05 - Takut

159 12 7
                                    

"saya titip Inggit dulu ya mbak, tolong jagain" kata Agung ke art dirumah "iya pak" kata mbak art "nanti siang beliin bubur ya, Inggit lagi gamau makan nasi" kata Agung "iya pak" kata mbak art.

Hari ini Agung harus ke kantor buat ngurus beberapa keperluan.






















Agung megang kepalanya yang abis dipukul sama Inggit pake mainannya "pak saya telpon ambulan ya" kata mbak art yang udah panik lihat darah yang keluar dari kepalanya Agung. Sementara Inggit? Inggit terlihat seperti orang yang kebingungan setelah mukul suaminya barusan, terlihat juga wajahnya yang ketakutan dan Inggit mulai ngegigit kuku tangannya tanda kalau dia bener bener takut.



Mobil ambulan pun datang dan Agung dibawa ke rumahsakit.
















Sore ini, Inggit tiba tiba sedikit ngamuk. Agung berusaha nenangin istrinya tapi yang didapat malah Inggit mukul kepalanya Agung pake mainannya yang bersudut tajam dan sedikit berat.
















"Aku jahat aku jahat" kata Inggit sambil mukul kepalanya "ini semua gara gara kamu, kalau Agung tidak memilih kamu. Pasti Agung tidak akan seperti sekarang" kata mamanya Agung "aku- aku jahat" kata Inggit "ya kamu memang jahat" kata papanya Agung. Isakan tangis pun terdengar dari Inggit dan Inggit pergi entah kemana.






"Gimana keadaan anak saya dok?" Tanya papanya Agung "cuma luka goresan, tapi memang agak dalam dan perlu dijahit. Alhamdulillah lukanya juga tidak mengenai organ di kepalanya" kata dokter "tapi sudah bisa langsung pulang?" Tanya mamanya Agung "boleh" jawab dokter.














"Inggit mana?" Tanya Agung "pergi, gatau kemana. Kamu gak usah lagi lagi deh mas nyari Inggit, toh gak guna juga" kata papanya Agung "pa, kok gitu ngomongnya? Dia istri aku" kata Agung terus langsung beranjak dari brangkar yang tadi dia tiduri. Tidak peduli dengan kepalanya yang masih sedikit pening.


















Agung terus mencari istrinya di sekitar rumahsakit, dia yakin Inggit gak akan pergi jauh dari rumahsakit.
















Dan ya pas Agung lewatin lorong yang sedikit sepi, Agung lihat istrinya yang duduk di salah satu kursi sambil mukul mukul kepalanya, Agung bisa lihat gimana Inggit mukul kepalanya sendiri itu gimana, itu kenceng banget.

Agung mendekat ke arah istrinya dan dengar Inggit bilang "aku jahat" berkali kali.




Agung duduk disamping istrinya, dan Inggit masih belum sadar. Agung megang tangan istrinya yang dipake buat mukul kepalanya. Agung bisa lihat hidungnya Inggit yang mulai keluar darah "jangan dipukul, nanti kepala kamu sakit" kata Agung "aku jahat" kata Inggit "kamu nggak jahat sayang" kata Agung "kamu baik" kata Agung terus meluk istrinya "aku jahat" kata Inggit lagi.

Lebih sakit denger kalimat yang dikeluarkan Inggit daripada apa yang dilakuin Inggit tadi.



















Agung ngelus kepala istrinya yang lagi tidur tapi dalam keadaan yang sedikit gelisah, berkali kali Inggit menangis saat dia tidur. Dan bilang "maaf, aku jahat".

Agung meluk istrinya seerat eratnya. Dan Inggit sudah terlihat lebih tenang dan nggak berkata kalimat jelek itu lagi.










































Keesokan harinya



"Mbak, Inggit mana ya? Kok nggak ada diteras?" Tanya Agung yang abis dari kebun dan nyari istrinya yang tadi main diteras dan sekarang udah nggak ada "tadi diteras pak" kata mbak art "nggak ada" kata Agung. Mbak art nya langsung panik sih.
















My Autism WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang