ANANTA ∞
"Karena nggak semuanya berjalan menapak di atas bumi, banyak hal yang mengudara tinggi memeluk erat pemiliknya."
-0-
"Diantara 0-1, itu adalah jawaban yang selama ini lo mau, tak terhingga."
-1-
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hari kian berlangsung. Sudah seminggu ini Raya istirahat di rumah dan tidak pergi ke kampus. Rencananya hari ini ia akan mulai beraktivitas kembali, terutama ia tidak mau mengambil cuti terlalu banyak. Bisa-bisa kuliah 5 tahun dia. Apalagi mereka sebentar lagi akan masuk semester tujuh dimana kampus akan mulai menyusun kelompok KKN dari setiap jurusan. Harapannya KKN ini bisa terselesaikan dengan cepat, males banget sih sebenernya. Apalagi Raya itu cewek yang sangat introvert, jadi ketakutannya adalah semasa 3 bulan ditempat orang ia malah menjadi patung berjalan.
"Raya tungguin gue anjir." Cewek putih dengan wajah bulat itu mengejar langkah temannya yang sebesar raksasa di film timun perak.
"Woylah gitu aja ngambek, gue juga ga tau kalo kelompoknya bisa milih sendiri." Kate ikut berhenti saat kaki didepannya tak melanjutkan langkahnya.
"Ayolah, maafin gue ya? Entar deh gue coba tanyain lagi anggotanya masih kurang ga. Berhubung anak dari PBSI kan keberadaannya kayak masa depan, sulit terlihat." Kate masih berusaha membujuk temannya itu, harap-harap bisa meredam kekesalan yang ia tahu sendiri telah berada di ujung kepala.
Terdengar hembusan nafas kasar dari oknum didepannya. Ia berbalik menatap lawan bicara, seketika Kate merasakan suasana langsung berubah kelam. Kate menampilkan senyum cringe-nya demi menetralisir rasa gugup. Walaupun mereka teman dekat tapi tetap saja aura temannya ini bukan main.
"Lo pikir aja sendiri, saat lo udah nyusun planning satu kelompok sama temen deket lo buat KKN nanti, tapi tiba-tiba dapet kabar dari orang lain 'dia' udah masuk kelompok lain." Kalimat itu meluncur tanpa direm. Kate seketika merenggut kecewa dengan dirinya sendiri. Ia paham, sangat paham malah. Hanya saja ia juga lupa memberi tahu. Apa masih salahnya juga?
"Yaudah maaf, janji deh nanti Kate tanya ke Idan, buat anak jurusan PBSI udah ada belom." Kalo Kate sudah mode anak kecil gini, Raya bisa apa?
"Em."
"Jangan marah ya Ray, serius Kate aja tiba-tiba dimasukkin sama kak Abim."
Raya melotot mendengar kalimat Kate yang ambigu, dipastikan bagi siapapun yang lewat akan salah paham. Seakan mengerti, Kate bersuara lagi. "Maksudnya, dimasukkin ke grup KKN."
Raya menghela nafas pelan.
"Awas kalo lo boong. Cuma lo doang temen terdekat gue selain Aresh. Ga ada yang suka sama cewek modelan kayak gue." Lanjut Raya datar yang langsung mendapat pelukan dari Kate.
"Jangan ngomong gitu ah, lo itu udah gue anggap kayak adik gue sendiri. Ya... Walaupun kepribadian kita kebalik. Malah kayak lo yang jadi kakak gue." Kate memang bisa menenangkan Raya setelah Aresh. Beberapa pasang mata melirik ke arah keduanya, berhubung lorong univ yang masih ramai.
Rencananya Raya akan melakukan konfirmasi kalau ia terpaksa ikut kelompok KKN yang ditentukan oleh univ tapi sepertinya tidak jadi. Sembari menunggu balasan Kate yang katanya sudah mengirim pesan kepada ketua di kelompoknya. Mereka berdua memilih mendinginkan diri di perpustakaan univ.