09. Hadiah Dari Jeno

2K 136 15
                                    


Ketika matahari mulai menyingsing ke atas, dengan menampilkan cahaya yang tak begitu terik, namun mampu membuat mata sang empu terbuka.

Walau gorden belum tersibak, tapi sinar matahari sudah terlihat begitu jelas. Kali pertama bagi Jaemin bangun siang hari?

Kemarin malam, Jeno sempat mengatakan sesuatu bahwa suaminya itu ingin di bangunkan saat pagi buta. Namun dirinya malah bangun terlambat.

Jaemin perlahan bangun, dan berlari kecil menuju lantai bawah. "Jeno!"

Namun seisi rumah terasa kosong, sunyi, hampa. Hanya ada Jaemin seorang diri? kemana yang lain?

"Bibi Han? Jeno?" Panggil si manis satu per satu. Namun tak ada sahutan pun dari orang yang ia sebut sedari tadi. Semua sunyi dengan di kerubungi kehampaan di pagi hari.

Jaemin hanya termenung saja, Jeno bukan tipe yang meninggalkan Jaemin seorang diri, ia ingat itu. Tapi kini, tak ada Jeno di sampingnya membuatnya bingung seketika.

"Jeno kemana? kenapa tidak mengabari ku?" Ucapnya dalam hati.

Melirik ke arah pintu utama, dimana pintu besar itu masih tertutup disana. Saat di buka oleh Jaemin, ada kardus sedang di hadapannya. Si manis mengernyitkan dahinya, siapa yang membawa paket ke rumahnya?

"Tidak mungkin di dalamnya bom kan?" Kembali ucap Jaemin bermonolog.

Di bawalah masuk kardus itu perlahan, pria manis itu terduduk di ruang keluarga. Di buka perlahan kotak itu dengan hati-hati, sampai terlihatlah sebuah kertas.

"Happy birthday, babe. I think, i'm fallin love with you everytime. God bless you, babe. I love you everyday."

-Lee Jeno.

Bibir kecil Jaemin terukir senyum kecil ketika membaca surat dari sang suami. Namun kembali ia mengerutkan dahinya, kemana Lee Jeno berada sekarang?

"Hm, mungkin aku harus ke toko?" Ungkapnya sendiri.

Jaemin berjalan menuju kamarnya lagi, keadaan kasur yang tidak terlalu rapi ia tata kembali. Lelaki manis itu berniat ingin mandi sekarang. Walaupun sebenarnya rasa malas menggarungi seisi moodnya sekarang.

"Huhft, ayah mu tidak ada disini." Kembali Jaemin bermonolog, seraya menghembuskan napas gusar.

Dipikirnya Jeno tak ada di rumah, namun Jaemin salah, suaminya itu tengah menyiapkan sesuatu di balik ruangan kamar mandi dekat kamarnya. Jaemin hendak membuka pintu kamar mandi tersebut, namun seperti ada yang menahannya dari dalam.

"Hei! mengapa pintunya tidak bisa dibuka?!" Pekik Jaemin mulai jengkel, karena setiap ia menggerakkan knop pintu, tidak ada perubahan. Pintu itu tetap saja tertutup rapat.

Jaemin kembali menghembuskan napasnya gusar, bukan masalah apabila ia mandi di kamar mandi lain, namun semua peralatan alat mandinya ada di dalam sana.

"Hei, ayolah jangan bermain-main! pintu ini sepertinya rusak. Astaga, apakah aku harus mandi ke rumah tetangga?!"

Dengan seketika pintu kamar mandi di dalam kamar Jaemin itu terbuka, menampilkan sesosok Jeno yang hendak melempari kertas konfeti kearah Jaemin.

"Happy birthday babe!! Oh astaga, ternyata kau yang mencoba membuka pintu kamar mandi, ya?" Ucap Jeno gelalapan sesaat menatap wajah suami kecilnya yang tengah kesal.

Hadiah Termanis || NOMINSUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang