya non boleh" jawab Ina.

"Tuh kan tadi benar benar non Mika" guman Ina membucah akal sehat membuang pikiran gusar berhalusinasi.

Tok..tok...

Non Mika....

Suara pintu menderit terbuka perlahan.

Non Mika ini sarapan nya.... panggil Ina

Tetapi tidak sepatah kata pun terdengar dari dalam, Ina perlahan lahan masuk ke kamar yang tidak terkunci.

Non.... sahut Ina

Prangkkk.....

Suara pecahan piring dan gelas berdentang nyaring berhamburan di lantai seketika menjadi beling.

"Aduh bik Ina kamu kenapa..!!!" ucap Mika.

"Maaf non, saya kanget tiba tiba non Mika muncul dari kamar mandi, tadi saya memanggil non Mika tetapi tidak menyahut sama sekali, dan pintu kamar ini sudah terbuka sedikit, maaf saya lancang masuk begitu saja" ujar Ina.

Berpikir sesaat, Mika merasakan hal aneh jika Ina menghantarkan makanan ke kamar nya "tumben bik Ina bawa naik sarapan saya ke kamar...???" ucap Mika

"Loh... maaf non tadi....

Tadi apa....??? Tanya Mika

......

Tadi bukan nya non Mika yang meminta saya bawa ke atas...!!!" tanya Ina.

Hmm....tidak.... sambung Mika

Jlepp....

Sontak Ina terbelalak terkejut "ahh...yang benar non, tadi saya mendengar dengan jelas suara non Mika "

Mika membantah "tidak bik, saya tidak suruh sama sekali. Bik Ina tau kan selama ini saya tidak pernah makan di dalam kamar, nah satu hal yang ingin saya tanyakan. Tentang piring yang ada di meja itu" ujar Mika dengan menunjukkan piring kotor di sudut meja.

Carut marut gelisah mulai merekah menyambangi jiwa Ina "piring itu... bukan nya tadi malam non Mika minta roti kukus?"

"Roti kukus...???

Ahhh.... halusinasi apalagi ini!!! guman Mika menghela nafas panjang.

"Oh iya mungkin saja saya lupa bi Ina, ya sudahlah bik tolong bersihkan kamar saya sekarang sementara saya bawa Lexi jalan dulu "sambung Mika berusaha menguraikan kepanikan Ina.

"Iya non, bagaimana dengan sarapannya apa saya buatkan yang baru" tanya Ina

"Gak usah..." Jawab Mika dan meninggalkan kamar mencari keberadaan Lexi.

Lexi....

Lexi....

Lexi....

Lima belas waktu berlalu berkeliling mencari tidak juga menemukan keberadaan
Lexi.

"Pak Iwan ada lihat Lexi tidak?" Tanya Mika

"Tidak ada non"







Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 17, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Misteri Mika Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang