15

788 61 36
                                    


Jisung terbangun saat tengah malam, sebuah mimpi buruk membuatnya terjaga dari tidurnya, dia memejamkan mata untuk mencoba tidur kembali, namun tak bisa, dia tetap terjaga sampai beberapa menit kedepan.

Masih dalam posisi tidurnya, dengan kaki Minho yang menindih pahanya, Jisung menyingkirkan tubuh Minho yang merapat padanya lalu mengedarkan matanya memindai sekeliling kamar.

Pandangan mata Jisung berhenti pada sela-sela pintu kamar di bagian engsel yang memang tidak terlalu rapat, ada celah kecil selebar buku isi 50 lembar disana.

Entah hanya perasaannya saja atau apa, seperti ada yang tengah mengawasi mereka dari celah pintu itu.

Walaupun jantungnya kini mulai berdegup kencang, rasa penasaran Jisung lebih menguasai dirinya.

Dia mengambil ponselnya yang diletakkan diatas meja kecil samping kasur, Jisung duduk diatas kasur lalu mengarahkan flash ponselnya kearah sela pintu itu.

Jisung melihat wajah dengan mata yang menatap kearahnya, menempel pada sela tipis di pintu itu, sontak saja membuatnya terkejut hingga punggungnya membentur dinding papan di belakangnya.

"Hh.. Minho! Minho bangun!"

"Chan! Seungmin!"

Jisung berseru memanggil teman sekamarnya, namun tak ada yang merespon.

"Siapa itu?" Bisiknya penasaran, lalu lebih memilih untuk tidak peduli, Jisung kembali merebahkan tubuhnya, menenggelamkan diri di dalam selimutnya lalu memaksa matanya agar terpejam, mengabaikan jantungnya yang belum tenang.

Semoga yang tadi itu hanya halusinasinya saja.

.....

Jeongin terbangun saat tengah malam karna panggilan alam yang minta dituntaskan, namun karna tak berani ke kamar mandi sendirian, Jeongin pun mengguncang bahu Hyunjin yang tidur di sebelahnya.

"Hyunjin temenin gue pipis yok." Ucapnya begitu Hyunjin membuka mata sipitnya, Hyunjin hanya bergumam lalu beranjak turun dari kasur, Jeongin mengikuti di belakangnya.

Hyunjin bersandar di samping pintu kamar mandi sembari menunggu Jeongin selesai, dia mengusap lengannya yang sedikit meremang ketika menatap ruangan rumah saat malam hari.

Dari posisinya, Hyunjin bisa melihat dapur dan ruang tengah yang diterangi beberapa lentera dengan jelas, gelap dan sepi, suasananya menakutkan, membuat Hyunjin ingin cepat-cepat kembali ke kamar.

"Jeong, masih lama?"

"Bentar, sekalian boker."

"Anjir."

Hyunjin merasa tenggorokannya kering, dia mendekati lemari di dapur, membukanya dan mengambil gelas darisana, gelas itu terlepas dari tangannya dan menggelinding ke bawah kolong lemari, Hyunjin lalu berjongkok dan menjulurkan tangannya.

"Uh? Papan?" Gumamnya saat merasakan lantai di bawah lemari itu bukanlah lantai semen seperti seluruh lantai di rumah ini, melainkan papan yang sepertinya sengaja dibuat untuk menyimpan sesuatu di bawahnya.

"Hyun? Lo dimana?"

Hyunjin yang mendengar suara Jeongin langsung berdiri dan berjalan kembali kedepan pintu kamar mandi, melupakan keinginannya untuk minum beberapa waktu lalu.

"Lama banget Lo."

"Tainya keras, hehe."

Hyunjin hanya geleng kepala lalu berjalan mendahului Jeongin kembali ke kamar.

Lost [straykids]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang