Suasana hening kini menyelimuti mobil mewah milik Wija, tak ada satu pun kata yang keluar dari mulut laki laki itu maupun Kalena. Yap karena ucapan Wija yang mengatakan bahwa dirinya adalah calon suami Kalena dan keberanian Wija menelpon Tiffany sehingga terungkap kejelasan bahwa perkataan Wija benar adanya membuat Kalena mau ikut bersama Wija
Wija akui cukup sulit membawa Kalena pergi mengingat perempuan itu adalah kesayangan satu sekolah terutama Gyorin dan Hellen yang tadi membombardirnya dengan banyak pertanyaan membuat nya mau tak mau menjawab walau malas
Masih teringat jelas perkataan frontal Gyorin yang membuat harga dirinya sedikit tercoreng "lo pedofil ya? Lo mau nyulik anak gue kan? Ngaku gak lo!" Perkataan Gyorin membuat semua murid yang ada di sana jadi ribut dan memasang wajah garang seolah olah siap menghajar nya jika perkataan Gyorin benar adanya
"Bisa bisanya teman kamu kira saya pedofil" Ucap Wija tak habis pikir. Emang penampilannya kayak om om tua bangka yang mau nyulik anak anak apa? Dia juga ogah kali nyulik anak orang
"Emang pedofil tuh apa? Kok kak Al mukanya kayak kesel habis gyorin bilang gitu?" Tanya Kalena, akhirnya terbuka juga percakapan di antara dia insan dalam mobil ini dan ya Kalena manggil Wija dengan sebutan kak Al karena nama depan Wija itu Aldeno
Wija yang semula menatap keluar jendela kini beralih menatap Kalena yang juga menatapnya. Ingin heran karena bisa bisanya Kalena tak tau apa itu pedofil tapi seketika ia mewajarkan Kalena tak tau karena kondisinya yang tidak memungkinkan untuk gadis itu tau
"Pedofil itu orang jahat, lebih tepatnya orang tua bangka yang suka nyulik anak anak untuk kepuasan sendiri" Ucap Wija menjelaskan secara singkat, meskipun mereka belum dekat dan malas bicara sebenarnya setidaknya Wija harus memberitahu hal yang berarti buruk untuk di hindari Kalena
"Oh...jadi kalau ada orang tua yang mau culik anak anak itu pedofil ya kak Al?" Tanya Kalena, kali ini dia mau memastikan biar ga salah tangkap
Wija menghela nafasnya.....
"Sudah jangan di bahas lagi, lebih baik fokus sama jalan" Ucap Wija mengakhiri topik tak bermutu siang ini, Kalena pun diam menuruti ucapan Wija seperti seorang anak yang menuruti ucapan orang tuanya
Susana hening kembali menyelimuti seisi mobil seiring dengan berhentinya mobil karena tertahan lampu merah. Kalena sedari tadi sibuk menghitung banyak mobil merah yang tertangkap mata di jalan dan Wija yang sibuk dengan berkas pekerjaannya yang ga selesai selesai, ga capek apa tu orang bacain semua berkas? Tapi ya begitu lah Wija
Wija menutup berkas berupa proposal yang nanti akan di jadikan bahan meeting kecil di tengah pertemuan pribadinya dengan tuan Watanabe. Seharusnya pertemuan itu hanya berisikan acara makan bersama dan bermain bowling tapi Wija sengaja pengen bahas sedikit soal kerjaan sama tuan Watanabe jadi lah dia minta manager nya buat bikin
Wija menoleh pada Kalena yang terlihat duduk dengan tenang sembari menatap keluar jendela lalu beralih melihat jam tangan nya, ternyata sudah pukul 2.15 siang
"Kalena" panggil Wija dan si pemilik nama menoleh
"Iya kak Al kenapa?" Tanya Kalena balik
"Kamu sudah makan siang atau belum?" Tanya Wija membuat Kalena berpikir dia sudah makan apa belum ya?
"Belum kak Al tadi istirahat pertama Kal ga makan soalnya udah sarapan di rumah terus istirahat ke dua Kal mam es krim stroberi, di beliin sama Gyo" Jawab Kalena, membuat Wija memasang wajah merenggut, kenapa gadis itu terlihat menggemaskan saat menjawab dengan wajah polos begitu