Part 6

63 1 0
                                    

"Untuk apa uang sebanyak itu?" Jung Kook menodongkan pertanyaan tajam setelah mendengar nominal uang yang Hye Ra butuhkan. "Kau gila?" Laki-laki itu hendak bicara lagi, namun Hye Ra segera memukul lengan Jung Kook agar memelankan suaranya.

Mereka sedang berada di sebuah cafe di pusat kota. Beberapa orang yang sedang menikmati hidangan dan obrolan menoleh ke arah sumber keributan, tampak risih. Hye Ra meminta maaf sambil memasang senyum kuda yang kaku kemudian kembali melototi teman laki-laki yang ada di sampingnya. "Kenapa tidak sekalian kau umumkan saja, ha?" Giginya bergemeletuk saking geram.

Jung Kook pun mengalunkan suaranya, namun masih dengan nada serius dan kesal. "Kau benar-benar akan menghilangkan-nya? Apa kau sudah gila?" Laki-laki itu tampak sangat tidak setuju dengan keputusan Hye Ra. "Lagi pula, kau tahu dari mana informasi gila semacam itu?"

Hye Ra merogoh ponselnya dalam saku mantel dan mengeluarkannya tepat di hadapan Jung Kook. Tertera di layar, tentang informasi tersebut, bahkan terdapat sebuah link akun telegram yang bisa dihubungi untuk bertanya-tanya lebih lanjut.

Jung Kook menarik napas panjang lalu menghelanya sambil bertanya. "Kau bodoh, ya? Apa kau tidak tahu banyak penipu di dunia maya sekarang ini?"

"Tidak ada salahnya mencoba. Aku tidak punya pilihan." Hye Ra kembali merebut ponselnya menjauh dari Jung Kook.

Jung Kook melemaskan pundaknya, bukan karena nyaman atau tenang, namun terlalu lelah dan bingung menyikapi keputusan Hye Ra. Laki-laki itu berkata dengan lembut. "Kau masih punya pilihan lain," katanya. Hye Ra mengerutkan dahi, apa? "Memberi tahu Min Gyu."

Hye Ra sekali lagi memukul lengan atas Jung Kook, merasa tidak puas dengan jawaban itu. Ia tidak bisa melakukannya. Min Gyu pasti memilih untuk mempertahankan bayinya. Tetapi ada banyak orang yang dikecewakan, terlalu banyak. Ia tidak sanggup menghadapinya.

"Kau pasti sudah bisa menebak pilihan Min Gyu jika tahu perihal ini." Hye Ra menjelaskan alasan ketidaksetujuannya. "Katakan aku memberi tahu Min Gyu, lantas bagaimana cara aku memberi tahu ibuku?" Ia membayangkannya dan itu membuat dadanya bergemuruh karena takut. Jung Kook pun menarik kembali argumennya setelah mendengar penjelasan tersebut.

Hye Ra menarik napas panjang kemudian mengembuskannya dengan tegar. Sudah tidak ada waktu untuk menangis dan meratapi, mengingat perutnya terus membesar setiap harinya. "Jadi, apa kau bisa meminjamkan uang padaku?" Ia bertanya dengan nada yang lugas, sampai Jung Kook tidak bisa membanting topik ke arah lain lagi.

"Kau yakin?" Jung Kook menelan salivanya dengan kasar. Hye Ra mengangguk. "Ada sejumlah uang di tabunganku, kau bisa menggunakannya." Laki-laki itu berkata dengan keterpaksaan, bukan karena uang tetapi karena keputusan Hye Ra.

"Mana ponselmu?" Jung Kook meminta ponsel Hye Ra lantas menyalin tautan akun tadi. "Biar aku yang mencari tahu. Kau dalam kondisi yang kacau sekali untuk menilai mana yang benar dan mana yang salah. Aku harus pastikan terlebih dahulu bahwa semuanya aman."

Hye Ra mendengarkan dengan tenang di tempat duduknya. Ada rasa aman yang menjalar di seluruh tubuhnya yang sempat bergejolak karena tekanan. Jung Kook memberikan perhatian yang bahkan tidak mampu Hye Ra berikan pada dirinya sendiri. "Terima kasih, Jung Kook-ah." Ia tersenyum tipis. Akhir-akhir ini tidak ada yang dapat menghiburnya, tapi yang satu ini memiliki pengaruh di luar dugaannya.

Pertemuan itu menjadi yang terakhir untuk beberapa hari ke depan. Meski begitu, Jung Kook terus memberi tahu perkembangan rencana mereka. Menurut laki-laki itu, dirinya sudah berhasil membuat janji untuk bertemu dengan si pemilik akun. Hye Ra juga ingin ikut dalam pertemuan itu, tapi Jung Kook melarang. Dan karenanya, Hye Ra jadi merasa cemas sepanjang waktu.

Season 3 (Winter) : Home ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang