Jangan lupa komen ya gaesssss :)
***
Seharusnya malam ini adalah malam penting bagi Rayya. Ia harus mempelajari proposal dan bahan presentasi untuk besok karena ada rapat penting yang menyangkut proyek baru timnya. Namun kejadian hari ini membuat semangatnya mendadak turun ke titik terendah. Biasanya ia tidak pernah seperti ini, sekalipun ia diterpa masalah sepelik apapun tapi pekerjaannya justru bisa menghiburnya. Sayangnya sekarang seseorang dalam lingkup kerjanya yang justru menjadi penyebab kenapa dirinya terpuruk seperti ini. Sebenarnya ia terpuruk karena sikapnya sendiri yang terlalu ceroboh memaki seseorang di depan orang banyak tanpa tau siapa orang itu.
Lagipula Rayya tak pernah menyangka pria yang suka memainkan wanita itu ternyata adalah atasan barunya, seseorang yang menggantikan atasan sebaik pak Sugeng. Rasanya ia jadi menyesal karena mendoakan supaya pak Sugeng cepat pensiun. Ia lebih suka melihat pria tua berkepala setengah botak itu dibanding atasan barunya yang muda dengan tatapan mematikan. Seolah tatapan itu siap menerkamnya.
" Mati aku!" Rayya terus mengutuk dirinya, membenamkan wajahnya di bantal tapi hanya bertahan sebentar karena nafasnya menjadi sesak. Ia lalu berbalik, menatap langit-langit kamarnya dengan gundah. " Tapi seenggaknya aku udah dapat apartemen ini, tabunganku juga lumayan ditambah uang pensiunan dini nanti. Terus aku harus kerja dimana?" Ia terus berucap pada dirinya sendiri. " Argh! Nggak mau nggak mau!" Ia menggelengkan kepalanya dengan cepat. " Nggak ada perusahaan yang salarynya sebagus Glamora Beauty. Aku harus bertahan di perusahaan ini bagaimanapun caranya." Wanita itu mencoba untuk menemukan semangatnya sendiri, meski sebenarnya perasaannya sangat kacau.
***
Mungkin ini pertama kali dalam hidup Rayya tak semangat untuk bekerja. Sejak pagi wajahnya terlihat lesu, terutama saat memasuki ruang rapat bersama anggota tim A. Melihat Pak Reyhan—ya, dia bahkan baru tau nama atasan barunya itu dari beberapa perbincangan di ruang kerjanya dan sekarang pria itu sedang duduk di kursi terdepan dengan Mita yang duduk di sampingnya.
Mita yang belum tahu apa-apa itu hanya mengepalkan tangannya di udara, berusaha memberi semangat tanpa tau sahabatnya tengah galau setengah mati.
Rayya hanya tersenyum tipis membalas Mita lalu duduk di kursi di sebelah Bu Yaya.
" Hari ini Dimas yang presentasi, kan?" tanya Bu Yaya mencoba memastikan. Memang tim A selalu diberi kesempatan untuk bergantian presentasi soal proposal baru mereka. Itu karena peraturan dari Rayya yang ingin semua anggota timnya mendapat kesempatan serta pengalaman berbicara di depan banyak orang, terutama di depan atasan mereka.
Rayya mengangguk. Beruntung sekali ia tidak harus presentasi hari ini meski ia tetap mempelajari proposal dan bahan presentasinya. Karena memang ia dan anggota tim lain yang tidak presentasi tetap harus menjawab beragam pertanyaan dari atasan mereka nanti guna mengetahui kematangan proposal mereka.
Hari ini juga akan menentukan apakah proposal mereka benar-benar diterima atau tidak. Mengingat atasan mereka sudah berganti dan mungkin saja akan banyak peraturan yang berganti juga.
Begitu semua sudah berada di dalam ruangan, Dimas beranjak dan bersiap untuk melakukan presentasi.
Reyhan menatap pria di depan dengan bingung. Tentu saja karena ia tidak berpikir pria berkacamata itulah yang melakukan presentasi. Padahal ia berharap Rayya lah yang melakukan presentasi hari ini. Ia pun berdehem.
" Ada apa, Pak?" tanya Mita yang langsung peka.
" Saya pikir, kau bukan ketua timnya, kan?" tanya Reyhan langsung pada Dimas.
Dimas agak terkejut. " I—iya bukan saya, Pak."
" Sebenarnya tim A selalu bergantian untuk presentasi, Pak. Jadi tidak selalu ketua timnya yang melakukan," ucap Mita mencoba menjelaskan. Membuat Rayya mendadak ingin memberi kecupan manjah pada sahabatnya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Suami Tak Terduga
RomanceRayya tak pernah menyangka, jika keberaniannya membela wanita yang dicampakkan oleh pacarnya di depan umum itu malah menjadi bumerang bagi kehidupannya sendiri. Siapa sangka jika pria yang kepalanya telah ia siram amerikano itu adalah CEO di perusah...