06

2.9K 226 52
                                    

Malam menyelimuti perkarangan mansion keluarga Emmerson, masih menunjukkan pukul 2 malam. Namun, sang MC cerita ini terbangun dari bunga mimpinya. Pemandangan pertama yang dia lihat adalah seorang pemuda yang sedang memeluknya, bisa dia tebak itu adalah Halilintar. Dia bangun perlahan lahan agar tidak mengganggu sang empu yang tertidur dan mengambil bantal guling sebagai pengganti dirinya untuk berada di pelukan Halilintar.

Dia mulai turun dari ranjang dan berjalan keluar dari kamar, dia tidak tahu untuk apa dirinya keluar dari kamar. Dia hanya mengikuti pikirannya saja. Kaki nya membawa dirinya pergi ke sebuah taman dimana disana terdapat kolam air mancur yang lumayan luas, ada beberapa ekor ikan koi juga terdapat disana dengan berbagai warna. Dia duduk di pingkiran kolam air mancur, sedikit bermain dengan beberapa ikan koi.

Dia sangat menyukai angin malam, walau dirinya sendiri tau betul. Angin malam sangat dilarang keras untuk dirinya karna bisa menyebabkan asma nya kambuh. Namun, malam ini bulan menunjukkan keindahannya. Dia bersinar terang menerangi gelap dan dinginnya malam.

"Indahnya~" Taufan menatap bulan yang ada di atas, ini hal yang sudah sering dia lakukan. Selama dia di panti pun dia sering melakukan hal seperti ini, tanpa di ketahui oleh siapapun termasuk sang bunda. Clarissa.

"Apa yang kau lakukan disini"

Taufan langsung mengalihkan perhatiannya kepada seseorang yang baru saja bertanya padanya.

Ah, sepertinya dia akan mendapatkan masalah.

"Menikmati indahnya malam" Taufan menjawab sambil menatap mata merah ruby yang menatapnya tajam. Namun, ada tersirat ke khawatiran disana.

"Apa dia mengkhawatirkan aku ?"

Ya, Halilintar. Remaja itu kebetulan bangun dari tidurnya ketika dia tidak merasakan keberadaan Taufan yang berada di pelukannya, yang malah tergantikan dengan sebuah guling. Dia cukup panik ketika tidak menemukan Taufan yang berada di kamar nya, dia pun mencari Taufan di seluruh penjuru mansion Emmerson. Karna tidak juga menemukan Taufan, dia pun mencari ke luar dan benar saja shapphire kecilnya sedang duduk di pinggiran kolam air mancur.

"Masuk kedalam" Halilintar menyuruh Taufan untuk masuk kedalam sembari mendekat kearah Taufan. Tangan nya terulur untuk menggapai wajah Taufan, menyentuh pipi berisi Taufan dan mengusapnya lembut dengan ibu jarinya. Bisa dia rasakan kulit halus Taufan terasa dingin karna angin malam.

"Angin malam tidak baik untuk tubuh mu" Ujar nya lagi

Taufan memejamkan matanya, menikmati usapan lembut yang diberikan si manik merah ruby untuknya. Tidak dia sangka, pemuda yang ada di depannya bisa bersikap lembut juga. Dia kira pada pertemuan nya di panti tadi, orang yang ada di depannya ini akan bersifat menyebalkan. Ya, dia belum tau juga sih sifat si manik merah ruby ini seperti apa. Jadi, dia tidak akan terbuai begitu mudah nya oleh tindakan manis yang diberikan olehnya. Ah, ini akan berlaku juga untuk seisi seluruh keluarga Emmerson.

Perlahan bisa dia rasakan, tubuhnya terasa seperti melayang. He, ternyata dia di gendong toh. Untuk malam ini dia biarkan sang manik merah ruby menggendong dirinya. Karna dia juga sudah merasa mengantuk kembali, dia pun mulai tertidur di dekapan gendongan Halilintar. Halilintar sendiri mulai berjalan pergi kembali ke kamarnya sembari menggendong Taufan.

~Sweet Baby Blue~

Waktu kini menunjukkan pukul 05.30 di pagi hari, Taufan sudah bangun dari tidurnya 5 menit lalu. Dia keluar dari kamar Halilintar untuk mengambil barang barangnya, sebelumnya dia sudah bertanya kepada Halilintar dimana barang barangnya di taru. Setelah mengetahui barangnya berada di kamar Gempa, dia pun menuju kamar Gempa.

Setibanya disana, dia mulai mengetuk pintu kamar tersebut menunggu sang pemilik membuka pintu. Tidak berselang lama Gempa membuka pintu kamarnya.

"Ah, Taufan. Selamat pagi" Sapa Gempa dengan diiringi senyuman lembut

Sweet Baby Blue : 'A Story About' ( Family & Home ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang