Chapter 01 ❤

741 22 2
                                    

_________________________________________

Cahaya matahari sudah mengabsen satu persatu rumah yang ada di bumi tempat kita tinggal, semua orang telah bangun dari tempat tidurnya untuk melakukan berbagai aktivitas. Begitupun dengan seorang remaja lelaki yang bernama Gemara. Dia selalu bangun pagi untuk membantu ibunya membuat sarapan pagi.

.
.
.
.
.
.
.
.

"Ibu ada yang bisa Ara bantu?" Ucap Gemara bertanya pada ibunya.

Sebutan Gemara adalah Ara, terlihat seperti panggilan untuk perempuan bukan? Haha namun itu ada sejarahnya. Jadi Gemara dari dulu selalu saja di panggil Ara oleh orang sekitar karena memiliki paras yang cantik dan menarik perhatian mereka.

"Seperti biasa, tolong dong panggang rotinya!" Ucap ibu Gemara.

"Siap boss!" Jawab Gemara langsung gercep mengerjakan tugasnya.
Tak membutuhkan waktu yang lama, tugas Gemara untuk memanggang rotipun sudah selesai. Dari dulu Gemara gemar sekali memasak, mungkin bagi sebagian orang menganggap bahwa laki-laki tidak boleh ada di dapur untuk memasak. Namun, ibu Gemara tak mempermasalahkan hal tersebut. Malahan Gemara selalu di suruh oleh ibunya sendiri untuk membantunya memasak.

"Udah selesai deh, tinggal mandi aja. Ibu aku mandi dulu ya!?" Teriak Gemara sambil berjalan menuju ke kamar mandinya.

"Oke!" Jawab ibu Gemara dari ruang tamu.
Gemara tengah duduk di bangku sekolah kelas 11 SMA sekarang.
Selesai mandi, Gemara mengganti pakaiannya dengan baju osis dan langsung pergi ke sekolah. Dia sepertinya terlihat malas karena sekolahnya, ehh bukan lebih tepatnya teman sekelasnya yang menyebalkan dan juga mengganggu. Gemara tidak tahu mengapa dia selalu mengganggu, padahal dia tidak ada salah apapun dengan dia. Tidak pernah mengejek ataupun melakukan hal yang tak senonoh lainnya.

"Ibu aku berangkat dulu ya." ucap Gemara sambil menuju ke pintu gerbang rumahnya untuk pergi ke sekolah yang "menyebalkan" itu.
Seperti yang sudah ku bilang tadi, ia tak suka pergi ke sekolah. Bukan karena pelajarannya, bahkan Gemara cukup pintar ketika mengerjakan tugas-tugas dari guru. Tapi, karena ia tak suka dengan teman sekelasnya.

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Sesampainya di sekolah menyebalkan itu, dia bertemu dengan teman sekelasnya yang bernama Dion, Artemis, dan Erta. Mereka juga duduk di bangku kelas 11 SMA.

Gemara menghampiri temannya dengan muka yang kusut, layaknya baju yang belum di setrika. Dengan muka seperti itu perlahan Gemara menghampiri mereka.

"Apa kabar Can- eh maksudnya Ganteng? murung aja muka lu? Habis di kejar pinjol lu?" Tanya Dion pada Gemara.

"Biasa lah, pasti karena dia kan?!" Celetuk Artemis sambil menunjuk kepada seorang laki-laki yang ber name-tag kan
Sentara sedang berjalan melewati kelas-kelas dengan di iringi suara teriakan gadis-gadis yang membuat telinga serasa tuli saking begitu kerasnya suara teriakan mereka.

"Pastilah siapa lagi?!" sahut Erta.

"Dah diem jangan dibicarain, nanti dia denger lagi." Ucap Gemara.

"Biarin,biar ganggu elo terus wkwkwwkkw" Ucap Erta menggoda.

"Tapi diliat-liat dia ganteng tau Ra." Ucap Artemis menggoda lagi.

"Au deh sama kalian bertiga, gue mau kekelas aja deh kalo gitu. Byee." Marah Gemara kepada teman-temannya.

"Elu sih Yon, jadi marah kan kembang desa kita?" Ucap Erta menyalahkan Dion.

Tak selang lama Gemara ke kelas, teman-teman Gemara melihat Sentara menyusul Gemara untuk ke kelas juga.

"Busett, ada yang langsung nyusul ayangnya tuh hahah." Ucap Dion asal ceplos lagi.

My Boyfriend is My Classmate (BL Short) [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang