Menjadi mahasiswa unggulan dan idaman para gadis tidak membuat Andra menjadi sosok playboy di kampusnya, bahkan dari ribuan mahasiswi Sevielle ia malah lebih baik mengencani Gaby, sahabatnya sendiri.
Liburan semester genap yang seharusnya menjadi w...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
by pin : @pattranite,s
Bukan quotes aku guys!
Met baca! ;))
***
"Kamu udah tau dari Lalita?" Andra mengangguk membuat tangis Anaya terus menjadi usai memeluk Andra. "Maaf, Dra. Maafin aku ...."
"Maaf kenapa?"
Anaya meregangkan pelukannya. Wajahnya merah karena terlalu banyak minum hingga mabuk.
"Maaf udah bohongin kamu selama ini, maaf udah kecewain kamu ... dan temen-temen kamu, bahkan orang lain juga disekitar ak—"
"It's okay kalo kamu udah mau jujur sekarang, kita bisa mulai semuanya dari awal, aku bisa atur supaya semua orang ngerti, ya?"
"Kamu bisa maafin aku, tapi aku belum tentu bisa maafin kamu dan diri aku sendiri."
"Kenapa?"
"Kamu tau nggak rasanya capek? Capek nutupin semua hal tentang diri aku, capek berubah jadi Aleya yang punya watak buruk, manja, hidup mewah, bisa milikin apapun yang dia mau dan sellau ngelakuin berbagai cara supaya dapet perhatian orang-orang di sekitarnya."
Kamu tau penyesalan aku apa sampe nggak bisa maafin diri sendiri? Penyesalan ketika aku mutusin kuliah dan tinggal Indonesia. Aku berekspetasi bahwa Aleya nggak akan libatin aku dan nyari masalah ke aku lagi yang jadi kakak angkatnya, tapi kenyataannya apa? Dia tetep libatin aku, sampai dia meninggal pun libatin aku, buat Papa marah besar dan he blames me for making Aleya die. Rasanya sakit tau nggak, disalahin orang yang disayang."
"Anaya, you're drunk. Sebaiknya aku anter kamu pulang." Andra hendak mengangkat Anaya untuk bangun, tapi gadis itu menepisnya.
"I'm not drunk, aku cuma tipsy! " Anaya kembali bercerita panjang lebar tentang dirinya, tentang ia yang kabur dan tinggal di Panti Asuhan, tentang keluarganya yang bercerai sejak kecil, tentang dia yang terpisah dengan adik laki-lakinya dan ibu yang menikah lagi. Sampai ada sebuah keluarga mengadopsinya dan bertemu kembali dengan sang ayah yang kini sakit jiwa, ibunya dan saudara laki-lakinya yang entah kemana.
Anaya tidak pernah menyusahkan keluarga barunya. Namun, semenjak Anaya dan Aleya sama-sama dewasa, Aleya mulai tidak menyukai Anaya yang selalu diperhatikan keluarganya sedangkan Aleya tidak. Hal itu menjadi pemicu hubungan keduanya tak lagi harmonis dan Aleya selalu membuat perselisihan agar Anaya tak diperhatikan.
"Sekarang jujur sama aku, jujur sejujur-jujurnya." Anaya mendesak Andra. "Kamu penyebab Aleya hamil?" Tarikan napas Anaya terus lakukan menunggu jawaban yang oeluar dari mulut Andra. Hingga ia kembali bertanya, "iya kamu penyebab Aleya meninggal?" Anaya menarik kaos Andra yang masih terbungkam. "Jawab Andra, jangan diem aja!"