Part 1

6.1K 249 33
                                    

Hai dears, PDF Remember Me sudah ready ya. Untuk harga masih promo sampai tanggal 31 Oktober.

Harga asli 52rb untuk 656 halaman. Harga promo 47rb.

Untuk membeli satu paket dengan PDF saya Obsession hanya membayar 79 rb saja. Hemat 13rb ya. Obsession harganya 40rb.

Untuk yang sudah membeli Obsession, hanya membayar 39rb saja. Jadi yang minat bisa gercep ya, cuma sampai tanggal 31 Oktober saja.

Dan lagi, promo hanya berlaku untuk yang beli langsung di saya atau di kak putri ya.

Yang minat silahkan menghubungi

Reyna-ta
082216211114

Putri
082213778824

Happy reading 🥰

******

10 tahun yang lalu

Suara desahan mengisi sebuah kamar hotel mewah. Dua orang muda mudi asyik memadu kasih saat jam pulang sekolah. Si wanita tampak pasrah ketika si pria menggagahinya dan merenggangkan kedua kakinya agar bisa semakin dalam memasuki wanita muda itu.

"Dev, aaaahh."

Si wanita tampak menggelinjang sambil meremasi rambut si pria. Rasa nikmat kembali ia rasakan saat pria itu hari ini kembali mengajaknya bercinta untuk yang kesekian kalinya. Pertama melakukannya, si pria sedikit memaksanya dan merayunya. Mengatakan bahwa ia begitu mencintai si wanita. Dan akhirnya karena ketampanan dan rayuan si pria, wanita itupun suka rela menyerahkan keperawanannya pada pria itu.

Dan sekarang, sudah dua bulan mereka menjalani hubungan tidak wajar ini. Setiap pulang sekolah, si pria akan mengajaknya ke hotel dan mereka bercinta seperti pasangan suami istri.

Semula si wanita merasa bersalah pada kedua orang tuanya. Namun karena rasa cintanya pada si pria yang teramat besar, dan ia juga termakan janji-janji manis si pria, wanita itupun menepikan semua rasa bersalahnya demi cinta.

Ya, cinta. Semua itu demi rasa cintanya pada si pria tampan kaya raya, Devano Revan Atmadja. Most wanted di sekolah mereka yang entah kenapa tiba-tiba jatuh cinta pada Airin, seorang siswi dari kalangan biasa tapi berprestasi luar biasa.

Airin tipe gadis pendiam. Sikap dinginnya membuat Airin terlihat tidak menarik sama sekali. Ia jarang bergaul dan hanya berkonsentrasi belajar agar bisa lulus dengan nilai yang baik. Selama bersekolah, Airin tidak pernah dekat dengan pria dan tidak ada pria yang mendekatinya karena Airin di anggap tidak menarik sama sekali. Berpenampilan seperti anak tahun 80 an dengan kacamata yang membingkai kedua mata indahnya, membuat kecantikannya tertutupi dengan rapat. Dan Airin merasa dirinya bak memperoleh durian runtuh kala Devano tiba-tiba menyatakan cinta padanya. Tanpa pikir panjang, Airin langsung menerima cinta Devano.

Dan di sinilah mereka sekarang, bergumul penuh kenikmatan dan beradu peluh hingga puncak itu tiba. Baik Airin maupun Devano sama-sama mendapatkan pelepasannya dengan tubuh Devano ambruk di atas tubuh lemas Airin.

Napas mereka terengah-engah dan kedua kaki Airin masih menekuk. Suara deringan ponsel membuat Devano mencabut miliknya dan segera meraih ponselnya yang berada di atas nakas. Airin segera meraih selimut untuk menutupi tubuh telanjangnya.

Setelah berbincang beberapa saat, Devano mengakhiri panggilannya dan menoleh pada Airin.

"Mamaku menyuruhku pulang sekarang. Kau bisa pulang sendiri kan?"

Airin hanya mengangguk sambil mengenakan kacamatanya. Saat Devano selesai mengenakan seragamnya, Airin hanya menatap pria tampan itu tanpa berkedip. Ia hanya diam saat Devano menciumnya dan beranjak meninggalkannya seorang diri di kamar hotel langganan mereka.

Terkadang Airin merasa dirinya seperti orang bodoh. Cinta butanya pada Devano seolah menutup semua kemungkinan-kemungkinan buruk di otaknya. Seperti saat Devano menyuruh merahasiakan hubungan mereka di sekolah, Airin hanya menurut seperti kerbau yang di cocok hidungnya.

Baginya, cinta Devano sudah cukup untuknya. Bahkan jika harus menyeberangi lautan sekalipun, Airin akan melakukannya asalkan Devano berada di sisinya.

**

"Gimana, lo semua percaya kan? Gue nggak pernah gagal kalau soal nakhlukin hati cewek. Meski dia cewek cupu dan dingin kayak Airin. Terbukti kan, gue sukses bikin dia naik ke ranjang hotel bareng gue."

Devano memasukkan kembali ponsel ke saku celananya setelah menunjukkan fotonya dan Airin tidur bersama di ranjang hotel. Akhirnya setelah dua bulan, gadis cupu itu berhasil ia taklukkan dengan mudah. Semula ia sempat pesimis saat teman-temannya mengadakan taruhan itu. Namun karena reputasinya sebagai most wanted di pertaruhkan, akhirnya Devano nekat menyetujui taruhan konyol itu.

Ia sama sekali tidak mencintai Airin. Gadis itu bukan tipenya sama sekali. Selain karena cupu, Airin juga berasal dari keluarga biasa saja, buktinya anak itu hanya sekolah di sini bermodalkan bea siswa. Benar-benar bukan tipenya dari segi apapun.

"Oke, ni kunci motor gue buat lo. Gue nggak nyangka, cewek pinter dan cupu kayak Airin mau-mau aja naik ke ranjang hotel sama lo. Gue pikir dia beda dari cewek-cewek lain yang rela buka pahanya karena uang. Ternyata semua sama aja. Tapi ya maklum juga, dia kan miskin. Di deketin cowok tajir kayak lo mungkin udah berasa jadi Cinderella dia." Ujar Kiano dengan sedikit kesal. Ia yang mengajak Devano taruhan, tapi tidak menyangka bisa di menangkan semudah itu oleh Devano.

"Gue juga heran. Airin tu kayak nggak butuh cowok gitu. Bisa-bisanya mudah banget di ajak tidur sama Dev. Jangan-jangan dia mau tidur sama siapa aja asal dapat uang. Dia kan cewek miskin." Sambung Romi sambil mengisap rokoknya. Mereka berada di parkiran belakang sekolah. Jadi tidak khawatir ada guru yang memergoki mereka merokok.

"Mungkin cewek kayak Airin itu cuma pura-pura lugu. Tapi aslinya haaaaaa." Ujar Kiano sambil membuka mulutnya lebar-lebar. Mereka berempat tertawa bersama-sama.

"Tapi serius. Airin nggak pernah minta apa-apa sama gue. Dia juga nggak rewel ini itu minta pamer. Dia gue kasih itu gue kayaknya udah seneng banget." Ucap Devano sambil menyalakan rokoknya.

"Di kasih cairan cintaaaa." Rafi menghembuskan asap rokoknya pada Devano. Pria itu mengumpat sambil mengibaskan asap rokok Rafi. Teman Devano lainnya hanya tertawa menyaksikan hal itu.

"Gue serius sekarang. Lo bertiga harus berlagak nggak tahu apa-apa. Gue masih pengen menikmati hubungan gue sama si cupu itu. Gue masih pengen nidurin dia. Jadi selama gue belum bosan, lo semua harus tutup mulut. Biarin si cupu itu melambung angan-angannya dan menikmati saat-saat dia gue masukin."

"By the way, gimana rasanya si cupu?" Tanya Rafi setengah menggoda.

Devano menghembuskan asap rokoknya ke udara tinggi-tinggi. Ia kemudian menatap ketiga temannya satu persatu. Devano tersenyum miring.

"Dia hangat, mantap dan nikmat. Gue yang pertama buat dia. Rasanya masih rapet banget."

"Waaaaaah, bener-bener jago lo. Asyik banget jadi yang pertama. Pasti legit."

Mereka berempat tertawa bersama-sama sambil mengisap rokoknya. Tidak menyadari dari balik pohon beringin, ada perempuan yang mendengarkan obrolan mereka dengan air mata membanjiri pipinya. Ia menutup mulutnya agar isakannya tidak di dengar oleh para pemuda yang kini tengah menikmati kegiatan merokok mereka.

Setelah para pemuda itu pergi, Airin keluar dari tempat persembunyiannya. Ia berpikir cepat, kemudian menyeka air mata yang keluar dari sudut matanya.

Jika masih ingin bersekolah dengan tenang di sini, Airin harus bisa menulikan telinganya dan membutakan kedua matanya. Sementara ini, tinggal beberapa bulan lagi ia harus bertahan. Ia harus berpura-pura mengikuti rencana Devano. Jika ia melakukan perlawanan dan bermasalah dengan Devano, maka di jamin, Airin tidak akan tenang berada di sekolah ini. Devano dan teman se genk nya bisa merudungnya tanpa ampun.

Jadi meskipun menyakitkan, selama beberapa bulan lagi sekolah di sini, ia harus menuruti Devano. Dan setelah lulus, ia akan pergi selama-lamanya dari hadapan pemuda itu dan tidak akan menampakkan batang hidungnya di hadapan Devano Revan Atmadja. Pria bajingan dan terkutuk dalam hidupnya.

Remember Me (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang