2. Ngga belok kan?!

469 41 2
                                    


Alo again👋
Yuu mari langsung aja:))

🌾

Sesampainya di tujuan.
Dengan nafas ngos-ngosan Ares sampai tepat di depan pintu ruang meeting dua menit sebelum meeting di mulai.

Cowok itu meringis kala sambutan tajam dari sepasang mata belo terarah padanya. Kalau saja bukan seniornya, sudah Ares balas tak kala tajam.

Mana takut Ares dengan jelmaan gendero bantet yang terus melototkan matanya itu. Apa tidak pegal tuh mata, melotot terus?!

"Antares!" Kata Bitty–seniornya.

"Yang penting ngga telat semenit pun, bu." sahutan Ares malah membuat Bitty semakin melototkan matanya.

"Tapi kan perlu glady kotor dulu. Supaya saya lebih paham mengenai cara kerja kamu itu. " Ucap Bitty membuat Ares mendengus samar.

"Kek upacara aja bu, glady glady dulu. Sudah cukup keribetan saya pagi ini saja bu, kemarin kemarin kan sudah saya beritahukan bagaimana proposalnya, masa Ibu lupa sih?" Sahut Ares yang membuat rekan setimnya yang lain menggelus dada.

Ada saja sahutan dari cowok tiang itu!

"Nyaut saja ya kamu!"

"Ya kalau ngga nyaut gak asik bu, saya juga kan ngga melanggar aturan, setelah semalam bergadang sampai jam dua pagi membenarkan dan mengganti beberapa yang katanya perlu di ganti." Ucap Ares yang semakin menjadi-jadi, membuat senior perempuannya itu semakin melotot seakan berkata 'berani yaa kamu, curhat atau apa kamu?!'

"Ahh haha,"

Dan di antara keheningan mencengkram itu, tiba-tiba sahut tawa garing dari pria berambut under cut terdengar, seakan menengahi.

"Heh Res, lu mah yaa, duduk sini!" Katanya berbisik gemas menarik Ares, dan sesekali meringis kala sekilas melihat seniornya yang setia dengan mode melototnya.

Tuh mata emang turunan princess kodok kayanya!

Dan tampak si senior Bitty menghela nafasnya panjang, kemudian beranjak menduduki kursinya yang bersebelahan dengan seorang wanita berambut cokelat sebahu.

"Sabar-sabar bu." Komentarnya pada perempuan yang lebih tua delapan tahun darinya itu.

"Ares memang seperti itu, anggap saja tong kong nyaring bunyinya." Lanjutnya di sertai ringisan kala ternyata Ares tengah menatapnya sinis.

"Gue denger yaa, boneka barbie!"

Dan perempuan cantik yang memang seperti barbie hidup itu mendelik. Jika tidak dalam keadaan formal bergini sudah pagi jari tengahnya teracung pada bujang menyebalkan itu.

Dan kemudian, meeting pun di mulai.

***

Menghempaskan tubuh bongsornya ke kursi kerjanya, Ares merasa kepalanya seperti ada yang bergosip seru.

"Congor lo bener-bener yaa!" Ucap Angelita—si boneka barbie.

Ares balas mendelik. "Heh, congor lu juga tuh, bae bae pamali cewe ngomong kasar."

Mendengar ucapan itu, Angelita malah memutar matanya malas dengan bibir yang dia gerak-gerakan kedepan—tampak mengejek dengan isyarat nyenye.

"Sialan lo!" Umpat Ares kala melihat ejekan di wajah cantik itu.

"Lo juga, tumben-tumbenan telat, ngerusuh pula." Kata Dani.

Dan saat melihat Dani, Ares selalu ngakak sendiri—hem well, Ia jadi teringat si caplin.

Kepincut ART cantik!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang