Bab 1 : Pertemuan Pertama

1.3K 157 8
                                    

"Ma

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ma... Kaos kaki Rhea yang sebelah mana ya?"

Teriakan Rhea, bocah kecil berusia tujuh tahun itu terdengar nyaring sampai ke dapur. Senja yang sibuk menyiapkan sarapan seketika berjalan cepat menghampiri sang buah hati yang saat ini sudah berdiri di depan pintu kamarnya sambil menenteng kaos kakinya yang hanya tinggal sebelah.

Senja menghela napas panjang, ini baru hari pertama dan masih ada tiga hari ke depan ia harus diuji dengan keribetan yang ditimbulkan oleh sang putri semata wayang dikarenakan Mbak Nia, pengasuh yang selama ini membantunya menjaga Rhea harus izin karena ada kerabatnya yang menikah.

"Mama udah siapin dari semalam Rhea, kemarin kan Rhea sendiri yang naruh di atas meja belajar." ucap Senja, dirinya membungkuk untuk mensejajarkan tingginya dengan sang buah hati.

"Iya Ma, tapi semalam Rhea buka kaos kakinya soalnya Rhea mau cobain kaos kaki baru yang mama beliin. Terus abis gitu Rhea lupa naruhnya.." jawab Rhea sambil tersenyum manis membuat kefrustasian Senja perlahan mereda.

Senja kembali menghela napas panjang sambil mengusap helai rambut panjang Rhea dengan sabar. "Ya udah mama cari dulu ya, Rhe. Kamu ke meja makan duluan, Rhea bisa makan sendiri kan?" tanya Senja yang dijawab anggukan cepat oleh Rhea.

"Bisa kok, Ma." jawab Rhea sambil mengacungkan jempol sebelum akhirnya dia berlalu menuju ruang makan.

Setelahnya, Senja pun memasuki kamar Rhea untuk mencoba mencari pasangan kaus kaki milik putrinya yang semalam entah dilempar kemana. Senja menyisir setiap sudut ruangan selama beberapa menit sampai akhirnya menemukan kaos kaki yang dicari Rhea tadi, ternyata benda itu terselip dibawah ranjang. Diambilnya benda tersebut dengan gerak cepat, namun saat ia akan berbalik untuk menyusul Rhea matanya tidak sengaja menangkap sebuah kertas yang tertutupi oleh selimut.

Senja mengambil kertas yang sudah dipenuhi gambar hasil karya tangan sang putri, sebuah gambar keluarga yaitu ibu, anak dan yang membuat Senja tercekat adalah Rhea juga menggambar sosok ayah yang ia beri tulisan Papa Rhea. Tidak sampai disana, Senja menemukan kalimat panjang yang tertulis dibalik kertas gambar putrinya.

Semua teman-teman Rhea punya papa,

Papa itu apa sih, Ma?
Apa Rhea punya papa sama kayak teman-teman Rhea?

Senja menggigit bibir bawahnya menahan tangis, dirematnya pelan ujung kertas gambar itu. Senja menyadari, mungkin inilah saatnya dan ia tidak bisa menghindari jika mungkin dalam waktu dekat ini Rhea akan mulai menanyakan secara langsung apa yang tertulis di kertas gambarnya dan jujur Senja belum menemukan jawaban yang tepat.

"Mama..."

Suara panggilan dan derap langkah Rhea seketika menyadarkan Senja dari lamunan, dengan cepat ia kembali meletakkan kertas gambar Rhea dibalik selimut persis seperti saat pertama kali ia menemukan benda tersebut sebelum akhirnya mengusap bekas air matanya dan berbalik menghadap Rhea yang baru saja memasuki kamar.

Langit SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang