Memang betul kata pepatah yang berbunyi 'tak kenal maka tak sayang' ada juga yang berbunyi 'tak kenal maka kenalan', agar pertemuan awal menjadi harapan yang manis untuk kedepan. Lucu ya? first impersion yang tercatat disana. Banyak orang mengira bahwa hubungan 14 orang dalam satu rumah ini begitu harmonis. Nyatanya tidak.Vanara harus menelan kata kata itu. Mungkin bisa dibilang itu dulu bukan sekarang. Karena, di umur Vanara yang enam belas tahun ini, ia harus merasakan hal yang sama sekali tidak enak di rasa.
Kosong. Hampa. Sepi.
Tiga kata dalam satu makna. Bagi nya itu sama saja, tidak ada yang mengisi waktu luang nya, setelah kejadian yang membuat semua nya seperti ini. Vanara hanya bisa melamun di meja makan, menatap sereal pagi nya yang kini mulai melembek.
Vanara membiarkan jam masuk sekolah berlaju cepat, hari ini mungkin ia akan di hukum lagi, dan lagi dan lagi Sabian yang harus datang.
Itu satu hal yang membuat Sabian malas untuk datang, atau berkunjung ke rumah lama nya.
Vanara bangkit dan mengambil tas yang ada di dekat sofa. Kali ini ia diantar oleh Winandra, tapi laki-laki itu menunggu nya di luar. Vanara langsung kekuar rumah setelah mendengar klakson motor Winandra.
Kedua nya mempunyai muka yang sangat datar. Bahkan orang-orang yang melihat mereka di jalan, pasti ketakutan.
"Kenapa telat lagi?" tanya Winandra yang merapihkan rambut Vanara.
"Telat bangun," jawab Vanara santai.
Vanara naik ke motor sembari menggunakan helm yang diberikan Winandra. Winandra hanya menghela nafasnya kecil, ia tahu betul adiknya bukan telat bangun. Tapi menelatkan diri nya untuk masuk ke sekolah.
"Yaudah, kita berangkat."
Winandra menancapkan gas nya untuk pergo kesekolah sang adik.
Waktu perjalanan tak memakan banyak waktu. Kinu Vanara sudah sampai disekolahan, ia melepas helm nya dan berjalan menuju pagar sekolah.
"Ana" Panggil sang kakak.
Vanara menoleh ke arah Winandra, dan berjalan mendekati laki-laki itu.
"Kenapa?"
"Pulang dijemput mas, ya?" tawar Winandra ke Kinar.
"Mas bukan nya hari ini ada jadwal?"
"Mas bisa pulang cepet kalau kamu mau dijemput."
Vanara berfikir sebentar, ia tak peduli jika satpam sekolah sudah menyuruhnya masuk. Toh, lagian dia masuk pun langsung di hukum.
"Kalau Vanara minta di jemput sama bang Jinan, dia mau jemput gak?"
Winandra terdiam. Jinandra tidak ada di indonesia untuk beberapa bulan, ia sedang mengurusi kerjaan nya. Bahkan anak itu akan pulang 5 bulan sekali.
"Bercanda aku mas, yaudah mas jemput. Tapi awal ya mas, jangan telat. Aku males nunggu."
Setelah Vanara menyalimi tangan Winan. Gadis itu masuk ke dalam sekolah nya. Winandra hanya menatap punggung sang adik yang terlihat lesuh.
***
Saat kembali ke rumah, Vanara di kagetkan dengan seseorang yang datang di rumah nya. Winandra juga terlihat kaget ketika sang kakak pertama nya duduk di sofa dan menatap sinis kedua nya.
"Kemana aja baru pulang?"
"Mampir beli makan" jawab cepat Winandra.
Sabian menyuruh Vanara untuk duduk di seberangnya, dengan interupsi kepala nya. Vanar mau tak mau harus mengikuti sang kakak pertama nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
LAKUNA
Fanfiction[SVT UNIVERSE] "Rumah itu memang ramai, namun hanya satu orang yang merasakan kesepian." Dimata orang dia sangat beruntung, namun yang sebenarnya terjadi ia sama sekali tak merasa seperti itu. Hidup bersama 13 orang kakak laki-laki nya memang tidak...