1. 4 Bersaudara

133 12 2
                                    

Juli, 2017

"Mba Cia.. Rere boleh masuk ngga?"

Ahh.. rasanya ingin mengumpat. Bagaimana tidak? Tasya baru saja tidur selepas subuh. Dan sekarang, jam 6 pagi dibangunkan oleh suara cempreng adik perempuan kesayangannya, Rere. Bisa saja Tasya marah, tapi tentu saja dia tidak tega memarahi si bungsu.

"Masuk aja, Re. Pintunya ngga mba kunci."

Setelah mendapatkan izin untuk masuk ke kamar kakak perempuannya. Rere langsung bergabung dengan Tasya di ranjang miliknya itu. Sedangkan, si pemilik ranjang masa bodoh. Dia tetap melanjutkan tidurnya yang di ganggu oleh adiknya itu.

"Mba, Rere kangen tau sama Mba Cia. Semalem pas mba baru nyampe rumah, sebenernya Rere pengen ngomong kalo Rere pengen bobo sama Mba. Tapi kata Mas Esa, Mba Cia keliatan capek banget. Jadinya udah deh. Rere bobo sendiri."

Rere mengadu kepada kakak perempuannya sambil memeluknya dengan erat. Seolah membuktikan bahwa ucapannya itu benar. Dia rindu pada kakak perempuannya yang bisa dibilang jarang pulang. Ya, Tasya merupakan mahasiswa aktif di salah satu universitas yang berada di Jogjakarta. Sedangkan, keluarganya berada di kota Depok, Jawa Barat.

Keinginannya untuk melanjutkan pendidikan di kota pelajar sebenarnya sempat di tentang oleh Ayahnya. Karena, Ayahnya berpikir terlalu berbahaya jika Tasya jauh dari jangkauan orang tua. Tapi, Arsen meyakinkan ayahnya bahwa pilihan adiknya itu yang terbaik. Sekaligus melatih pribadi Tasya agar menjadi mandiri.

"Yaudah malem ini bobo sama Mba Cia. Eh btw, tumbe ibu belum teriak bangunin Mba? Biasanya udah heboh serumah kalo Mba Cia pulang?" Tanya Tasya

"Ibu ikut Ayah tadi ke Bogor. Katanya Om Sigit sakit. Terus kayaknya juga pulang malem sekalian nengokin eyang."

"Esa mana?"

"Mas Esa masih bobo tadi."

"Mas Arsen?"

"Lagi nyuci mobil. Mau ngapel Mba Krystal kayaknya. Mba Cia nanti sore mau pergi ngga?"

"Engga deh. Bingung mau kemana? Temen-temennya Mba juga pasti jalan sama pacar masing-masing."

"Emang Mas Bagas ngga ngapelin?"

"Sibuk. Udah ah ayo bobo lagi. Mba baru tidur tadi abis subuh."

***

Pukul 10, Tasya bangun karena mencium aroma masakan yang sangat menggoda. Sudah dipastikan kalau ini adalah perbuatan kakaknya, Mas Arsen. Mas Arsen punya cara tersendiri untuk membangunkan adik-adiknya. Salah satunya menggoda mereka dengan masakannya yang kata Rere seperti restoran bintang 5.

Dilihatnya Arsen sedang membuat makan siang bersama adik laki-lakinya. Mahesa, biasa dipanggil Esa. Sebetulnya keberadaan Esa hanya mempersulit dan membuat pusing Arsen. Memang agak unik adik laki-lakinya ini. Ketika 3 saudaranya dikaruniai keahlian memasak. Sedangkan Esa, hanya dikaruniai keahlian memakan.

"Mas Arsen. Ini sayurnya tinggal di pindahin ke piring aja kan?? Terus ini sambelnya mau di ulek atau di blender aja??"

"Pake mangkok. Kalo pake piring nanti kuah sayurnya meleber. Sambelnya ya di uleg dong. Kalo di blender, si Rere suka komen."

"Nanti air cabenya muncrat gimana?"

"Lebay banget. Yaudah ini goreng aja. Mas aja yang bikin sambelnya."

Melihat dua saudara laki-lakinya adu mulut. Mau tak mau Tasya harus turun tangan. Hari ini, dapur menjadi milik mereka berempat. Tidak ada ibu yang akan marah-marah apabila melihat wajan penggorengannya menghitam karena Esa melakukan kesalahan dalam menggoreng telur.

"Mba Cia aja yang goreng. Esa bangunin Rere aja. Suruh mandi sekalian ya."

"Loh, udah bangun?? Padahal tadinya mau bikin kejutan buat Mba Cia." Kaget Esa saat melihat kakak perempuannya sudah bangun. "Yaudah, Esa bangunin dek Rere dulu ya mba, minta tolong gorengin hehe.." pamit Esa.

"Udah cukup tidurnya dek?" Tanya Arsen pada Tasya

"Udah mas. Mas Arsen masak apa?"

"Ayam kecap kesukaannya kamu, terus tempe penyet pesenan Rere, sama telur balado favoritnya Esa."

"Lah? Kesukaannya Mas Arsen?"

"Semuanya mas suka kok. Udah belum itu goreng tempenya?"

"Udah kok."

Setelah selesai membantu sang kakak laki-lakinya memasak. Kedua adik Tasya juga telah selesai mandi. Kini mereka berada di ruang makan untuk makan siang bersama. Ayah selalu mewajibkan untuk makan bersama apabila semua anggota keluarga berada dirumah, tidak sibuk dengan urusan masing-masing. Namun kali ini, Ayah dan Ibu tidak ikut karena harus mengunjungi saudaranya.

Mereka semua makan dengan lahap. Setelah selesai makan. Seperti biasa para bungsu bertugas untuk mencuci piring. Dan para Kakak menunggu di ruang keluarga sambil menonton film. Agenda weekend kali ini adalah menonton film bersama. Mumpung ibu ngga ada kalau kata Rere.

"Kuliah gimana dek? Lancar?" Tanya Arsen. Arsen selalu memanggil Tasya dengan imbuhan adek jika mereka sedang berdua. Tapi, jika adik-adiknya ikut bergabung dengan mereka berdua, Arsen memanggilnya dengan Mba Cia. Ya, Cia adalah panggilan khusus dari keluarganya.

"Lancar kok mas. Mas gimana kerjanya? Jadi mau lamar mba Krystal tahun ini?" Tanya Tasya

"Jadi dong. Doain ya.. Mas rencananya nanti pas anniv. Udah bilang sama ibu-ayah juga kok. Mereka juga setuju."

"Ihhh mas Arsen mau lamar mba Krystal ya??" Tanya si bungsu sambil membawa cemilan diikuti Mahesa

"Doain aja ya.. Kan Rere sendiri yang minta mas Arsen buat cepet-cepet lamar mba Krystal."

"Iya sih.. eh eh mas Arsen sama mba Cia udah tau belum? Mas Esa punya pacar tau". Adu si bungsu

"Idiih apaan. Siapa yang pacaran sih dek. Kan mas Esa cuma temenan doang." Sahut Esa

"Gosipnya udah nyebar tau mas. Anak-anak OSIS juga bilang katanya mas Esa pacaran sama mba Rinda."

"Rinda yang dulu temen TK kamu mas?" Tanya Tasya pada Esa

"Iya mbaa.. mba Rinda yang ituuu.." yang menjawab bukan Esa, melainkan Rere.

"Bocil sok tau deh. Engga mba, mas tuh ngga pacaran. Kan mas udah janji sama mas Arsen sama mba Cia buat ngga pacaran dulu karena mau ujian." Kata Esa

"Mas Arsen ngga ngelarang kok kalo Esa mau pacaran. Cuman mas Arsen mau pesen ke Esa kalo Esa pacaran, ngga boleh turun nilainya." Pesan Arsen

"Setuju sama mas Arsen. Kalo itu bikin mas Esa lebih semangat belajar, mba Cia dukung. Tapi inget, ibu sama ayah pasti ngga ngebolehin. Apalagi mas Esa udah kelas 12 sekarang. Tapi kalo mau berteman dekat aja, gapapa. Asal mas Esa ngasih pengertian ke Rinda. Jangan suka bikin anak perempuan nangis kaya mas Arsen dulu." Kata Tasya

"Emang mas Arsen playboy ya dulu?" Tanya Rere

"Engga dong. Mas Arsen mah Setia orangnya." Jawab Arsen jumawa

"Heleh.. setiap tikungan ada" jawab Tasya dan Esa kompak.

"Kok jahat kalian ke mas?"

"Wkwk kasian mas Arsen..."

Ya.. seperti itulah akhir pekan yang mereka habiskan. Kalau siang hari mereka berkumpul sambil nonton film bersama, kalau malam hari. Yang punya pasangan pergi bersama pasangannya.

***

Silakan tinggalkan komen🙏🏻

Let It All GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang