"Ayo kita bertemu lagi di kehidupan selanjutnya"

205 16 13
                                    

Agung POV










Baru saja aku merasakan tidur yang sedikit tenang. Bahkan mungkin belum ada satu jam, tapi mbak art sudah membangunkanku. Wajahnya terlihat sedikit cemas "kenapa mbak?" Tanyaku, ah kepalaku agak pusing karena baru tidur dan terbangun dalam keadaan kaget "bu Inggit masuk ICU pak" jawab mbak art, mataku seketika membulat, rasa kantuku pun hilang "tau dari mana?" Tanyaku "ibu telpon" jawab mbak art, aku menyalakan hp ku, dan ya ratusan panggilan tak terjawab pun masuk.

















Aku langsung pergi ke rumahsakit lagi. Aku langsung bergegas menuju ruang ICU sesampainya di rumahsakit.


Aku sudah melihat ayah dan ibu yang menunggu di ruang tunggu untuk pasien yang ada di ruang ICU. Mata mereka terlihat sembab. Apa ini? Kenapa aku telat.





Ayah memelukku seerat eratnya, aku bingung "kalau Inggit pergi, kamu harus ikhlas ya" bisik ayah. Air mataku seketika jatuh, aku melepas pelukan ayah mertuaku "apa yang ayah katakan?" Kataku.
















Aku melihat istriku dari kaca transparan di ruang ICU. Didalam sana, Inggit bermain sendiri dengan kertas kertas origami yang aku berikan tadi saat aku masuk kedalam ruang ICU. Aku tidak bisa memeluknya sekarang. Tapi dia terlihat baik baik saja. Walau banyak alat medis yang tertempel dibadannya.

Itu istriku, dia bisa menyembunyikan jutaan rasa sakit yang dia rasakan. Aku kadang berfikir bagaimana mungkin dia masih bisa bermain ditengah sakit yang dia rasakan. Tapi, sekali lagi. Itu istriku yang memang istimewa.



































"Main lagi yuk" ucapku sambil mengelus kepala istriku "kita beli es krim yang banyak nanti" ucapku lagi. Aku mendongakkan kepalaku ke atas agar air mataku tidak jatuh "jangan nangis" kata Inggit dan mengelus pipiku, sentuhannya benar benar lembut, aku memegang tangannya dan menciumnya "ayo main, kamu harus sehat" ucapku "kamu mau es krim? Kita nanti beli yang banyak" ucapku.















Sayang, waktu untukku ada didalam ICU hanya diberi 15 menit. Rasanya masih sangat kurang.














Hari ini tepat hari ke 5 istriku ada diruang ICU. Kondisinya sudah mulai lemah, aku bahkan selalu menangis waktu ada didalam ICU.

Istriku memang sangat kuat, dia masih bisa bercanda walau badannya sakit.




























































"Ya Allah, kalau memang Inggit harus sudah harus pulang. Tidak apa apa. Mungkin waktunya untuk menghibur di dunia, sudah selesai" ucapku waktu berdoa setelah sholat ashar.

Hari ini, pertama kalinya aku menangis saat sujud dihadapan Allah.



















Hari ini, menjadi hari ke 13 Inggit ada di ICU. Dia sudah mulai tidak sadar, tapi dia masih kuat untuk berbicara.




Aku sudah benar benar ikhlas jika istriku kembali pulang. Tidak masalah, setidaknya Inggit sudah tidak sakit lagi. Walau setelah itu harus aku yang merasakan sakit.































Malam sekitar pukul 8. Aku kembali masuk kedalam ruang ICU karena dokter bilang, Inggit mencariku.

Aku memegang tangannya yang sudah dingin. Aku mendengar suara alat rekam jantung yang memberikan jeda yang lumayan panjang.




Inggit memiringkan posisi tubuhnya menjadi menghadap padaku. Dia menatap mataku, dengan tatapan yang sangat dalam. Aku belum pernah ditatap seperti ini "aku berharap, aku diciptakan kembali. Dalam wujud yang sempurna. Dan kita bertemu, di kehidupan yang selanjutnya di kehidupan yang abadi" ucap Inggit, aku kaget. Dia bicara seperti itu.





Aku mengelus pipinya secara lembut, detik detik terakhir dimana Inggit mulai menutup matanya.















Istriku, dia sudah pulang.


























Author POV










Beberapa waktu yang lalu


















"Mas ganteng hehehe" kata Inggit waktu pakaikan bedak ke suaminya "diapain lagi nih" batin Agung yang sudah deg degkan, dan pas buka mata rasanya bener bener mau pingsan "gantian kamu" kata Agung yang tentu gak mau kalah dong.














Haha tawa perempuan cantik itu terus menggema didalam kamar kala suaminya mendandaninya dengan ala kadarnya.


"Foto dulu" kata Agung terus ambil hp dan selfie "mau lihat" kata Inggit terus meraih hp suaminya. Agung ikutan ketawa waktu lihat Inggit ketawa, gatau apa yang lucu pokoknya ikut ketawa.




















Kembali ke hari ini...















"Mas, udah yuk" kata ayahnya Inggit ke Agung yang masih diam sambil melihat jenazah yang terbaring didepannya "sebentar lagi yah" kata Agung "kasian Inggit kalau lama lama" kata mamanya Agung "biar istirahat" kata mamanya Agung terus ngelus punggungnya Agung.



"Biar aku cium lagi, untuk yang terakhir kali" kata Agung "air matanya jangan sampai kena ya" ucap ibunya Inggit.



























































"Ayo kita bertemu lagi di kehidupan yang selanjutnya, walau dengan versimu yang berbeda"

My Autism WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang