14

379 44 1
                                    


Jisung berlari lalu naik keatas batu besar di pinggir sungai, dia melepas kaosnya dan lompat begitu saja kedalam sana.

"Gila! Seger banget!"

Minho yang mendengar itupun ikut melepas kaos miliknya lalu melakukan hal yang sama seperti Jisung tadi, dia melompat asal sampai tak menyadari kalau Jisung ada di bawahnya, dia menabrak tubuh anak itu dan Jisung sempat tenggelam, namun Minho dengan cepat menarik tubuhnya.

"Yeu tolol." Jisung menoyor kepala Minho.

Tentu saja Minho tak terima, "Gak sopan lo!" Ucapnya yang juga ikut menoyor kepala Jisung.

Jeongin bergeleng-geleng melihat dua orang itu yang kini malah bertengkar sambil saling menoyor.

Dia melepas kaos, lalu dengan perlahan turun ke sisi lain yang agak jauh dari Jisung dan Minho, dia berjalan kearah batu besar yang ada ditengah-tengah sungai dan bersandar disana, matanya terpejam merasakan aliran air yang hanya sebatas bawah dadanya.

Sungguh tempat ini nyaman sekali, airnya dingin dan tempatnya teduh karna pepohonan besar di pinggir sungai.

"Ukh!" Jeongin membuka matanya saat Jisung menabrak tubuhnya, huh mengganggu ketenangannya saja.

"Kalian ngapain sih?" Jeongin bertanya sambil sedikit menggeser tubuhnya saat Jisung ikut bersandar di batu besar itu.

"Si Minho nih! Usil banget."

Minho tertawa lalu menyipratkan air di depannya ke wajah Jeongin dan Jisung.

"Kak Minho mending santai deh, jangan rusuh." Jeongin cemberut karna hidungnya terasa perih, air yang Minho cipratkan tadi sedikit masuk ke hidungnya.

"Heheh maaf." Minho mendekati Jisung lalu menarik tubuh anak itu, Jisung yang tidak mau ikut dengan Minho membalik tubuhnya dan berpegangan pada batu besar di depannya.

Namun karna batu itu licin, Minho dengan mudah menarik Jisung, dia berjalan mundur sambil menyeret tubuh Jisung yang hanya bisa pasrah sambil memasang ekspresi datar.

Akhirnya ketenangan Jeongin kembali.

Setelah beberapa saat, dia merasa puas, tidak ingin berlama-lama atau tidak kulitnya akan keriput nanti, Jeongin mengedarkan pandangannya, dia melihat Jisung dan Minho yang masih saja asik berdua.

Saat dia menegakkan tubuh dan hendak melangkah, kakinya tak bisa digerakkan, lebih tepatnya seperti ada yang memegangi kakinya dibawah sana hingga Jeongin tak bisa beranjak dari tempatnya.

"Apa sih?" Jeongin bergumam sambil masih mencoba menarik kakinya tapi tetap saja tak berhasil.

Lama-lama ia jadi takut sendiri, dia berteriak kearah Minho dan Jisung namun dua orang itu seperti tak mendengarnya.

Padahal Jeongin yakin sekali teriakannya sudah keras.

"Kak Minho! Jisung! Tolongin gue!!"

"Duh ini kenapa sih?"

Jeongin melihat kebawah, air sungai yang cukup jernih memungkinkan baginya untuk dapat melihat sampai ke dasar sungai, tapi setelah ia melihat kakinya, tak ada apapun yang menahannya disana.

Lalu kenapa kakinya tidak bisa digerakkan?

Jeongin panik dan terus menarik kakinya, ia berpegangan pada batu sambil menarik tubuhnya.

Berkali-kali mencoba, barulah Jeongin dapat terlepas, ia dengan cepat melangkah ke tepi begitu kakinya bebas.

"Jisung! Kak Minho! Naik deh cepetan, di bawah sungai itu ada setannya." Jeongin lalu berlari sambil memeluk kaosnya.

Lost [straykids]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang