24. Against You

482 99 6
                                    

Situasi menjadi semakin tidak kondusif, namun membicarakan masalah keluarga di ruang publik juga bukan ide yang bagus

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Situasi menjadi semakin tidak kondusif, namun membicarakan masalah keluarga di ruang publik juga bukan ide yang bagus. Maka dari itu, setelah kedua orang tua Langit mulai bisa mencerna perlahan apa yang terjadi, keduanya pun memutuskan untuk membawa Senja dan Langit ke rumah mereka. Termasuk juga dengan Rhea dan Rendi— yang sepertinya akan terkena sentil juga karena dianggap berbohong atau menutupi kejadian ini.

Rendi dipaksa pulang oleh orang tua Langit dan ditugaskan untuk menyetir mobil milik Langit yang juga ditumpangi oleh Senja dan Rhea. Tugas Rendi adalah memastikan Langit dan Senja sampai di rumah tanpa berniat kabur. Sadar bahwa keadaan sudah tidak kondusif, Rendi menurut tanpa banyak bertanya dan perlawanan.

"Ren, ajak main Rhea dulu. Mama sama Papa perlu ngobrol sama mereka.." ucap Rahadian pada Rendi yang dijawab anggukan oleh lelaki itu.

"Rhe, main sama Om dulu yuk.." Rendi kemudian menggandeng tangan Rhea yang dan membawa gadis kecil itu pergi. Walaupun terlihat sangat bingung, Rhea pun akhirnya tetap mengikuti Rendi.

Setelah Rendi dan Rhea pergi, Rahadian mempersilahkan Senja dan Langit untuk duduk di sofa. Liliana masih enggan berbicara, wanita itu masih betah diam sembari terus menatap dua manusia di hadapannya ini dengan pandangan menyelidik.

"Bikinin minum ya Mbak Siti." ucap Rahadian pada Mbak Siti— asisten rumah tangga yang bertugas di rumahnya. Setelah mengiyakan permintaan Rahadian, Mbak Siti pun pamit ke dapur untuk menyiapkan minuman.

"Jadi siapa dulu yang mau menjelaskan?" tanya Rahadian, lelaki itu menyandarkan tubuhnya di sandaran sofa sembari menatap Langit dan Senja dengan pandangan tajam.

Selama tiga puluh dua tahun hidupnya, Langit tidak pernah membuat kesalahan fatal yang membuat kedua orang tuanya begitu marah karena memang dasarnya Langit adalah anak yang penurut dan bukan tipe anak yang hobi membuat masalah. Sejak sekolah hingga sebesar sekarang, Langit tidak pernah berulah yang sekiranya menyulitkan Rahadian dan Liliana sebagai orang tua. Namun sepertinya itu menjadi pengecualian hari ini karena sepanjang hidupnya, Langit tidak pernah melihat kedua orang tuanya semarah ini.

"Pa, Ma—" Langit berinisiatif untuk membuka suara namun Liliana yang sedari tadi diam tiba-tiba maju dari posisi bersandarnya dan menghadapkan tangannya pada Langit.

"Benar anak tadi itu adalah anak kamu, Lang?" tanya Liliana kemudian.

Hening terjadi selama beberapa saat hingga akhirnya Langit menjawab pertanyaan itu "Benar Ma, anak itu namanya Rhea. Dia anak kandung aku.." Langit kemudian mengulurkan tangannya untuk menggenggam tangan Senja yang terasa gemetar dalam genggamannya "...Rhea adalah anak aku dan Senja, kami sempat berbuat kesalahan dulu saat kami kuliah di Aussie." sambungnya kemudian.

"Apa? Bagaimana bisa?" tanya Liliana lagi.

"Lang, kami mengirim kamu kesana untuk belajar. Dan kamu malah bikin masalah?" Rahadian menyahut.

Langit SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang