PROLOG

273 22 2
                                    

"DEMI APA DITOLAK LAGI?"

"IHHH KESEL BANGET GUE SAMA PAK JEJE"

"TERUS APA INI KATANYA "Judul kamu menurut saya aneh dan tidak masuk akal. Maaf saya tidak approve kamu cari judul lain lagi. Semangat Sashi"

"ANEH TIDAK MASUK AKAL KATANYA?BTW INI UDAH KSEPULUH KALINYA LOH BAPAK NOLAK SAYA"

"LAGIAN SIAPA SIH YANG MILIH TUH ORANG JADI DOSPEM GUE"

"AISHHHHHH MAUNYA PAK JEJE ITU APA SIHH SASHI CAPEK!"

"SASHI GA KUAT PENGEN NIKAH AJA GAMAU SKRIPSIAN"

"AGAM NIKAH YOK"

"RENDY MAU NGGA JADI SUAMI SASHI?"

"DEN LU COSPLAY JADI PENGHULU DONG PLEASE NIKAHIN GUE SAMA SALAH SATU DARI KALIAN GUE CAPEK BANGET, HUAAAAAA"

"Pak Jeje kok jahat banget sih sama gue, salah gue apa coba. Hiks! Udah mau tiga bulan tapi satu pun dari judul yang gue sebutin nga ada yang disetujui"

Gadis itu akhirnya menangis menumpahkan air matanya di depan teman sekelasnya. Sudah menjadi kebiasaan Sashi akan meraung-raung seperti ini jika ia mendapatkan penolakan dari dospemnya tersebut.

Rina teman sekaligus sahabatnya memeluk Sashi dengan erat sembari mengusap punggung nya dengan pelan dan berkata sabar. Sashi yang merasa diambang keputusasaan hanya bisa menangis dan meraung-raung. Kalau saja ia tidak izin waktu itu pasti kesialan ini tidak akan menimpah dirinya.

Ini semua berawal dari mama Sashi yang memaksanya ikut pulang ke kampung halaman uyut. Waktu itu ada pembagian dosen pembimbing. Dimana setiap dosen hanya menerima dua sampai empat mahasiswa saja. Karena izin Sashi tidak mendapatkan hak untuk memilih. Ditambah HP nya yang rusak karena terjun kedalam bak kamar mandi. Kebetulan yang tersisa hanya Pak Jeje saja. Jadi ya kalian tau sendiri akhirnya seperti apa.

"Gue harus gimana Rin gue capek" Lirih Sashi didalam pelukan Rina.

Teman sekelas yang melihat keputus-asa an Sashi merasa kasian. Ingin membantu tapi tidak bisa. Semua keputusan ada ditangan dosen pembimbingnya. Paling engga yang bisa mereka lakukan adalah memberi semangat dan pelukan seperti yang dilakukan Rina saat ini.

Cici yang melihat ingus Sashi ingin berselancar keluar dari tempat asalnya bergegas mengambil tisu yang ada di dalam tasnya dan memberikan beberapa helai tisu pada Sashi. "Sroootttt" Suara ingus Sashi.

"Udah ya sahabat Rina ngga boleh nangis, nanti Rina bantu buat cari judulnya" Kata Rina lembut sembari mengusap rambut Sashi dengan sayang

Sashi membalas dengan mengangguk-anggukan kepalanya. Dirasa dirinya sudah cukup tenang Sashi melepaskan pelukan Rina.

Menghapus sisa air matanya, Sashi melangkah kedepan kelas dan  memandang semua teman sekelasnya dengan senyum tulusnya.

"Makasih teman-teman udah jadi obat penguat Sashi pada saat ini. Maaf kalo Sashi punya salah. Terima kasih udah mau dengerin keluh kesah Sashi selama tiga bulan ini. Dan terutama buat Rina makasih banget udah mau jadi sahabat Sashi yang banyak kurangnya ini. Sashi bahagia menjadi bagian dari kelas ini. Sashi pamit dulu teman-teman. Do'ain setelah ini Sashi mendapatkan ACC dari Pak Jeje. Dan Sashi bisa lulus bareng kalian"

Selesai mengatakan itu Sashi mendapatkan pelukan dari teman sekelasnya. Mereka memeluk Sashi secara bergantian. Dan beberapa diantara mereka menguatkan Sashi agar ia tetap bersabar dan semangat.

Berada diposisi seperti ini mau nangis darah pun tidak akan merubah semuanya. Yang bisa Sashi lakukan saat ini adalah beranjak keluar kelas menuju perpustakaan membaca beberapa referensi judul skripsi kakak tingkat yang dosen pembimbingnya Pak Jeje.

"Semangat Sashi" Katanya menyemangati diri sendiri

Sashi berjalan menuju perpustakaan di lantai dua. Di sepanjang jalan Sashi bertemu dengan mahasiswa lainnya yang sama depresot seperti dirinya. Lihatlah wajah-wajah mahasiswa tingkat akhir itu, sangat kusut dan memancarkan aura gelap.

"Semoga selesai dari sini gue dapat judul yang pas" Ujar Sashi sebelum memasuki perpustakaan

Suasana sejuk dan harum Sashi rasakan ketika ia memasuki perpustakaan.  Jari-jari Sashi menelusuri buku-buku laporan akhir yang tersusun rapih di rak bagian samping kanan perpustakaan.

Setelah beberapa lama akhirnya Sashi menentukan pilihannya. Ia rasa laporan akhir ini sedikit dapat membantu Sashi dalam menentukan judul untuk tugas akhirnya. Ditambah lagi dosen pembimbing dari laporan ini adalah Pak Jeje.

Karena saking bahagianya Sashi ia tidak sengaja menyenggol rak disamping kirinya sehingga menyebabkan buku laporan keuangan tahunan yang ada di posisi paling atas sendiri jatuh dan menimpuk kepala Sashi dengan keras.

Jedug

Sashi ambruk disertai dengan kepalanya yang berdenyut nyeri. "S-sakit, Ke-pala Sashi sa-kit ba-nget. Sashi g-gkuat. To-tolong"

Dan pada saat itu Sashi dinyatakan meninggal akibat ketimpuk laporan keuangan.

-720-

-Next-
Thank you yang udah baca🥰semoga suka.
Vote and comen jangan lupa teman-teman. Kritik dan sarannya juga yaa😇

TRANSMIGRASI SASHITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang