track 17 [ berjarak ]

468 57 16
                                    

Utara's POV

Manusia itu punya kemungkinan untuk merasa jenuh, jika dan hanya jika ada temu yang terus dirajut. Katanya sih gitu, dan katanya lagi, kalau jauh semestinya ada rindu yang terus terisi penuh. Tapi rasanya, rindu nggak akan pernah ada atau bahkan dilupakan di antara gue dengan Rasi. Apalagi kalau sibuk terus mengisi di antara kami, seperti sekarang ini.

Gue pernah berjauhan dengan Rasi, dia di Australia sedangkan gue di Jakarta. Tapi di saat itu, gue dengan dia belum ada status apa-apa. Yang kalau mau bilang kangen pun rasanya akan sedikit aneh, apalagi gue dan dia juga punya pacar di saat itu. Rasanya nggak etis 'kan kalau salah satu dari kami tiba-tiba bilang rindu?

Tapi kalau sekarang, di saat gue dengan dia memang sudah berpacaran, rasanya untuk bilang kangen beratus kali juga gapapa. Seharusnya demikian, namun sayangnya jangankan bilang rindu, bisa berkomunikasi dengan wajar saja rasanya sulit luar biasa dengan perbedaan waktu empat belas jam yang sedang kami hadapi.

Nggak pernah terbersit di kepala gue untuk akhirnya menginjakkan kaki di San Jose buat bekerja. Siapa yang nggak tahu Silicon Valley? Siapa yang nggak ingin bekerja di sini, meski di balik itu semua, lo harus siap bakar ribuan dolar untuk sewa tempat tinggal. Ya untuk kali ini sih, bersyukurnya gue nggak perlu memikirkan itu karena semuanya ditanggung kantor.

Awalnya, gue merasa dua minggu akan terasa cepat, tapi nyatanya baru lima hari gue di sini rasanya udah kayak sebulan. Otak gue nggak punya jeda sama sekali buat berhenti mikir. Boro-boro mikir mau makan apa, buat sekadar ngerokok pas otak lagi nggak jalan aja, gue nggak bisa. Untungnya perjalanan gue kali ini ditemani sama Summer. Seenggaknya, dia lumayan membantu buat bikin gue sadar bahwa gue masih manusia yang butuh tidur dan makan.

Iya, gue sama dia jadi dua orang yang dipilih kantor buat ikut training sertifikasi di kantor pusat yang markasnya ada di San Jose. Rasi gimana? Udah pasti gue harus melewati banyak hari ketika dia berubah jadi clingy luar biasa, sebelum hari keberangkatan. Alasannya ya karena kami harus LDR. Dan yang paling utama, karena ada Summer yang jelas akan membuat dia kegerahan.

Gue sih seneng-seneng aja dia cemburu, tapi kalau sampai kami kesusahan komunikasi kayak sekarang, itu yang bikin gue nggak seneng. Chat nggak ada yang berjalan dengan baik, dia kasih kabar pagi, gue respon pas dianya udah tidur. Gitu aja terus sampai ujung-ujungnya hari ini nih. Hari di mana gue punya waktu luang untuk sebentar aja bernapas lega, Rasi menghilang entah ke mana, padahal kami sudah punya janji untuk video call.

Mau marah? Jelas. Tapi ya marah sama Rasi juga nggak bisa, karena jelas-jelas gue tahu banget Rasi punya kerjaan yang menumpuk. Mau kesal? Udah dari tiga jam yang lalu sebenarnya. Karena di Jakarta tuh udah hari Jumat malam, dan itu berarti ini akhir pekan, masa iya dia masih lembur di kantor? 

Ponsel Rasi benar-benar mati total, telepon dan chat gue semuanya zonk. Ke mana coba dia? Kalau misal dia tidur sih gue nggak masalah, karena sumpah sekarang ini yang gue rasakan cuma khawatir. Gue jauh sama dia, gue nggak bisa memastikan bagaimana keadaannya.

Lama gue memperhatikan jam tangan yang sekarang menunjukkan pukul 09.55 waktu setempat. Sengaja gue hanya mengubah jam di tangan dan membiarkan jam di ponsel tetap menggunakan waktu Jakarta, biar gue selalu ingat akan perbedaan waktu yang ada di antara gue dengan Rasi. 

Di tengah semua rasa khawatir yang ada, bukannya mendapat notifikasi dari jelita yang gue tunggu kabarnya, ponsel gue justru terus ramai dengan notifikasi dari chat di grup 'jgn lupa cari + one' yang malas untuk gue buka. Sementara di saat yang sama, Summer sudah mengetuk pintu kamar untuk mengajak gue mencari makan, serta menghirup udara California dalam sekejap.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
AL FINE. (sebelumnya Querencia)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang