"Uncle Johnny jahat. Dia menghina Chenle. Kalau Mama enggak mau cerita, aku enggak mau lagi ketemu Uncle Johnny."
Masih teringat jelas dalam memoriku saat di mana Mark mengatakannya bulan lalu. Raut wajah itu kembali mengingatkanku akan sosok dingin Lee Min Hyung di momen pertama kali kami bertemu. Aku merasa sangat bersalah padanya. Tapi, aku sadar kesempatan untuk menceritakan semua kisahku masih terbuka lebar. Aku hanya sedang bingung harus memulainya dari mana.
Dua bulan sudah Chenle tinggal bersama kami. Sejak ia memutuskan untuk pergi menjauh dari kehidupan pamannya, Zhong Yun Ji, selama itu pula aku sibuk mengurus keperluan yang dibutuhkan untuk proses adopsi. Agak sedikit sulit memang, perkara aku tidak bisa mendapat persetujuan dari keluarga kandungnya yang masih hidup. Kalau bukan karena Chenle menolak melaporkan Yun Ji ke polisi, aku bisa dengan mudah melengkapi dokumen tanpa harus ada tanda tangan si berengsek Yun Ji. Namun, aku beruntung karena dr. Moon Taeil bersedia membantuku. Selain menjabat sebagai Direktur dari rumah sakit ternama, ia juga memiliki koneksi kuat dengan orang-orang yang ahli dibidang hukum. Aku menyerahkan sepenuhnya pada Taeil dengan harapan ia dapat memenangkan kasus ini. Awalnya aku kira kasus ini akan memakan waktu lama, namun tim kuasa hukum berhasil menanganinya dalam kurung waktu lumayan singkat dan hasil dari persidangan menyebutkan bahwa Zhong Chenle secara hukum sah menjadi anakku.
"Jadi, sekarang aku harus panggil Mama ke Tante?"
Jika kembali mengingat pertanyaan polosnya itu, aku suka tersenyum bahkan tertawa. Chenle sungguh mengemaskan. Ia tampak kebingungan dan canggung dengan semua hal baru dalam hidupnya. Tentu aku harus bijak dalam menyikapi hal ini. Ia tidak seperti Mark, yang kuadopsi sejak masih balita. Chenle sudah remaja, pola pikir dan idealismenya sudah terbentuk. Akan terasa aneh baginya jika ia memanggilku Mama. Panggilan akrab yang mungkin ia lupa kapan terakhir kali mengucapkannya. Tapi yang pasti aku tidak akan memaksa. Chenle ingin memanggilku Mama atau Tante itu sama saja. Aku tidak akan mempermasalahkan ini. Buatku, semua itu tidak akan mengubah status apapun. Chenle tetaplah anakku.
"Ma, kemarin dr. Moon mampir ke sekolah. Dia bilang katanya mau traktir kita berempat. Aku, Chenle, Jeno sama Renjun besok. Boleh kan, Ma?"
Mark terlihat sangat antusias disela-sela ia menyantap makan malamnya. Aku tidak langsung menjawab, aku justru menatapnya intens, mengamati setiap ekspresi yang ia perlihatkan. Sebagai ibu tentu aku sangat mengenal anakku. Ia bukan tipe anak pendendam, hanya saja ia akan terus mengingat semua permasalahan yang belum terpecahkan. Mark hanya sejenak melupakannya dan akan kembali membahasnya di lain kesempatan.
"Jeno dan Renjun sudah dapat izin dari orangtua mereka?" Tanyaku kepada Mark.
"Sudah, Ma. Tadi Jeno Renjun kasih tahu di grup."
"Chenle, bagaimana? Kamu ikut dengan mereka, kan?" Aku melirik anak keduaku yang hanya diam tak bersuara.
"Kalau Mark ikut, aku juga ikut." Aku senang mendengar suara merdunya. Semenjak tinggal bersama kami, Chenle berubah menjadi lebih pendiam. Memang, ia bukan tipe anak se-powerfull Mark dan kedua sahabat mereka. Karakter Chenle cenderung lebih tenang dan sedikit pemalu.
"Oke, Mama kasih izin. Tapi ingat pesan Mama, jangan sampai dr. Moon kerepotan karena kalian. Anak-anak Mama harus baik dan sopan. Oke?"
"Yes, Mom. By the way, Mama enggak mau ikut sama kita?"
"Hmm... enggak deh, sayang. Kalian aja yang have fun. Mama di rumah aja." Aku menolak halus ajakan Mark. Kupikir ini adalah momen awal untuk kedua anakku bermain bersama dengan status baru sebagai saudara. "Memang kamu enggak malu main tapi masih ditemani Mama?"
"Enggak tuh. Aku cuma takut aja kejadian di rumah Uncle Johnny terulang lagi. Aku masih belum siap kalau nanti aku dengar rahasia baru dari dr.Moon yang sebelumnya aku enggak tahu."
KAMU SEDANG MEMBACA
The Sunshine
FanfictionNamita Lee hanyalah seorang ibu yang begitu mencintai anaknya, Mark Aiden Lee. Kehadiran Mark mengubah segalanya, termasuk kehidupan Namita. Mampukah Namita melewati semua pandangan orang terhadapnya? Mengingat mereka bukanlah ibu-anak kandung dan h...