[2] Bad Decisions: Sinkook ✓

20: How Grateful I am

28 Februari 2022

'I miss you..'

Baru mengangkat panggilan, bukannya sapaan basa-basi yang Jaehyun dapat, telinganya malah memerah sebab Sinb langsung menyerangnya dengan kalimat manis itu.

"Coba rate 1-10!"  Jaehyun merasa pipinya semakin naik ke atas, lengkap dengan hidungnya yang mengerut lucu. Andai Sinb dapat melihatnya, pastilah dimple Jaehyun sudah habis ditusuk gemas.

'Hm, 11!'

Jaehyun terkekeh, sebelum melanjutkan topik. "National Park, Netflix or Nightclub?"

'Taman mana?' 

'Byeokchogi Arboretum.' 

di seberang panggilan, si gadis memutar bola mata. 'Kita sudah pernah ke sana.'

Lagi-lagi pria itu tertawa, entah bagaimana bisa menangkap wajah kesal Sinb saat ini. "Tapi kita datang terpisah. Kau datang dengan temanmu, aku datang dengan Taeyong Hyung."

Benar, mereka datang terpisah. Tapi apa bedanya datang ke sana lagi meskipun dengan orang berbeda? Tidak ada hal baru yang perlu dieksplor. 'Night Club saja ya.'

Rengekan itu menggelikan. Bahkan Sinb yang sejak tadi memang duduk di depan cermin langsung memandang jijik pada pantulannya sendiri. Berbeda dengan Jaehyun yang memang suka melihat orang lain bertingkah menggemaskan, pria itu hanya terkekeh namun kukuh menolak.

"Terakhir kali aku ke club malam, aku dibuntuti Dispatch. Kau tentu ingat insiden itu."

Kali ini Sinb yang tertawa. Ya, mana mungkin tidak ingat. Empat pria tampan berkumpul dengan niat bersenang-senang, melepas stress dan menikmati hidup, malah berakhir masuk berita dan menulis surat permintaan maaf di akun media sosial masing-masing.

Sinb tidak tahu saja, apa tujuan mereka berkumpul malam itu. 'Tapi kalau ke Byeokchogi Arboretum, yakin tidak akan ketahuan dispatch?'

"Aku sudah bekerja keras dengan tampil di D'festa 10th mereka, hanya untuk membuat kita berkencan dengan aman. Lagipula aku punya sesuatu yang membuat orang lain tidak akan mengira bahwa yang sedang berada di sana itu adalah Jaehyun NCT dan Sinb Viviz."

Dengan perasaan tak enak yang kentara, Sinb bertanya. "Bisakah aku mempercayai ide Oppa?"

Jaehyun tertawa kecil sebelum mematika panggilan. Namun begitu tangannya menyapu daun mati milik Sophora, senyumnya hilang. Digantikan dengan tatapan sendu yang tak dapat diartikan.

"Mungkin memang sudah saatnya, ya, Nak."