Enam

5 2 0
                                    

Happy reading ❤️

Hari ini adalah hari Minggu dan gadis yang masih bergelung di dalam selimut nya adalah Nadira, sosok gadis yang semalaman menangisi hal yang emm agak tidak penting. Bukan tanpa alasan Nadira menangis semalaman, setelah kejadian menyampaikan sesuatu kepada Galang, gadis itu marathon Drakor yang membuat mata nya kini sembab dan menyebabkan kantuk hingga sampai pukul 09.00 dia belum juga bangun.

Biasanya di hari Minggu seperti ini, Nadira akan mengisi pagi nya dengan lari pagi keliling komplek atau ikut bik Wati (asisten rumah nya) pergi ke pasar.

Tok

Tok

Tok

Ketukan pintu mulai terdengar tepatnya di kamar Nadira.

Tok

Tok

Tok

"NADIRAAA." Teriak seseorang sambil terus mengetuk pintu kamar Nadira.

"Buset dah ni bocah satu." Gumam Sandra.

Ya, yang datang pada hari Minggu ini adalah Sandra, Sahabat yang sudah dianggap seperti saudara nya sendiri.

"RAAA." Teriak Sandra lagi.

Sementara Nadira yang masih berada dialam mimpi mulai terusik dengan suara bising yang kini mulai merusak gendang telinganya.

Nadira yakin bahwa itu bukan suara bik Wati apalagi mami nya. Pemilik suara cempreng seperti itu hanya lah sahabat semata golek nya.

Dengan tingkat kadar kesadaran yang masih di bawah normal, Nadira dengan terpaksa membuka matanya untuk menyapa satu makhluk yang masih setia didepan kamar nya.

" Masuk anjir kagak usah banyak bacot." Ucap Nadira ketika menemukan sandra masih stay di depan pintu kamar nya tanpa ada pergerakan sedikit pun.

"Lo tuh ya anak perawan jam segini baru bangun. Ngaca sana, tuh ingus pada beler kemana-mana." Kata Sandra yang kini sudah asik rebahan di kasur Nadira.

"Diem deh San, gue marah ya sama Lo."

"Utututu kesayangan nya akoehh ngga boleh mayah mayah yahh. Nanti ayang subak nya aku ambil loh." Ucap Sandra dengan nada yang dibuat-buat.

Mendengar nama panggilan ayang kesayangan di panggil oleh mulut pedas Sandra, Nadira tak segan segan melempar nya dengan bantal guling yang ada disebelah nya.

" Jangan bawa-bawa pacar gue ya." Kata Nadira yang kini malah asik dengan makanan ringan sisa semalam.

"Ra?." Panggil Sandra.

"Apaan?."

"Lo tadi malem ngapain aja sama Galang?." Tanya Sandra.

Nadira yang mendengar nama makhluk satu itu dipanggil agak sedikit kaget, pasalnya kalau nama itu disebut lagi dia akan teringat akan kejadian  kelam tadi malam.

"Ya gitu deh." Jawab Nadira sekenanya.

"Ngapain anjir?." Tingkat ke-kepoan Sandra sudah diluar batas saat ini.

NADIRATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang