22. As a Family?

458 59 10
                                    

4 minggu kemudian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

4 minggu kemudian..

Keadaan berjalan sesuai dengan, operasi Rhea pun berjalan dengan lancar berkat bantuan transfusi darah dari Langit. Begitupun dengan Rhea, kondisi Senja pun membaik keesokan harinya hingga pada akhirnya Rhea sadar dari operasi dan menjalani perawatan dan pemulihan pasca operasi bersama Senja dan juga Langit. Ketiganya dirawat secara bersamaan dalam satu ruang rawat inap selama hampir empat minggu, namun Langit dinyatakan sembuh pada minggu kedua dan lelaki itu pulang terlebih dahulu.

Seperti yang sudah ditebak, Langit tentu saja tidak setuju jika ia harus pulang terlebih dahulu. Namun setelah negosiasi panjang, Senja berhasil membujuk Langit untuk mau pulang terlebih dahulu dengan dalih Langit harus cepat-cepat kembali untuk menyiapkan peresmian Taman Kota yang sebelumnya sempat ditunda. Langit pun setuju pada akhirnya walaupun dengan berat hati. Sebagai gantinya, lelaki itu tidak pernah absen mengunjungi Senja dan Rhea di rumah sakit barang satu hari pun. Bahkan jika libur, Langit lebih memilih menginap di rumah sakit bersama dengan Senja dan Rhea daripada tidur di apartmentnnya.

Seiring dengan kebersamaan mereka bertiga yang berjalan semakin intens, Rhea sudah mulai terbiasa dengan kehadiran Langit begitupun dengan Senja. Bahkan Rhea kini sudah memanggil Langit dengan sebutan 'Papa' seperti seharusnya, lalu Senja pun tidak berusaha untuk mengoreksi panggilan itu.

Senja sudah tahu bahwa Langit mengetahui jika Rhea adalah putri kandungnya, ia mengetahui hal itu saat Jingga bilang Langit akan mendonorkan darahnya untuk membantu operasi Rhea. Sesuai fakta, darah Langit cocok untuk Rhea dan secara logika lelaki itu sudah pasti tahu dan memastikan bahwa Rhea memang benar adalah putrinya. Namun, Senja memilih untuk tidak membahas hal itu dan bersikap seperti biasanya. Senja tahu cepat atau lambat Langit akan membahas hal ini dengannya namun saat ini Senja memilih untuk tidak terlalu memikirkan itu dulu.

Ponsel Senja berdenting pelan dan menampilkan satu notifikasi pesan dari Langit yang mengabari bahwa ia selesai dengan sesi kontrolnya dan bersiap untuk menyusul dirinya dan Senja ke ruangan.

"Rhe, sudah siap sayang? Papa udah selesai, kita habis gini berangkat ya." ucap Rhea yang masih serius memainkan permainan di ipad milik Jingga.

"Tapi nanti di mobil Rhea masih boleh main kan Ma?" tanya gadis kecil itu dengan wajah berbinar.

Jingga mencubit pipi gadis kecil di pangkuannya itu dengan gemas. "Nggak boleh, perjanjiannya apa tadi? Rhea cuma boleh mainan ipad sampai papa datang."

Senja menjentikkan jarinya dan menampilkan ekspresi setuju. "Tuh, Rhea kan udah janji sendiri."

"Hmmm.." bibir Rhea mengerucut lucu, dan tidak lama kemudian pintu ruangan terbuka dan Langit pun muncul dibalik sana.

"Halo.. Kok anak Papa cemberut gini kenapa ya?" ucap Langit saat menyadari ekspresi cemberut Rhea, lelaki itu masih belum menerima jawaban dari putri kecilnya.

Langit SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang