Point 1

10 2 0
                                    

Kemarin gue pulang kerja, mengendarai sepeda motor. Motor beat putih plat biru, tanpa plat nomer belakang.

Sepanjang hari, hari itu cuacanya teduh. Sejak fajar mentari sama sekali tidak terlihat. Angkasa tampak muram tetapi juga tidak suram.

40km/jam kecepatan sepeda motor yang gue kendari. Tidak cepat, cenderung lambat.

Sore itu jalanan cukup ramai, lalu lalang sepeda motor saling mendahului tidak dapat dicegah.

Dari 40km/jam, tangan gue tarik gas ke 45-60km/jam. Belum sampai jarum merah kilometer di angka 60km/jam, seketika kancing yang mengait kerudung segi empat hitam, lepas gitu aja dari menutupi kepala gue.

Spontan tangan kiri gue berusaha meraih helai ujung kerudung. Nihil, kerudung gue terbang mengikuti tiupan angin. Gue tidak histeris atau sangat terkejut, gue hanya sedikit kaget.

"Aah, lepas!" gumam gue.

Dari arah sebrang jalan, orang-orang yang lalu hanya memperhatikan dan mungkin terkejut, keanehan, tertawa. Gue tidak seperduli itu.

Gue menghentikan laju sepeda motor ini, liat kondisi dari sepion kanan. "Astaga, dibelakang rame banget dan kerudung gue yang lepas cukup menarik perhatian orang-orang yang lalu di sana," benak gue.

Posisinya lagi malu banget, tapi gue gamau terlihat memalukan. Akhirnya gue ambil keputusan, balik arah dan mengambil kerudung yang tergeletak di pinggir jalan.

Kondisinya kerudung gue udah kotor banget, karena beberapa kali dilindas kendaraan.

"Mau gue pake juga gak mungkin,"
"Gak gue pake, pala gue pelontos banget,"

Ini posisinya gue malu tapi gue berusaha stay cool. Akhirnya gue memilih untuk menaruh kerudung kedalam tas, beruntungnya gue di tas ada topi yang memang sengaja gue bawa untuk di tempat kerja.

Dari yang sebelumnya merasa malu akhirnya pede abis, gue pakai topi itu dan melanjutkan perjalanan pulang.

IMUNITAS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang