🔒 Act 4 - Rahasia

3K 127 28
                                    

Bram POV

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bram POV

Seperti biasa, kegiatan ku kalau sudah sampai kantor pusat ya meeting-meeting dan meeting lagi. Berbagai banyak approval yang harus aku tanda tangani, aku review dan aku feedback. Dengan jabatan dan posisiku sekarang di Kusuma Grup, dan banyak sekali bawahan yang siap bekerja untukku, aku sudah tidak perlu repot-repot memikirkan strategi bisnis. Semua sudah diurus oleh CEO masing-masing perusahaan yang ada di Kusuma Grup, aku? hanya memberikan putusan apakah hal yang mereka rencanakan atau keputusan yang mereka berikan sudah sesuai dengan target perusahaan.

"Pak sudah ditunggu pak Hengky sama yang lain di ruang meeting." kata Putri sekretarisku.

"Put, bilang 10 menit lagi ya." kataku ke Putri.

"Baik pak." Putri langsung keluar dari ruanganku dan pastinya segera memberikan info itu ke Pak Hengky di ruang meeting.

Setidaknya aku perlu istirahat! baru saja meeting dengan Bisnis hospitality, yang membawahi beberapa hotel dan resort yang dimiliki Kusuma Grup, aku harus melanjutkan meeting dengan Multimedia yang dipegang Pak Hengky itu, CEO nya. Kusuma grup punya 3 stasiun TV dan beberapa agensi periklanan dan agensi influencer. Salah satu lini bisnis terbaru di sini, yang banyak orang bilang mereka adalah artis sosmed. Tentu saja itu merupakan usulan dari Pak Hengky yang membawahi bisnis-bisnis itu.

See? aku ga perlu mikir, mereka sudah punya rencana brilian yang bisa mendatangkan lebih banyak uang ke Kusuma Grup. Perusahaan ini juga masih eksklusif, family owned. Agaknya malas juga kalau dibuat IPO, malah aku harus ikut kerja ekstra. Dengan keadaan sekarang setidaknya aku punya kuasa penuh akan Kusuma grup.

Tiara, wanita yang aku nikahi hanya karena Ayahku punya ambisi menyatukan 2 bisnis keluarga supaya makin besar dan berkuasa di Indonesia dan juga beberapa negara ASEAN yang dimiliki jariangan bisnis keluarga Tiara. Keluarga Tiara punya bisnis ekspedisi dan logistik yang sudah beroperasi di ASEAN. Memang merupakan strategi bisnis yang sangat taktis, bisa melebarkan jaringan penjualan sampai ke ASEAN untuk beberapa bisnis Kusuma Grup. Ya, pernikahan kami hanya sebataskan strategi bisnis semata, karena sejujurnya aku tidak mencintai Tiara.

Kepura-puraan ini masih berjalan sampai sekarang. Entah Tiara juga berpura-pura atau tidak, tapi dari pernikahan kami, lahirlah kedua putri kami, gadis gadis kecilku yang benar-benar aku cintai.

Ceklek

Aku masuk ke ruang meeting itu, yang segera di sambut oleh Pak Hengky dan beberapa C-level lainnya.

.....



Aku juga ikut keluar dari ruangan meeting dan kembali ke ruanganku.

"Put, bilang ke Catur untuk jemput 10 menit lagi ya."

"Oke pak."

Kulihat Putri langsung sibuk dengan hp nya, aku pun masuk ke ruangan dan mulai membereskan barang-barangku. Sekarang pukul 4, di akhir pekan rasanya ingin segera pulang. Ya bebas dong ya boss mau pulang kapan aja hahahha.

Aku keluar dari ruangan dan mendapati Putri masih sibuk dengan laptopnya, dan segera berbalik ke arah ku saat aku mendekat.

"Mas Catur sudah di bawah ya pak." kata Putri

"Makasih put, kamu bisa langsung pulang aja, gausah nungguin jam 5, weekend juga."

"Hahahah gapapa pak, bapak bisa duluan aja."

"Yawes kalau gitu, saya duluan ya."

"Hati-hati ya pak." katanya lagi,

Putri ini sangat cekatan, kerjanya efisien dan rajin. Sudah hampir 5 tahun dia bekerja denganku. Padahal dia bisa saja pulang jam 4 juga, karena aku bosnya, yang dia urus, sudah tidak ada di kantor, tapi alasan dia menolak karena pasti akan dibuat bahan cibiran orang kantor yang lain, mentang-mentang asisten pribadi boss jadi seenaknya. Orangnya baik, dan orang yang sangat aku percaya. Untung aku sukanya lelaki, kalau lurus, udah aku embat juga Putri hahahah.

Saat keluar dari ruangan juga semua orang langsung membungkuk dan memberikan salam.

"Pak Bram" "Pak" "Mari pak." "Sore pak" "Hati-hati di jalan ya pak" dan banyak sapaan lain yang aku terima selama berjalan menuju lift, dan turun sampai ke lobby.

Di luar lobby, mobil ku yang disupiri Catur sudah menunggu. Pak satpam di depan dengan sigap membuka pintu belakang dan mempersilahkan aku masuk.

"Silahkan pak." katanya, wah manis juga haha. Satpam baru ya?

"Terima kasih."

Aku duduk dan Pak Satpam itu segera menutup pintu dengan hati-hati.

"Langsung pulang pak?" tanya Catur, supirku.

"Iya tur, pulang aja."

"Baik pak."

Mobil langsung dibawa catur menuju jalanan ibu kota si sore hari. Tentu saja aku pulang di jam segini untuk menghindari peak para pekerja pulang kantor, apalagi saat weekend, sudah pasti macet parah.

Gerbang dibuka oleh Pak Sapto, salah satu pembantu juga di rumah. Catur dengan sigap memarkirkan mobil di garasi dan mematikan mesinnya.

"Catur,"

"Iya pak?"

Aku langsung mengedipkan satu mataku ke kaca spion depan yang juga memantulkan wajah Catur.

Seolah sudah otomatis, Catur akan keluar dari kursi pengemudinya dan masuk ke kursi belakang di sebelahku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seolah sudah otomatis, Catur akan keluar dari kursi pengemudinya dan masuk ke kursi belakang di sebelahku. Dengan cekatan dia membuka celanaku dan mengeluarkan kontolku dari sana dan dilahapnya.

"Ehmmm" desahku.

....


FULL ON KARYA KARSA ya :)

EXPOSEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang